"Semoga kau tumbuh dengan cantik" ucap Felix ketika selesai menyatukan setangkai bunga yang batang nya telah patah entah karena apa. Felix merapalkan sebuah mantra yang sudah dihafalnya selama ribuan tahun. Mantra itu adalah anugerah dan penanda statusnya sebagai penjaga keseimbangan makhluk gunung.
Secara ajaib, mantra nya berhasil membuat batang bunga itu tersambung lagi dan kuncup yang layu kembali tegak.
Felix tersenyum puas dengan pekerjaan nya. Ia kemudian melanjutkan langkahnya menyusuri setiap sisi hutan.
"Kraakk"
Bunyi ranting pohon yang terinjak oleh sesuatu terdengar oleh telinga nya, refleks ia menoleh ke arah sumber suara. Tidak ada siapapun, hanya ada ceceran darah dan bau werewolf yang tertinggal.
Felix mengikuti setiap jejak tetesan darah itu dan berakhir di balik tumpukan batu besar. Seorang werewolf kecil yang tampaknya baru belajar berburu bersembunyi di balik tumpukan batu besar. Kondisinya sangat memprihatinkan, werewolf jantan itu terbaring lemah dengan darah merembes dari perutnya.
Felix mengubah wujudnya agar bisa memasuki celah batu dan membawa werewolf malang itu dari sana.
"Hey, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Tanya nya khawatir. Felix telah kembali ke tubuhnya
manusianya dan membaringkan werewolf kecil itu di atas rumput.Mendengar pertanyaan Felix, werewolf kecil itu hanya mengerang lemah sebagai jawaban.
Felix kemudian meraba perut werewolf itu, ia memejamkan mata untuk memaksimalkan kemampuannya memeriksa sedalam apa luka nya.
"Luka nya cukup parah" gumam Felix setelah ia membuka kedua matanya.
"Kau tunggu sebentar disini, aku akan mencari ramuan untuk menyembuhkan luka mu." Titah nya sebelum melesat membelah hutan.
Werewolf kecil itu hanya bisa menunggu dan mengerang lemah menahan sakitnya."Kau harus tetap sadar dan berada di wujud werewolf karena tubuh manusia mu tidak bisa menahan luka separah ini." Bisik Felix ke telinga nya. Bocah kecil yang ingin berganti wujud itu mengangguk lemah dan mengurungkan niat shift nya.
"Aku janji ini tidak akan lama." Ucap Felix seraya mengelus kepala werewolf itu untuk menenangkan nya.
Felix segera meletakkan ramuan dari tanaman liar yang dipetiknya barusan ke atas luka di perut werewolf itu.Ia memejamkan mata dan mulai merapalkan mantra. Jerit kesakitan lolos dari celah bibir werewolf itu, kuku nya yang tajam mencakar-cakar rumput sebagai cara menyalurkan rasa sakitnya, ketika ramuan beserta mantra mulai mengaliri setiap aliran darahnya. Kaki nya yang patah serasa ditarik dengan keras, luka di perutnya terasa seperti baru saja di jahit tanpa bius. Menyakitkan sekali untuk ukuran werewolf yang belum belajar melatih diri.
Werewolf itu terengah-engah, sepasang matanya yang berair mengerjap-ngerjap seiring genggamannya pada rumput terlepas.
Rasa sakit yang mendominasi perlahan pudar digantikan oleh rasa dingin dan menenangkan dari ramuan yang membaluri lukanya.Werewolf kecil itu mengubah wujudnya menjadi manusia dan menghampiri Felix yang tengah bersandar di batang pohon pinus dengan mata tertutup.
"Samchon, kenapa?" Tanya nya khawatir. Tangan mungil nya mengelus pipi Felix lembut.
Sepasang iris cokelat gelap dengan setetes cairan bening yang sedang menatapnya adalah pemandangan pertamanya saat Felix membuka mata.
Felix mengelus rambut abu-abu werewolf itu dan tersenyum lemah, "aku tidak apa-apa. Bagaimana luka mu?""Terimakasih samchon telah menolong ku. Sekarang luka ku sudah sembuh. Jika tidak ada paman aku tidak tahu bagaimana nasib ku, mungkin aku tidak akan pernah bisa kembali ke Sobaek lagi" werewolf kecil itu menghapus air di sudut mata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE KNOT
FanfictionHyunjin dan Felix terikat dalam garis takdir, bahkan takdir itu terus bergulir dalam reinkarnasi nya. Namun, Keserakahan yang menyusupi Chris, membuat ia terikat dengan Felix dalam cincin perak. Ketika akhirnya Felix menemukan Hyunjin, ia menyadari...