Chapter II

236 36 3
                                    

Happy reading, guys!







Selain serakah, Chris itu juga brengsek. Karena Chris berbaur dengan manusia dan ia Alpha tanpa Omega, menjadikan Chris seseorang yang memiliki perangai buruk yakni mudah bergonta-ganti pasangan.

Anehnya Chris selalu berakhir dengan Felix. Seolah-olah Felix ditakdirkan untuk menjadi pelampiasan dan opsi terakhir Chris.

Seperti saat ini, setelah Chris berpisah arah dengan Felix setelah sesi seks kilat mereka, Chris menghampiri Aeri di cafetaria dengan berbekal 2 lembar tiket bioskop. Tentu saja dengan bermodalkan wajah tampan dan bakat merayu ulung nya ia sukses membuat gadis jepang itu menerima tawaran kencannya.

Lain hal nya dengan Felix, selama perkuliahan ia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapapun karena ia merasa terikat dengan Chris. Meskipun tidak ada larangan dari Chris ia berkencan dengan siapapun, tetapi tipikal pria setia seperti Felix menganggap melajang adalah bagian dari kewajibannya.

Felix melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Seiring langkah kakinya, ia merapalkan doa semoga Seungmin tidak menyadari kepergian mendadak nya dari perpustakaan tadi. Obsidian safir Felix menyapu ruangan perpustakaan namun tidak menemukan sosok teman se jurusan nya itu.

Felix kemudian menanyai Jungwoo yang kebetulan juga berada di perpustakaan sejak tadi. "Hyung, apa hyung melihat Seungmin? tadi dia duduk di sana sebelum aku tinggal sebentar." Felix menunjuk 2 bangku di depannya.

Jungwoo menoleh, ia berpikir sejenak, "Di cafetaria mungkin, tadi katanya sih mau makan siang."

Setelah mendengarkan jawaban sunbae nya itu, Felix segera melangkahkan kaki rampingnya menuju Cafetaria. Selain ingin menemui Seungmin dia juga merasa harus mengisi perutnya karena kehilangan banyak energi setelah sesi seks kilatnya.

"Disini Lix!." Seungmin melambaikan tangannya heboh ketika kehadiran Felix tertangkap di retina nya. Otomatis arah pandang Felix mencari sumber suara. Ia dapat melihat Seungmin dengan tas kulit coklat nya lengkap dengan setumpuk buku di meja nomor 4 sisi sebelah kanan.

Namun entah kenapa Felix malah lebih tertarik mengalihkan pandangannya ke arah berlawanan dari Seungmin tepat di pojokan sebelah kiri.

Di sana, mata Felix tak sengaja bertemu dengan netra milik Chris yang sedang menggenggam tangan Aeri seraya tersenyum manis. Felix merasakan dadanya tiba-tiba terasa nyeri saat melihat pemandangan itu seolah-olah seseorang baru saja menusuk nya tepat di jantung. Rasa sakit ini berbeda dari rasa sakit yang pernah ia rasakan, bahkan saat panah beracun yang pernah bersarang di dadanya ratusan tahun silam lalu, ia tidak merasakan sensasi sakit seperti saat ini.

Chris lebih dulu memutus tatapan mereka dan netra keemasan milik Chris kini sepenuhnya menyorot Aeri. Felix membuang tatap dari 'perselingkuhan terang-terangan' Chris dan melangkahkan kaki menuju meja Seungmin.

Memang tidak ada yang mengklaim satu sama lain sehingga Chris bebas untuk bersama siapa saja, namun bagi Felix ikrar yang pernah diucapkannya adalah harga mati untuk sebuah ikatan.

***

"bukankah 30 menit sudah tidak lagi memenuhi syarat yang namanya 'quickie'?," Pertanyaan sekaligus pernyataan Seungmin yang tiba-tiba membuat Felix tersedak Vanilla Latte nya. Buru-buru ia mengambil beberapa helai tisu untuk mengelap bibirnya. Sedangkan si pelaku yang membuat Felix tersedak bereaksi dengan santai.

"Apa maksud mu?." Felix pura-pura tidak mengerti. Ia masih menyibukkan diri dengan tisu di bibirnya enggan membalas tatapan Seungmin.

"Apa 'Savior' mu seorang perempuan? Atau ... Wah jangan bilang jika kalian adalah pasangan gay?." Seungmin menopang dagu dengan obsidian coklat nya menatap Felix penuh selidik.

DOUBLE KNOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang