Bagian 15

2.7K 457 45
                                    

Mereka sudah sampai di kamar sekarang. Di saat biasa, mungkin mereka sudah tidur di kasur sambil berpelukan. Tapi keadaan kali ini luar biasa. Setelah kejutan ulang tahun yang berhasil mengecoh Haechan dan membuatnya lagi-lagi mengeluarkan perkataan kelewat bodoh. Belum lagi perang dingin mereka beberapa hari ini belum menemukan titik terang. Suasana kamar jadi sangat canggung sekarang.

"Beberapa hari ini, aku pergi ke perpustakaan sama Jungwoo buat cari beberapa informasi soal laut." Renjun memberanikan diri membuka percakapan.

Mendengar hal yang sedari kemarin dia tunggu, membuat Haechan terkejut. Dia pikir Renjun tidak akan pernah bilang. "Oh, gitu." 

"Ternyata laut gak begitu menarik ya bagi manusia."

Haechan menoleh ke arah Renjun, sambil bertanya, "Kata siapa?"

"Kata Huang Renjun. Di perpustakaan lebih banyak buku tetang luar angkasa daripada laut. Manusia tau ada berapa planet di tata surya, tapi mereka gak tau pasti berapa jumlah gunung api di bawah laut."

"Kalau kata Lee Haechan, laut lebih menarik daripada luar angkasa. Soalnya disana ada paus dan  rumahnya Huang Renjun."

Renjun tidak dapat menahan senyum di bibirnya. Haechan hari ini sangat manis. Perkataannya, wajahnya, tingkahnya. Apa ini efek dari hari ulang tahunnya sehingga Haechan berubah jadi manis seperti cake?

Renjun mengambil sebelah tangan Haechan yang ada di dekatnya. Menggenggamnya erat seolah tak ingin lepas. "Kamu mau apa buat hadiah ulang tahun?"

"Itu ma-"

"Jangan minta kayak tadi."

Haechan tertawa malu. Dia terlalu terbawa emosi tadi.

"Ikut aku yuk, Ren."

Yang diajak memiringkan kepalanya, "Kemana?"

"Pulang. Ke rumahku. Ketemu keluargaku. Aku pengen itu jadi hadiah ulang tahunku."

「 #ocean 」

Jaemin menghela nafasnya. Dia sekarang sedang ada di kamar motel yang waktu itu digunakan untuk mengerjai Haechan. Lebih tepatnya lagi di pelukan kekasihnya, Mark.

"Hey, jangan dipikirin terus. Aku gak papa, Babe." Mark mengelus kepala Jaemin sayang.

"Kamu kan jadi harus begini karena belain aku. Gak mungkin aku gak kepikiran."

Mark kabur dari rumah. Alasannya tentu karena orang tuanya yang menentang hubungan mereka. Mommynya sempat pergi memarahi kekasih kecilnya ini dan menamparnya. Mark melihat saat Mommynya mencaci maki Jaemin. Itu teringat jelas di kepalanya walau dia tidak ingin mengingatnya.

"Berhenti bikin saya jijik. Kalau mau jadi homo, jangan geret anak saya. Saya gak mau Mark ada di lingkaran setan sama kamu."

Saat itu Mark pergi untuk menjemput Jaemin di kosannya. Tapi yang dia lihat adalah pemandangan yang menyakiti hatinya. Ibunya mempermalukan Jaemin di depan penghuni kos yang lain.

"Mom! Stop it!"

"Mark? Kamu bentak Mommy?"

"Mom duluan yang bentak pacarku. Kalau aku sama Jaemin sekarang ada di lingkaran setan, aku milih buat gak akan keluar dari sana. Aku bakal tetep sama Jaemin."

"Are u kidding me? Mark!"

"Ayo, babe. Kita pergi aja." Mark menggandeng tangan Jaemin dan segera menuju mobilnya. Di saat seperti itu hanya satu tempat yang terpikirkan di kepalanya. Motel milik Chenle, sepupunya.

Untungnya Chenle menyambut mereka baik. Dia mau mengosongkan salah satu kamar dan berjanji tidak akan memberi tahu siapapun di keluarganya tentang keberadaannya.

Ocean | RenhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang