Bagian 3

3.8K 724 83
                                    

"Nah, sudah. Pulanglah." Kata Renjun santai setelah berhasil membuat Haechan gugup setengah mati.

"Eh?"

"Kamu mikir apa?"

Haechan menggaruk kepalanya. Dia pikir akan ada adegan dramatis seperti di film fantasy. Ternyata Renjun langsung melepaskannya dan melompat kembali ke air. Tapi dia sedikit merasa aneh. Dia tidak lagi cegukan.

"Sampai jumpa minggu depan."

Haechan mengernyitkan dahinya, "Bukan sampai jumpa besok tapi minggu depan?"

Renjun terlihat sedang mengingat sesuatu lalu berkata, "Jadwalku baru kosong minggu depan, jadi mari bertemu pada kamis malam saja."

Jadwal? Haechan tidak habis pikir. Apa bangsa duyung juga punya jadwal di keseharian mereka? Haechan kira mereka hanya berenang kesana kemari dan bermain dengan ikan.

"Ada apa dengan ekspresimu? Apa kamu pikir aku duyung pengangguran?" Renjun melipat kedua tangannya di depan dada dan memicingkan matanya. Haechan jadi sedikit ngeri, karena sosok berekor yang kini diterpa cahaya bulan itu menatapnya tajam.

"Memang apa yang bisa dilakukan dibawah sana selain berenang?" Tanya Haechan sambil membuat pola lingkaran dengan jari telunjuknya.

Renjun menutup matanya dan menarik nafas sebentar. "Bukan urusanmu. Aku pergi ya."

Belum sempat Haechan menjawab, Renjun sudah masuk ke dalam air dan menghilang. Haechan memasukkan wajahnya ke dalam air, tapi percuma. Matanya tidak dapat menemukan duyung itu.

「 #ocean 」

Jaemin mendengarkan penjelasan Yangyang dengan wajah melongo. Sekarang mereka sedang berkumpul di kamar kos Haechan. Sengaja ingin mengganggu yang punya kamar di hari Minggu yang biasanya hanya digunakan Haechan untuk bermalas-malasan.

"Ada rekamannya gak? Gue jadi penasaran gimana waktu Haechan nangis kejer. Biasanya kan tuh anak sangar."

Buk!

Sebuah bantal menghantam tubuh Jaemin yang duduk lesehan di lantai.

"Bacot."

Bukannya takut, Jaemin dan Yangyang malah tertawa keras. Wajah Haechan memerah menahan malu, bibirnya juga mengerucut. Dia merutuk di dalam hati, kenapa Yangyang harus menceritakan bagian itu juga.

"Aduh perut gue sakit." Yangyang berguling-guling tertawa sambil memegang perutnya.

"Ah, udah lah Chan ngambeknya. Ayo sini turun. Udah dibawain sarapan juga." Kata Jaemin sambil membuka kantong plastik yang berisi sarapan mereka hari ini.

Haechan turun dari kasur dan bergabung bersama kedua temannya. Yangyang sudah berhenti tertawa dan pergi mengambil air. Tenggorokannya sakit karena tertawa terlalu keras.

"Yang, kemarin gue gak sengaja ngeliat lo lagi di petshop. Itu bener lo apa bukan?" Tanya Jaemin sambil mengunyah makanannya.

"Oh, iya. Gue nemenin kak Hendery kemarin. Kucingnya sakit."

"Lah? Ngapain ngajak lo? Dia kan ada temen lain." Haechan menatap temannya itu curiga. Sejak kapan mereka sudah sedekat itu tanpa Haechan tau? Apa Hendery sudah bilang niatnya untuk mendekati Yangyang? Kalau sudah, kenapa Yangyang tidak cerita apa-apa padanya dan Jaemin?

"Katanya temennya pada gak bisa. Kakak sepupunya juga titip kucingnya buat di periksa. Jadi kalau sendiri, repot bawa dua kucing." Yangyang berkata seperti itu dengan santai seolah tidak menyembunyikan apa-apa. Sepertinya Haechan salah sangka. Hendery nyalinya saja seperti cicak, mana mungkin sudah bicara tentang perasaannya ke Yangyang.

Ocean | RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang