part_14 (Kecewa)

220 30 5
                                    

Karena kondisinya sudah mulai membaik, Kiesha pun memutuskan untuk ke sekolah karena dia tidak ingin hanya tidur di rumah, baginya itu sangat membosankan.

"Ica, kamu kan belum sembuh pulih sayang," ucap maminya.

"Iya Ica, kamu istirahat dulu, nanti kalau sudah sembuh baru ke sekolah," sahut Daddynya.

"Mommy, Daddy, aku udah sembuh kok," timpal Kiesha.

"Tapi ca..."

"Udah ya mom, Ica berangkat," pamit Kiesha yang tak ingin mendengar lebih banyak ucapan mommynya. "San, Lo mau bareng gak?" tanyanya kepada Sandy yang sejak tadi diam.

"Emang boleh?" tanya balik Sandy.

"Boleh lah sayang, kan Ica kakak kamu," jawab mommynya seraya merangkul dan mengelus pundak Sandy.

"Kamu berangkat sama Ica," timpal Daddynya.

"Iya mom, dad, kalau gitu Sandy berangkat sama kak Ica ya," pamit Sandy seraya mencium punggung tangan orang tuanya.

*****

Pagi ini terasa berbeda bagi Saskia karena kejadian semalam. Ia sama sekali tak ingin berpamitan ke orang tuanya seperti biasanya.

"Kia," panggil maminya.

"Sini sarapan dulu," ajak papinya.

Saskia menoleh dan menatap sinis ke orang tuanya, lalu dia berbalik dan menarik tangan Clay.

"Kak Clay berangkat yuk," ajak Saskia.

"Ayo," sahut Clay dengan tatapan sinis ke orang tuanya.

Clay menyalahkan dirinya sendiri atas peristiwa yang terjadi semalam. Namun dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena dia sangat mengerti karakter orang tuanya. Yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah ingin membahagiakan Saskia dan melihat Saskia tersenyum kembali.

*****

Mobil Kiesha dan Clay datang bersamaan. Mereka parkir di tempat yang sama, seperti biasa mobil Kiesha sebelah kanan dan mobil Clay sebelah kiri.

Betapa terkejutnya Saskia dan Clay saat melihat Sandy keluar dari mobil Kiesha. Saskia langsung keluar dari mobil dan menghampiri Sandy yang masih berdiri di dekat Kiesha.

"Pagi Sandy," sapa Rey sebelum Saskia datang.

"Pagi juga."

"Sandy," panggil Saskia yang sedang dalam keadaan emosi.

"Kia, pagi," sapa Saskia dengan ramah.

"Pengkhianat," bentak Saskia yang emosinya memang sedang tidak stabil.

"Maksud Lo apa?" tanya Sandy.

"Lo jahat, Lo udah khianatin gue, katanya sahabat tapi Lo malah rebut Ica dari gue!" Bentak Saskia dengan suara yang semakin meninggi.

"Kia Lo salah paham, gue bisa jelasin," sahut Sandy seraya meraih pergelangan tangan Saskia.

"Lepas!" Saskia menepis tangan Sandy dengan keras hingga Sandy sedikit hilang keseimbangan.

"Sandy," lirih Kiesha seraya menahan tubuh Sandy. "Eh Lo, jangan sekali-kali Lo kasar sama Sandy," bentaknya seraya menunjuk Saskia. "Dan Lo jagain tuh adik Lo," lanjutnya seraya menoleh ke arah Clay.

"Lo juga jangan kasar gitu dong sama adik gue," sahut Clay tak terima Saskia dibentak oleh Kiesha.

"Bacot," ujar Kiesha. "Ayok san, gue antar ke kelas," ajaknya seraya menggenggam tangan Sandy.

Sementara Saskia hanya bisa diam mendengar ucapan Kiesha. Apalagi dia dibentak hanya karena untuk membela Sandy.

"Kia, Lo gak papa?" tanya Clay.

Saskia hanya menggeleng.

Tak lama Aqeela dan Ratu datang karena mendengar dari teman-temannya atas keributan yang terjadi diantara kedua sahabat mereka.

"Kia Lo kenapa, Sandy mana?" tanya Aqeela dengan lembut.

"Sebenarnya ada apa sih Ki?" tanya Ratu.

"Gue gak mau bahas ini dulu," jawab Saskia yang masih menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong.

"Qeela, Ratu, gue minta tolong bawa Kia ke kelas ya," ujar Clay.

"Iya kak."

Aqeela dan Ratu segera menuntun Saskia ke kelasnya.

*****

Di depan kelas, Sandy menghentikan langkahnya dan diikuti oleh Kiesha.

"Kak Ica, harusnya kak Ica gak usah bentak-bentak Saskia kayak tadi," ucap Sandy kepada Kiesha.

"Cewek kayak dia pantas kok digituin," sahut Kiesha.

"Tapi kak, dia sahabat aku!"

"Sahabat gak akan mudah nuduh sahabatnya sembarangan kayak tadi, harusnya dia dengerin penjelasan Lo dulu dong, itu baru namanya sahabat!" ujar Kiesha dengan lembut.

Sandy diam, apa yang dikatakan Kiesha ada benarnya juga. Tapi walau bagaimanapun dia juga tidak bisa menyalahkan Saskia karena sejak awal dia tahu bagaimana perasaan Saskia terhadap Kiesha.

"Gak usah mikirin yang macam-macam, sekarang Lo masuk, belajar yang benar, jangan kecewakan Daddy sama mommy!" Kiesha mengelus kepala Sandy dengan penuh kasih sayang.

"Iya kak," jawab Sandy sambil tersenyum karena bisa merasakan ketulusan Kiesha.

Lagi-lagi Saskia melihat keakraban Kiesha dan Sandy, dan itu semua membuat Saskia semakin sesak. Perasaannya hancur, hatinya terasa panas dan seketika harapannya untuk bersama Kiesha lenyap begitu saja.

"Jahat Lo Sandy!" seru Saskia dengan suara pelan lalu berlari pergi meninggalkan Aqeela dan Ratu yang sejak tadi bersamanya.

"Kia!" teriak Aqeela dan Ratu bersamaan.

Mendengar teriakan itu, Sandy dan Kiesha langsung menoleh dan melihat Saskia berlari menyusuri lorong sekolah.

*****

Bersambung...

💞SENIOR PUJAAN HATI 💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang