Chapter IV

189 39 2
                                    


Happy reading, guys!

Makasih bintang dan komen nya ❤️❤️❤️


Felix menjulurkan tangan ke atas, ingin menjangkau buku yang terletak di bagian rak agak tinggi. Kehadiran seseorang dengan sentuhan jari yang sehangat mentari tatkala tangan mereka bersentuhan mengejutkan Felix.
Keterkejutannya belum usai saat ia menoleh. Ia mendapati pria pirang dengan netra cokelat karamel di depannya juga mencari buku yang sama.

"Apa kau suka membaca buku semacam ini?," Pria itu menatap buku yang baru saja ia dapatkan.

Seakan terhipnotis, Felix tidak mendengarkan apa yang pria itu katakan. Fokus Felix jatuh pada bibir tebal yang berwarna merah muda alami dan kini tengah sedikit terkuak basah saat berbicara. Keterpakuan membuat Felix kehilangan kemampuannya seolah-olah ia kembali ke usia balita yang sedang belajar mengeja.

"Felix?," Ulang Hyunjin. "Kau kenapa?." Suara itu kembali merusak fokus Felix. Meskipun ia baru dua kali bertemu dengan pria bernama Hyunjin itu namun suaranya terdengar sangat familiar.

"Tidak apa-apa kok," Felix bersuara dan mengerjapkan mata. Responnya yang kebingungan terlihat lucu dan menggemaskan dimata lawan bicaranya.

"Ini." Hyunjin tersenyum seraya memberikan buku itu ke tangan Felix.

"Apakah kau juga butuh buku ini?," Felix memasang wajah bersalah yang lucu.

"Tidak kok, aku hanya membantu mu mengambilnya." Hyunjin mengibaskan tangannya seolah ia tidak menginginkan buku itu. Hyunjin sedikit merutuki dirinya mengapa ia tiba-tiba gugup dan berbohong kepada Felix. Jelas saja, tujuannya kemari adalah mencari buku bersampul cokelat dengan judul "구미호" yang telah berpindah tangan itu. Bahkan ia telah berkeliling ke semua tempat hanya untuk mencari buku itu.

Namun, ketika Felix menyunggingkan senyum dan mengucapkan terimakasih, Hyunjin menyadari pengorbanan kecilnya telah terbayar tuntas. Bahkan Hyunjin rasa, ia mau melakukan seribu kali pengorbanan semacam ini hanya untuk melihat senyum malaikat Felix.

"Kau ingin mencari buku apa?," Felix tidak bisa mencegah dirinya sendiri untuk tidak penasaran dengan apa yang dilakukan pria itu disini.
Hyunjin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dengan alis saling bertautan, ia terkekeh "Sepertinya tidak ada disini."

Mencoba mengesampingkan obrolan basa-basi, Felix berdeham, "Omong-omong setelah ini kau ingin kemana atau masih adakah buku yang ingin kau cari disini?,"

Hyunjin mengedikkan bahu sembari menunjukkan camera Fujifilm XF10 nya, sebenarnya ia juga tidak punya tujuan khusus selain mencari buku. "aku sedang mencari inspirasi untuk tema lukisan ku" utara Hyunjin akhirnya.

"Aku merekomendasikan istana Gyeongbokgung. Pemandangan istana nya sangat bagus, kau tidak akan menyesal berkunjung ke sana. Letaknya pun tidak jauh, hanya sekitar 500 meter dari sini kok," Felix berseru kelewat antusias.

Pria jangkung itu menyamai langkahnya menuju meja kasir, "Sepertinya menarik, ayo tunjukkan padaku tempatnya."
Hyunjin bersemangat dengan rekomendasi Felix. Ia refleks mengaitkan lengannya pada lengan Felix. Aksi Hyunjin tersebut membuat Felix terkesiap. Ia kembali merasakan debaran yang aneh. Lagi-lagi Felix meyakinkan dirinya bahwa perasaan itu hadir hanya karena Hyunjin mirip dengan cinta pertamanya.

***

Ketika mentari melewati titik kulminasinya, Felix dan Hyunjin telah berada di gerbang utama yang memisahkan Gyeongbokgung dengan rutinitas sibuk kota Seoul.

Langkah mereka terarah menaiki beberapa anak tangga menuju balai istana . Hyunjin segera mengabadikan sebuah tandu jalan berpola phoenix dan anggur dalam bidikan kamera.

DOUBLE KNOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang