Bagian 20

1.4K 255 60
                                    

"Haechan..."

"Chan..."

Panggilan Renjun daritadi tidak disautinya. Haechan berpura-pura sibuk dengan headphone dan laptop di depannya. Padahal dia tidak sedang mendengarkan musik apapun. Dia tiba-tiba teringat dengan cerita Renjun tadi saat di kamar kakeknya dan merasa gelisah. Di laut tidak ada yang namanya cinta dan pasangan yang sesungguhnya. Adanya hanya hubungan untuk memiliki keturunan.

Banyak sekali pertanyaan yang bersarang di otaknya. Tapi Haechan enggan mengeluarkannya. Dia terlalu gengsi dan takut. Dia takut kenyataan akan dunia Renjun di laut membuat hatinya sakit.

Haechan berjengit saat merasakan berat di pundaknya dan tangan yang melingkar di pinggangnya. "Mau sampai kapan aku di diemin?"

Haechan melepaskan headphone-nya dan melirik ke arah Renjun. "Kenapa tiba-tiba meluk sih? Bikin kaget aja."

"Kamu dari tadi pura-pura gak denger tiap aku panggil."

"Ya emang gak denger. Aku lagi dengerin lagu." Elak Haechan.

Renjun melepas pelukannya, berjalan ke depan Haechan, menyingkirkan laptop dari meja dan duduk diatasnya. Matanya menatap Haechan tajam sementara kakinya menahan kursi yang Haechan duduki, membuat Haechan tidak bisa bergerak.

"Aku udah pernah bilang, kalau ada masalah bilang. Diem bukan cara nyelesein masalah."

Haechan berdecak, kalimat ini lagi. Renjun itu terlalu peka, dan itu kadang menyebalkan. Dia tidak memberikan Haechan ruang sendirian untuk berpikir.

"Emang semua pertanyaan gue bakal lo jawab kalau gue bilang?" Tantang Haechan ke Renjun yang posisinya kini lebih tinggi darinya, membuatnya harus mendongak.

"Selama aku masih bisa jawab, kenapa enggak?"

"Beneran? Janji?" Haechan mengangkat kelingkingnya dan tanpa keraguan Renjun menyambutnya dan berkata, "Janji."

"Lo udah punya berapa anak?"

Padahal Haechan bertanya serius, tapi Renjun malah tertawa. Setelah puas tertawa, Renjun menjawab, "Gak ada."

"Serius?"

"Aku punya wajah bapak-bapak emang?" Tanya Renjun sambil menahan senyumnya.

Ya, kalau Haechan pikir Renjun masih keliatan bocah sih. Gak ada tampang bapak-bapaknya sama sekali.

"Kalau mantan pacar ada berapa?"

"Gak punya juga."

"Mantan istri?"

"Gak ada?"

"Istri?"

"Gak ada."

"Suami?"

"Gak ada, Haechan."

Haechan lama-lama frustasi. Semua jawaban Renjun memang menjawab pertanyaannya, tapi kenapa dia masih tidak puas. "Umur lo berapa sih?"

"Mungkin sekitar 20 tahunan akhir. Aku tidak pernah menghitungnya."

Masa selama 20 tahun lebih Renjun tidak punya pacar sama sekali???? Haechan rasanya tidak percaya. Renjun yang malah menguap di depannya juga menambah rasa kesalnya.

"Kapan terakhir kali lo berhubungan badan sama duyung lain?"

Renjun tiba-tiba menutup mulutnya  dan menatap Haechan. "Sekarang udah malem, mending kita tidur dulu."

Haechan melihat jam di dindingnya, memang sudah menunjukkan waktu hampir tengah malam. "Tapi lo udah janji mau jawab, Renjun."

"Pertanyaan kamu gak ada habisnya. Kita lanjut besok aja. Tidur dulu." Renjun turun dari meja dan melangkah ke kasur. Dia segera menyelimuti dirinya dan pergi tidur.

Ocean | RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang