DOUBLE KNOT

Chapter XIV

Selamat MalJum guys,

Langit malam semakin gelap ketika cahaya bulan tertutupi awan, bahkan bintang pun bersembunyi malu-malu. Binatang nocturnal sebagai penguasa malam juga enggan menampakkan keberadaan nya. Kemuraman ini semakin sempurna membuat semua makhluk hidup meringkuk malas saat gerimis perlahan turun ke bumi.

Menikmati waktu libur semester nya, Chris berencana menghabiskan hari-harinya bersama keluarga yang sudah 10 tahun tidak ia temui.

Saat pertama kali menginjakkan kaki kerumah, eomma, Brian, Nayeon dan Junhan menyambut Chris antusias.
Namun berbeda dengan sang ayah yang masih menatap bengis ke arah Chris. Kepala keluarga Bang itu masih kecewa dengan apa yang Chris lakukan dengan rubah Jiri itu.

Makan malam keluarga yang di selipi perang dingin ayah dan anak itu telah usai. Chris pun telah kembali ke kamar nya untuk membersihkan diri.
Setelah selesai mengeringkan tubuhnya, Chris melempar handuk sembarangan kemudian menghempaskan tubuh telanjang nya ke atas ranjang.

Ia mendesah lelah. Hari ini tubuh dan juga pikiran nya bekerja lebih ekstra. Chris mengusap wajahnya kasar, pikirannya berkelana kemana-mana sedang tubuh nya butuh istirahat.

Chris berguling-guling ke sisi kasur mencari posisi ternyaman agar ia bisa lekas tidur namun ternyata itu tidak mengubah apa-apa. Matanya tetap nyalang dengan pikiran yang terus mengurai masalah perdebatan nya dengan ayahnya.

Chris menghela nafas keras, ia menenggelamkan diri di dalam selimut dan memaksa matanya menutup.

Di dalam keheningan dengan suara samar gerimis di luar kamarnya, Chris berpikir sejenak bagaimana cara untuk merilekskan tubuh dan juga pikirannya.

Setelah memikirkan beberapa solusi Chris lalu merampas ponselnya di atas nakas dan menekan keypad ponsel dengan cepat, mencari situs dewasa tempat berkumpulnya tontonan porno.
Mungkin dengan menonton film dewasa dan ber onani bisa membuat ia lebih rileks.

Chris mengambil earphone dan memasangnya pada ponsel, ia mengklik satu video dan mulai memutar nya.
Video di mulai langsung ke intinya, desahan pemain wanita di film biru itu terdengar merdu namun berisik. Chris pun mulai meraba juniornya dan memainkan perlahan. Ia memejamkan mata memvisualisasikan jika si wanita pemain film itu sedang mengoral miliknya.

Namun yang muncul di benaknya, malah Felix yang tengah berlutut di antara kedua kakinya dengan tatapan sayu dan juga lapar.

Chris seketika membuka mata, jantung nya berdebar cepat mengingat itu. Wajahnya memanas dan juga kejantanan nya mulai menegang. Sial, Chris kembali merindukan bagaimana tangan kasarnya menyentuh setiap inchi tubuh Felix. Bagaimana lidahnya dengan lihai mengeksplorasi mulut Felix, mengecupi kulit mulus nya dan membubuhkan tanda kepemilikan di tulang selangka, paha dalam dan juga perut Felix. Ia ingin lagi mendengar desahan dari suara dalam dan rendah Felix, ia ingin menyentuhnya lebih banyak dan merasakan kehangatan miliknya di dalam Felix.

Chris rasa ia sudah gila, menyadari bagaimana pikiran, hati dan tubuhnya menginginkan Felix saat ini. Ia rasa kegilaan itu tumbuh karena tubuhnya sudah terbiasa berada di dalam Felix dan semakin terasa pas saat penyatuan mereka.

Setelah melalui perdebatan singkat antara melanjutkan onani nya dengan membayangkan Felix atau menghentikannya, akhirnya Chris menyerah menolak fantasi liarnya. Ia menyadari jika ia begitu menginginkan pria itu sekarang. Tetapi ia tidak punya keberanian untuk menemui Felix atau meminta bantuannya untuk terakhir kali, karena Chris sudah bersumpah pada dirinya sendiri untuk tidak menyentuh Felix lagi. Ia bertekad untuk tidak lagi jatuh pada seks dan manifestasi memabukkan serupa Felix.

Chris tidak bisa menahan dirinya lagi. Ia memejamkan mata seraya berfantasi Felix mengoral miliknya.

Setelah mencapai klimaks, Chris membaringkan tubuhnya. Ia mendesah lega karena orgasme membuat tubuhnya lebih rileks.