"Grandpa!!!"
Jihoon berlari kearah sang kakek yang berada di meja tengah, menyiapkan beberapa dekorasi dan keperluan untuk beribadah bertepatan dengan peringatan kematian Sunghoon.
Acara rutin yang mereka lakukan setiap tahun."Aigoo... Cucu grandpa"
Lelaki paruh baya yang masih terlihat bugar itu lalu menggedong si cucu dan menciuminya. Cucu satu-satunya dan yang paling ia cintai.
Sungguh. Ia merasa kembali ke masa lalu saat Sunghoon masih kecil."Grandpa, look, i meet Daddy!"
"Daddy?"
"Bicara dengan bahasa yang sopan,sayang..."
Sunoo berjalan berlalu menuju dapur dimana ia yakin sang ibu berada disana."Iya Mom sayang"
Sunoo membulatkan bibirnya. Terkejut dengan bahasa sedikit nakal yang diucapkan anaknya itu.
"Byeol-i...""Haha... Sudah Sunoo, tidak apa..."
"Appa! Appa selalu mentolerir nya loh, itu-"
"Tidak kok, lagipula Jihoon anak yang baik. Dia akan mengerti nanti. Benarkan Jihoon ah?"
"Eung! Iya Grandpa." Jihoon mengangguk semangat.
"Uuh terserah... Kalian benar-benar"
Sunoo berlalu sambil memegang kepalanya yang bedenyut karena kekompakan kakek cucu itu."Okay boy, jadi ceritakan, kau bertemu Daddy?"
"Iya kek.." jawab Jihoon polos.
Sang kakek tidak mengambil pusing apa yang dikatakan cucunya itu. Baginya mungkin saja Sunghoon menemuinya. Entah mimpi atau apa, walau kenyataannya ia sendiri,ayahnya tidak pernah mengalami itu.
Sementara di dapur, benar Nyonya Park sedang memasak hidangan.
Ia mendengar tadi si cucu datang, tapi ia tidak mungkin berlari dan meninggalkan pekerjaannya, walaupun ada beberapa maid yang membantu."Eomma..."
"Eoh, Sunoo ya... Jihoon ikut denganmu?"
Sunoo meletakkan tasnya, beralih membantu mengupas buah diatas meja.
"Iya, tadi Jihoon hampir saja hilang. Jadi aku tidak berpikir meninggalkannya lagi tadi.""Hilang? Bagaimana bisa?"
"Nanti kuceritakan, eomma... Sungguh, aku masih takut memikirkannya."
"Aigoo... Anak itu, dulu Sunghoon juga pernah hampir hilang saat bermain. Usianya kira-kira 7tahun saat itu"
Tiba-tiba saja bayangan Sunghoon kecil terlintas di memori Nyonya Park. Terlalu banyak kesamaan Jihoon dan Sunghoon yang mengingatkannya pada si anak."Eomma. Bukankah itu tidak adil?"
"Hm?"
"Tidak, maksudku, kita yang mengandung dan melahirkan, tapi sifat mereka lebih mirip ayahnya."
Sunoo berusaha mengalihkan pembicaraan. Apapun itu, bahkan jika topiknya kali ini melenceng, asal tidak berfokus pada Sunghoon.Jika masih berlanjut, ia yakin keduanya akan menangis karena merindukan Sunghoon.
Tidak. Beberapa bulan yang lalu mereka sepakat untuk hanya bahagia saat mengenangnya. Tanda Sunghoon adalah seseorang yang menyenangkan saat hidup."Aigoo ... Kukira hanya Eomma yang berpikir seperti itu."
"Hanya sifat moody nya yang menurun dariku. Maksudku aku juga punya banyak sifat yang baik. Iya kan eomma?"
Nyonya Park tertawa. Teringat bagaimana dulu juga menantunya ini sering mengadu padanya.
"Benar. Itu sangat tidak adil."Keduanya berakhir menyiapkan masakan sambil mengobrol.

KAMU SEDANG MEMBACA
Coagulation ( Sungsun / Sunsun )
FanfictionSetelah 7tahun, kecurigaan Sunoo mulai terbukti. Kecelakaan yang membuat ia kehilangan Sunghoon itu memang direncanakan! Bxb Mpreg *bagian 1 & 2 ada di book "Shut Up This Is Sungsun" dengan judul yang sama. Silakan dibaca dulu yah, atau kalo lupa j...