3

292 37 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁 Takashi tidak sangka

Aku dan takashi mengatur nafas karena baru saja lolos dari kejaran seorang youkai sepertinya begitu.

Tapi tiba-tiba ada angin berhembus di hadapan kami berdua tak lama seekor kucing keluar.

"Tidak terganggu dengan kehadiranku kau memang hebat natsume reiko." Ucap Kucing tersebut.

"Eh?!" Kagetku dan takashi.

"Niisan dia berbicara!" Pekikku.

"Kan sudah biasa." Ucap Takashi.

"Hehehe lupa." Tawaku.

"Namaku nyanko-sensei." Ucap Kucing.

"Kau hanya kucing tidak perlu dipanggil dengan sebutan guru segala tidak cocok." Ucapku.

"Hey dek jangan begitu." Nasihat Takashi.

"Gomen niisan." Ucapku.

"Kau kenal nenekku?" Tanya Takashi.

"Nenek?" Bingung Nyanko.

"Iya natsume reiko itu nama nenek kita berdua." Ucapku.

"Jadi kau keturunan reiko ya." Ucap Nyanko.

"Apa kau tahu soal buku persahabatan?" Tanya Nyanko.

"Buku persahabatan?" Bingungku.

"Oh itu buku milik nenek." Ucap Takashi.

Nyanko langsung pergi menghilang begitu saja membuatku dan takashi kebingungan akan hal itu semua.

"Sudah mau sore kita pulang saja." Ucap Takashi.

"Malas jalan kakiku terkilir." Ucapku.

Takashi berjongkok di depanku dan aku langsung naik ke punggung takashi lalu memeluk lehernya dengan erat.

Di perjalanan pulang aku banyak menceritakan banyak hal dan ditanggapi oleh takashi.

"Niisan kemampuanmu hebat ya." Ucapku.

"Kok hebat?" Bingung Takashi.

"Niisan kan baik aku yakin pasti bisa membantu banyak orang yang membutuhkan." Ucapku.

"Kau akan selalu di sisiku kan hiro?" Tanya Takashi.

"Tentu." Ucapku.

"Tapi niisan aku bingung." Ucapku.

"Tentang apa?" Tanya Takashi.

"Setiap ulang tahun kita selalu berada di rumah baru padahal aku merindukan rumah lama kita." Ucapku sedih.

✔️ Natsume Takashi Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang