DUA PULUH SATU

80 5 0
                                    

Happy Reading ❤️

Tempat redup dengan bau alkohol yang sangat menyengat. Orang-orang melepaskan beban dengan menari tak beraturan. Suara keras dari musik yang putar oleh DJ menambah kesan ramai di Heaven Lock. Semua itu asing untuk Gazela. Bahkan cewek itu belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di tempat dengan nama lain Surga ini. Surga yang isinya seperti neraka.

Masuk ke sini pun, jika bukan karena Genta yang menjemputnya di depan mungkin gadis itu tidak akan pernah bisa masuk. Bayangkan saja, gadis itu tidak pernah ke tempat ini ditambah pakaian gadis itu. Hanya mengenakan sweater berwarna biru jins dan celana longgar berwarna krem. Genta pun sempat terkejut dengan cewek itu, tapi sekali lagi dia mengingat kalau ini Gazela, tidak sama dengan cewek-cewek mainan Kaisar yang lain.

"Lo bisa bawa dia ke apart lo dulu?" Tanya Genta setelah mereka sampai di tempat Kaisar dan yang lain duduk.

Gazela mengangguk kecil, matanya memindai Kaisar yang menelusupkan kepalanya. "Tapi ... dia aman kan?"

"Aman, dia cuma mabuk sedikit."

Setelah beberapa kali ditepuk Kaisar akhirnya mengangkat kepalanya. Cowok itu menyipitkan matanya saat mengenali sosok gadis yang ada di dekatnya. Segera dia menegakkan tubuhnya dan menarik Gazela agar duduk di sampingnya.

"Cantik di sini?"

"Ayo pulang." Ajak Gazela lalu meraih lengan Kaisar yang terbalut oleh jaket hitamnya.

Kaisar menggeleng ribut. "Nanti Cantikku marah."

"Kenapa marah?"

Gadis itu menghela napas saat Kaisar justru meletakkan kepalanya pada perpotongan lehernya. Kaisar menggeleng kecil. Kedua tangannya melingkar erat di masing-masing sisi pinggangnya.

"Aku ada masalah tapi malah mabuk, kamu marah." Adunya seperti anak kecil yang takut dimarahi ibunya.

Gazela mengusap lembut kepala Kaisar. "Gak marah."

Kaisar menggeleng pelan, "Gak mauuu."

"Ayo pulang." Ajaknya sekali lagi lalu menatap pada Genta yang sedari tadi menatap mereka. "Bisa tolong bantu bawa Kaisar ke luar?"

"Woi curut! jagain si Hector, gue mau bawa Kaisar ke depan." Genta berseru pada Alfa yang asik memainkan game di ponselnya.

"Hm, sana sana."

Setelah itu, Genta menarik Kaisar tanpa perasaan. Memapah cowok itu sampai ke depan mobil taksi yang Gazela pesan beberapa menit lalu. Sebelum memasuki taksi, Gazela berbalik untuk menatap Genta.

"Makasih ya, gue pergi."

Genta mengangguk. "Besok gue jemput dia."

• • •

Kaisar tertidur dengan lelap di atas ranjang berbalut sprei domba miliknya. Cowok itu seperti anak kecil saat kedua matanya tertutup lelap, hanya ada dengkuran halus dan wajah innocent miliknya. Tapi, semuanya sirna saat cowok itu sadar secara penuh. Dia akan menjadi cowok yang menyebalkan dan uh brengsek.

Tangan Gazela terangkat untuk mengusap lembut helaian rambut lebat milik Kaisar. Rambut hitam legam itu terasa sangat lembut di tangannya. Gazela mengusapnya ke belakang untuk melihat lebih jelas rupa tampan Kaisar. By the way Kaisar sudah tidur sejak satu jam yang lalu sementara Gazela sama sekali tidak bisa tidur.

Berada satu atap bahkan satu ruangan dengan lawan jenis, apalagi itu Kaisar membuat Gazela sangat waspada.

"Lo kenapa sih Kai? Masalah apa sampai lo mabuk?"

Engh

Tubuh besar Kaisar menggeliat perlahan diikuti matanya yang terbuka. Matanya menyipit saat cahaya lampu langsung menusuk ke mata. Cowok itu menggerakkan tubuhnya agar menghadap ke samping yang langsung berhadapan dengan Gazela.

"Cantik?" Panggilnya dengan suara serak khas bangun tidur.

Gazela sempat mematung sejenak mendengar suara berat Kaisar. Setelah bisa menguasai diri dan kesadarannya, barulah Gazela menegakkan tubuhnya. Gadis itu memilih untuk duduk di samping kaki Kaisar.

"Kok aku di sini?" Pertanyaan kembali keluar dari mulut Kaisar.

"Kamu mabuk, terus temen kamu minta aku buat jemput kamu dan bawa ke apart sementara." Jelas Gazela singkat.

"Besok dia mau jemput kamu."

Tidak ada jawaban dari Kaisar membuat Gazela memilih untuk melangkah ke dapur. Melihat itu Kaisar mengusap wajahnya lalu mengikuti langkah Gazela. Cewek itu sedang berdiri membelakanginya, tangannya dengan lihai mengambil panci untuk memasak mie instan.

Gazela hampir saja menjatuhkan panci yang sudah berisi air karena kedua tangan Kaisar yang tiba-tiba berada di kedua sisi tubuhnya. Mengurung tubuh mungil itu dengan dagu yang ditumpukan pada leher Gazela. Sesekali hidung mancung itu menyapu lehernya dan menghirup wangi khas gadis itu.

"Kai, lepas ih aku mau bikin mie."

"Hmm, gak mau." Balas cowok itu malas, kepalanya menggeleng pelan.

Gadis itu menghela napas, melanjutkan kegiatannya dengan Kaisar yang memeluknya erat dari belakang.

Pelukan Kaisar terlepas setelah dua mangkuk mie matang. Keduanya duduk diam bersebrangan. Di depannya mangkuk mie dengan asap yang masih mengepul, mengeluarkan aroma sedap yang sukses membuat cacing meronta ingin diberi asupan. Suasananya tidak canggung, tapi mereka saling diam menunggu mie-nya sedikit dingin.

"Boleh aku tanya kenapa kamu mabuk?"

Kaisar menghentikan sumpit yang melilit mie dari mangkuk, ia mengangguk pelan. "Boleh."

"Jadi, kenapa?" Netra Gazela menatap sebentar ke arah Kaisar sebelum akhirnya berlabuh pada mie yang masih setia mengepulkan asapnya.

Kaisar melepas sumpitnya dan memilih untum menautkan kedua tangannya. "Maaf aku akhir-akhir ini kayak ngejauh dari kamu."

"Aku ada salah ya Kai?"

Cowok itu langsung menggeleng cepat. "Kamu ga ada salah, Zel."

"Aku cuma, sedikit suntuk dan ada masalah kecil aja. Semuanya oke, cukup kamu ada di sini, udah bikin aku baik, sangat baik."

Dari penjelasan singkat Kaisar, yang jadi fokus Gazela hanya satu. Zel? Kaisar memanggilnya Zel. Kemana ... kemana kata Cantik yang tadi masih menjadi nama ganti gadis berkaus cokelat itu. Rasanya ada sesuatu yang aneh di hati Gazela, panggilan Cantik terlalu melekat pada dirinya.

"Boleh aku pinjam raganya? mau aku peluk erat-erat sampai aku tenang."

• • •

TO BE CONTINUE.

Maap kelupaan mau update😔🙏

It's pandasskiez 👑

KAISARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang