Chapter VI

164 37 4
                                    


Happy reading, guys!!!

Makasih komen dan love nya.
❤️❤️❤️❤️❤️









Di sela kegiatan makan Felix bertanya, "Han, Kau tinggal disini? Sudah berapa lama?" Yang ditanyai menjawab dengan anggukan. Kedua jemari ia acungkan sejajar dengan kepala membentuk huruf V sedangkan mulutnya sibuk menyeruput Ramyun.
Meskipun Felix dan Han sudah saling mengenal di tahun pertama Felix berkuliah, tetapi ia tidak terlalu mengetahui kehidupan temannya itu.

"Bagaimana kabar mu sekarang? Kau tinggal dimana?" Kali ini Hyunjin yang bertanya. Ketimbang mencicipi Ramyun nya yang masih mengepul, Hyunjin memilih memusatkan atensi kepada pria berambut hitam legam di hadapannya itu. Ada rasa penasaran yang tinggi dari tatapannya.

"Aku menyewa sebuah flat di belakang bar Heaven. Tempatnya tidak jauh dari sini."
Han menyadarkan tubuhnya ke kursi, "seperti yang kau tahu Hyunjin-ah, aku bukan lagi Jisung Masayuki jadi aku harus bekerja keras untuk membiayai hidup ku." Pandangannya menerawang jauh, memunculkan kilas balik dalam ingatan nya.

Perkataan nya senada dengan kondisi Han sekarang, berat badannya berkurang drastis dari yang terakhir kali Hyunjin lihat. Han yang dulu Hyunjin kenal adalah putra dari orang terkaya nomor 3 di Jepang yang hidupnya dianugerahi kemewahan dan status sosial tinggi sekarang telah menjelma menjadi orang biasa. Tidak ada lagi jam tangan Rolex yang melingkari pergelangan tangannya, sepatu mahal yang biasa ia ganti tiap kali model terbaru di launching kan, baju bermerk dari desainer ternama, lusinan pengawal dan juga kendaraan mewahnya. Han sekarang ini benar-benar seperti pria bangkrut yang telah kehilangan kejayaan dan harta nya. Namun, tidak terlalu menyedihkan melihat seberapa ekspresif dan juga lepas nya tawa Han saat bercerita. Tidak ada lagi intimidasi, kekangan atau topeng sosial ciptaan keluarga Masayuki, yang ada sekarang hanya Han dan kebebasannya yang terlihat lebih 'hidup'.

"Meskipun begitu, disini lebih baik daripada dirumah," senyum lebar Han mengatakan ia sudah menemukan kebahagiaannya sendiri.
Felix menatap Han tak percaya. Ia baru mengetahui fakta bahwa Han adalah putra dari keluarga Masayuki. Felix rasa, semua orang mengetahui betapa kaya dan otoriternya keluarga itu. Keberanian Han melawan sikap otoriter ayahnya adalah fakta lain yang juga menuai decak kagum Felix.

"Ngomong-ngomong, Hyunjin-ah, apa yang membawa mu ke Korea?."
Han cukup penasaran karena yang ia tahu keluarga Hyunjin tidak seperti keluarga nya, jadi tidak ada alasan bagi teman masa kecilnya itu untuk memilih jalan mengikutinya.

"Aku tidak percaya tuan Masayuki lebih rela membiarkan mu memilih menjalani kehidupan mengenaskan seperti ini. Tetapi, aku lebih tidak percaya lagi kau dengan kenekatan mu." Hyunjin menatap Han bersimpati. Percakapan terakhir yang mereka lakukan adalah di hari kelulusan angkatan kelas XII, ketika Han, selaku kakak kelas nya mengajaknya menepi dari hingar bingar pesta kelulusan untuk bercerita mengenai mimpi dan rencananya selanjutnya.

Ternyata Han tidak main-main rupanya saat ia mengatakan ingin pulang ke Korea dan mengejar mimpi nya. Hyunjin tidak bisa menebak seberapa besar pergolakan yang dilakukannya temannya itu mengingat ayah Han tidak lebih dari seorang diktator.

"Man, hiphop adalah soal passion dan passion adalah tentang kebebasan, kemerdekaan dan totalitas" bela Han dengan sikap kerennya.

"Hyunjin-ah, kau belum menjawab pertanyaan ku tadi." Kali ini Han berubah ke mode serius.

"Disini tempat kelahiran ku, kan?" Celetuk Hyunjin santai.
"Ah, iya" Han mengangguk-angguk setuju pada kalimat bermakna ganda yang Hyunjin ucapkan. Mungkin saja itu terlalu pribadi untuk Hyunjin katakan terlebih kepada Han dan bahkan pada Felix yang baru ia kenal.


***




"Aku iri padanya, playboy brengsek itu mudah sekali mendapatkan pacar" Han mengarahkan ujung sumpit nya kearah pria yang baru saja memasuki restoran dengan menggandeng seorang perempuan. Mengabaikan arah tunjuk Han, Felix memasukkan satu suapan Ramyun yang dari tadi belum disentuh kedalam mulutnya.

DOUBLE KNOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang