10

741 108 32
                                    

.
.
.
.
.

"Kau yakin?"
Jay baru saja menerima laporan dari Euijoo tentang pertemuan yang direncanakan Kei.

"Informan kita mendengar tuan Sunoo menyebut nama Kim Hyeon Ki,"

Jay menghela nafas, wajah tenangnya tidak terusik, ia malah dengan santai meminum teh hangatnya.
"Si gengster bertubuh besar itu juga ikut?"

"Iya Tuan, Tuan Jake sudah menyerahkan beberapa anak buah di perusahaan proyeknya untuk bekerja dibawah kita, termasuk Jero."

"Hm, okay, bersihkan masalah ini dengan rapi, aku tidak ingin terusik karena hal kecil seperti ini."

"Baik, Tuan. Apa saya perlu menghubungi Anda untuk melaporkan detailnya?"

"Aku hanya ingin tau hal apa yang kriminal itu ketahui. Selebihnya tentang kau sudah membersihkannya. Aku tidak peduli dengan proses atau metode apa yang kau gunakan. Mengerti?"

Euijoo mengangguk.
"Baik, Tuan."

"Ah, dan ingatkan pada mereka untuk tidak menyentuh Sunoo sedikitpun. Aku tidak peduli situasi sesulit apapun yang akan terjadi, jika Sunoo terluka seujung kuku saja, aku tidak akan memberi ampun."

"Baik, Tuan, beberapa dari mereka adalah orang baru dari perusahaan Tuan Jake, jadi saya akan kembali menekankan ini pada mereka."

"Hm, bagus. "

Selepas itu, Euijoo berpamitan untuk mengkoordinasi tugas dari bos nya itu.
Untuk hal semacam ini, ia sendiri yang turun tangan. Jay hanya percaya padanya. Tidak orang lain.
Karena hanya Euijoo yang tau dengan pasti arti dari 'membersihkan'  yang Jay maksud.

.
.
.
.

Sunoo mengabaikan fakta jika Heeseung belum membalas pesannya.
Ia hanya tidak ingin kesempatan ini hilang begitu saja.
Meskipun ia sering mendapat pesan penipuan terkait kasus ini, tapi ia tidak bisa mengabaikan masih ada kemungkinan kali ini bisa saja memang petunjuk.
Sekecil Apapun.

Mobilnya berhenti di sebuah stasiun yang sudah tidak beroperasi.
Beberapa kali ia coba menelfon Heeseung dan Jake.
Usaha terakhirnya agar ia tidak terlihat melanggar janjinya.
Dan juga karena ia takut. Tentu saja.

'nomor yang tuju sedang tidak dapat menerima panggilan-'

Sunoo menghela nafas, mencoba setenang mungkin mengambil keputusan.

Alamat yang Heeseung berikan kemarin, ia sudah coba untuk mendatanginya, tapi nihil. Rumah itu seperti baru saja diobrak-abrik. Entah dia gila atau ada pencuri yang masuk, tapi Sunoo tidak menemukan apapun.
Ia hampir putus asa untuk kesekian kali dan sekarang ia diberi sebuah kesempatan yang mungkin adalah titik menuju apa yang ia cari.

Sunoo beranjak menyusuri tempat itu, ia menoleh ke segala arah. Tidak ada siapapun di sana.

"Kau harusnya datang dengan Jaksa itu."

Sunoo terkejut.
Seorang berpakaian serba hitam dengan masker dan topi itu berjalan dari arah berlawanan darinya.
Pria yang sama yang memperhatikan tokonya beberapa waktu itu.
"Siapa kau sebenarnya?"

"Kau tidak mendengarku? Seharusnya kau datang bersama Jaksa itu. Atau setidaknya seseorang yang tidak bisa dilukai, Jaksa tidak boleh diserang ketika bertugas kan?"

"Memangnya mau apa kau? Apa tujuanmu menulis Kim Hyeon Ki? Kau tau sesuatu tentang malam itu kan? Kau-"

Kei, pria itu.
Ia melempar sebuah kunci ke arah Sunoo yang dengan sigap Sunoo tangkap.
"Bukan karena aku yang akan berbuat apa, tapi seseorang yang akan melakukannya. Serius, hubungi Jaksa itu sekarang,"

Coagulation ( Sungsun / Sunsun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang