12

666 105 25
                                    

"Heeseung ah,,, bagaimana Sunoo?"

"Dia tidak terluka parah kan?"

Heeseung menunduk, memberi salam pada Tuan dan Nyonya Park yang datang dengan tergopoh.
Begitu menerima telfon darinya, ia bisa bertaruh mereka segera kemari.

"Samchon, where is my Mom?"

Heeseung tersenyum, mengusak pelan rambut Jihoon.
"Sunoo sudah melewati masa kritis, tapi masih belum sadarkan diri,"

"Astaga, apa yang dia lakukan?" Nyonya Park menangis khawatir, ia mendapat cerita kronologi dari suaminya. 
"sudah kukatakan berulang kali untuk menyerah pada kasus itu, kenapa dia masih saja bersikeras?"

"Maafkan Saya," Heeseung menyesal, apa mungkin sebaiknya ia tidak lagi melibatkan Sunoo?

"Heeseung ah,,, ini bukan kesalahanmu, bahkan kami saja tidak bisa melarang Sunoo."
Tuan Park menepuk bahu Heesung pelan.

"Samchon?"
Panggil bocah kecil itu yang tidak memahami konteks pembicaraan dewasa mereka.

"hei boy, Mommy mu sedang beristirahat di dalam," ucap Heeseung.

"Apa Mom terluka?"

"hm,,, sedikit, tapi Jake Samchon sudah memberinya obat, jadi sekarang tidak apa-apa"

"Apa Mom tidur? Aku ingin bertemu..."

"mmm how can i say? your Mom sleeping now, you can wait a bit right? let your Mom sleep first, Okay?"

Jihoon mengangguk
"Eung! Mom sering begadang, jadi sekarang Mom sedang kelelahan dan tidur?"

Begadang? Heeseung baru tahu itu.
"Eoh, jadi kau harus menunggunya bangun"

"Aku mau menjaga Mom,"

"Anak pintar"

Berselang beberapa detik, Jake keluar dari ruangan. "Paman, Bibi..."
Jake menunduk menyapa.

"Jake, Sunoo bagaimana? apa sudah siuman?" tanya Nyonya Park.

"Belum, bi... tapi bibi tenang saja, aku baru saja selesai memeriksa, dan keadaannya stabil. Kita hanya harus menunggunya..."

.

.

.

.

.

Sunghoon baru saja mendapat amukan besar dari Youngbin sebelum pria itu meninggalkannya untuk melapor pada atasan, bertanya hukuman apa yang akan diterima Sunghoon karena ingatannya sudah kembali perlahan.

Sekarang, Sunghoon hanya sedang menunggu, tapi ia masih bersikeras ia tidak bersalah, memorinya kembali dengan sendirinya, tanpa ia memaksa.

"Kau beruntung! Atasan akan mentolerir ini,"

Sunghoon tersenyum, ia yakin sepenuhnya ia tidak akan dihukum.
"Apa ku bilang?"

Youngbin memutar bola matanya malas, Sunghoon memang menyebalkan,
"Para atasan menimbang masa kerjamu yang akan segera berakhir,... Jangan lupa  berterima kasih saat semuanya selesai,"

"Tenang saja, itu hal mendasar. Tentu aku akan mengucapkan terimakasih!"

"Hm. Pastikan saja setelah ini tidak ada kesalahan yang kau lakukan,..."
Youngbin menghela nafasnya pelan, pria tampan itu meletakkan buku-buku nya di atas meja besar di ruang kerjanya.

Sunghoon berdeham dengan satu sudut bibir terangkat.
"Ya! Kenapa kau ketus sekali? Kau bahkan belum meminta maaf padaku karena kau tahu aku tidak mati di Vegas. Astaga, dari awal aku tidak percaya aku mati di sana."

Coagulation ( Sungsun / Sunsun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang