8

784 118 15
                                        

.
.
.
.
.

Jungwon menunggu di samping Niki,
Pemuda berusia 16tahun itu berpesan untuk setidaknya membiarkan sekitar 15 menit setelah ia tidur untuk Jungwon masuk ke dalam tubuhnya.

"Apa sudah boleh?"
Jungwon berjongkok di sebelah Niki, mendongak menatap Sunghoon yang berdiri di sudut kamar sederhana itu.

"hm,"

Jungwon segera memposisikan dirinya diatas tubuh Niki, berbaring searah anak itu tertidur tadi.

Sunghoon berdiri menyandarkan tubuhnya ke dinding tipis sekat antara kamar itu dengan ruang tengah yang merangkap ruang makan dan ruang tamu.
Ia hanya memperhatikan Jungwon melakukannya dengan baik, memasuki tubuh seseorang tidak semudah kelihatannya.

Jungwon mulai membuka matanya perlahan, ada rasa asing yang ia alami. Rasa berat yang mungkin beberapa minggu ini ia sudah terbiasa bergerak ringan tanpa tubuh, dan lagi Niki pemuda bongsor dengan tinggi 180 lebih, sedangkan tubuh asli Jungwon hampir 10cm lebih pendek dengan tubuh lebih kecil.

"ah," erang nya ketika mencoba berdiri dan melihat diri ke cermin.

"kenapa?" Sunghoon bertanya dari tempatnya berdiri.

Jungwon melihat kedua tangannya -tangan Niki maksudnya-
"sepertinya, Niki tidak berbohong saat dia mengatakan dia lelah," ia masih membolak-balik telapak tangannya, sesekali meringis dengan nyeri di punggungnya.

"Yaa... anak muda pekerja keras rupanya" Sunghoon terkekeh lucu dengan pernyataan Jungwon.

"hm, bagaimana anak itu bertahan dengan tubuh seperti ini,.. Apa dia tidak pernah ke dokter?"

Sunghoon mengangkat bahunya. "Ya Aku tidak 24jam bersama anak ini,"

"Tapi hyeong kan partnernya? Masa' hyeong tidak tahu sama sekali? Kasihan, Niki masih sangat muda, belum lagi kisah hidupnya, Yaampun, dia pasti sangat kesepian..."

Sunghoon menghela nafas
"Jika kau kasihan, jaga baik-baik tubuhnya, dan jangan membuat keributan yang akan mempermalukannya nanti,"

"Aku mengerti!" Jungwon mengangguk antusias.

"Baiklah, aku pergi"

Sunghoon pergi begitu saja setelah berpamitan, meninggalkan Jungwon yang mulai merenggangkan tubuh Niki agar ia lebih terbiasa, sesekali ia melihat jam dinding, hari sudah mulai sore. Pukul 5 sore.

Ia putuskan untuk menemui Sunoo. Iya, tujuan pertamanya ke tempat sahabatnya itu yang ia yakini akan menangis tulus untuknya.

Hanya tiga tetes, Jungwon sangat percaya diri untuk segera menyelesaikan ini.

Sunoo, Jay, dan Jake, atau Heeseung. Wah, Jungwon tersenyum bangga dengan deretan nama itu. Walau Sunghoon mengatakan tetes air mata itu hanya bisa didapat dari selain orang tuanya, Jungwon masih memiliki lebih dari cukup.

'ingat, jangan mengungkapkan identitasmu pada orang lain, jika kau melanggar, kalung itu akan pecah, dan kesempatanmu berakhir,'

Jungwon reflek menyentuh kalung berbentuk tetes air mata yang baru ia sadari melingkar di lehernya.

Jungwon reflek menyentuh kalung berbentuk tetes air mata yang baru ia sadari melingkar di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Coagulation ( Sungsun / Sunsun )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang