Kita sebagai manusia hanya bisa berencana, berjalan atau tidak rencana kita itu semuanya yang di Atas lah yang mengatur nya
Manusia juga hanya bisa berharap semoga apa yang di inginkan di kabulkan oleh-NYA
Tapi tidak semua keinginan kita di kabulkan oleh-NYA
Begitu juga dengan Ara yang selalu berdoa agar mamanya kembali sehat
Tapi ntahlah apakah doa anak baik seperti Ara tidak di dengar oleh-NYA atau mungkin ini emang jalan dari-NYA
Mama Anin mengalami drop lagi bahkan kali ini benar benar membuat hati ara hancur, bahkan tadi pagi mama Anin tadi sempat mengalami kejang-kejang dan dokter Veranda memberikan nya obat penenang, tapi siang nya mama Anin sudah sadar
Dokter Veranda dan teamnya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mama Anin tapi mereka hanya dokter dan kemampuan mereka juga ada batasnya
Ara sedang duduk di sebelah bangsal sang mama, tangan Ara tidak melepaskan genggaman nya dari tangan mama, air matanya tidak henti henti nya menetes
"Jangan nangis" ucap mama Anin sangat lemah, mama Anin ingin menghapus air matanya putri nya tapi apalah daya nya sudah tidak mampu
Bukanya berhenti menangis tapi Ara malah semakin menangis bahkan untuk bicara aja Ara tidak sanggup
Flashback
Kondisi mama Anin melemah dan mama Anin langsung di tanganin oleh dokter Veranda, Ara berada diluar sendiri, karna Ara tidak mau mengubungi siapa siapa karna takut mengganggu kegiatan mereka, termasuk Chiko, padahal jika Ara memberitahu kondisi mama pasti yang lain tidak akan keberatan untuk datang kerumah sakit, tapi Ara juga ingin menghabiskan waktu berdua sama sang mama tapi tiba tiba mama drop
Ara terus berdoa dari luar agar mamanya baik-baik saja
Ceklek
Setengah jam berlalu akhirnya dokter Veranda keluar
"Dokter gimana?" Tanya Ara langsung berdiri
"Sudah saya beri obat penenang" ucap dokter ve mengusap pucuk kepala Ara
"Terimakasih dok" ucap Ara
"Kamu sayang mama kan?" Tanya dokter ve pada Ara. Ara menganggu
"Kalau sayang kamu harus ikhlas dan jangan siksa mama seperti ini" ucap dokter ve
Akhirnya dokter Veranda berani bilang ini ke Ara, saat Ara membantahnya untuk tidak menyabut alat-alat ditubuh Anin
"Alat-alat itu buat mama sakit Ra, Ara anak baik, pasti Ara sayang mama, dokter udah bilang ke Ara dokter sama team udah nggak mampu, mama bertahan hanya dengan alat, Ara nggak mau mama sakit kan?" Ucap dokter ve
Air mata itu kembali menetes, anak mana yang mau mamanya sakit, anak mana yang mau liat mama nya terus terusan bergantung pada alat, Ara pun tau kalau alat itu tidak membantu untuk penyembuhan mama tapi alat itu membuat mama agar mama bisa hidup lebih lama lagi
Tapi Ara juga tidak akan pernah mau kehilangan mama terbaiknya itu
"Secepatnya saya bilang ke dokter, saya harus bicara pada yang lain" ucap Ara
"Baiklah, kamu jangan lupa makan dan jaga kesehatan juga ya" ucap dokter ve yang selama Anin dirawat selalu memperhatikan Ara dari jauh, saat melihat Ara dokter ve merasa bersyukur kalau ibu dan ayah nya sampai saat ini masih sehat, Ara anak yang sangat kuat menurutnya

KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl✓
CasualeINI HANYA FIKSI! bxg 🚫🚫🚫Dilarang keras untuk menyebarkan ke Real Life atau menyebarkan ke sosial media 🚫🚫🚫