5

155 29 0
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang.

Happy reading

🍁Toshiro tidak mau

Aku bekerja di salah satu cafe terdekat rumah hanya membantu yang lain memang bayarannya tidak banyak tapi aku bersyukur akan itu semua.

Aku memilih bekerja dibandingkan sekolah karena aku tahu walaupun aku sekolah malah menjadi beban untuk paman dan bibi jadi lebih baik aku bekerja.

Selesai shift kerja aku keluar cafe dan berjalan melewati jalanan sepi sendirian yah aku memilih shift malam.

Di gang sepi aku bisa merasakan ada youkai jahat mengintaiku dari kejauhan tapi aku tidak memperdulikannya sama sekali.

"Hey ayolah aku mau berjalan santai saja." Ucapku.

"Kau serahkan buku persahabatan itu!" Kesal Youkai berbentuk seperti anjing berkepala tiga.

"Cerberrus kok keluar neraka sih?" Bingungku.

"Banyak berbicara kau!" Kesalnya.

Aku menghindar saat cerberrus menyerangku tapi dia malah mengigit pundakku membuat aku meringis.

"Oi anak anjing hanya segini kemampuanku heh!" Ledekku.

"Manusia sialan!" Kesal Cerberrus.

Cerberrus semakin mengigitku semakin dalam dan darah menetes dari bahuku semakin deras jadi aku menendang milik dia membuat gigitan lepas.

"Alah segini saja kau lemah!" Ledekku.

"Heh manusia sombong!" Kesal Cerberrus.

"Maaf manusia memang sombong apalagi orang yang memiliki banyak uang." Ucapku.

"Kau malah curhat!" Kesal Cerberrus.

"Oi ada cerberrus betina tuh!" Pekikku.

"Eh mana?!" Pekik Cerberrus.

Aku langsung berlari meninggalkan cerberrus itu dan tiba di rumah aku menyelinap masuk ke kamarku dan takashi.

Saat masuk kulihat takashi sudah tertidur aku melepaskan hodie yang kupakai saat melihat luka di pundakku ternyata sangat dalam.

"Sial!" Kesalku.

"Eh hiro!" Kaget Takashi.

"Maaf niisan terbangun." Ucapku.

"Tidak apa-apa." Ucap Takashi.

"Tumben kau memakai selimut?" Heran Takashi.

"Hanya sedikit dingin." Ucapku.

"Kau bohong." Ucap Takashi.

Takashi melepaskan selimut dari tubuhku dan kaget akan luka di pundakku tapi aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Diserang youkai lagi?" Tanya Takashi khawatir.

"Hehehe begitulah." Tawaku.

Takashi menghela nafas kasar dan mengobati bahuku yang terluka membuat aku sedikit meringis.

"Makanya jangan jahil sudah tahu setiap youkai tidak semuanya baik malah meledek dia." Nasihat Takashi.

"Gabut niisan mending ledekin youkai." Ucapku.

"Alasan mulu kau dek." Ucap Takashi.

"Hehehe." Tawaku.

Selesai mengobati luka di bahuku aku berdiri mengambil uang di kantong celanaku karena sudah gajian.

"Nih untuk niisan." Ucapku menyerahkan amplop berisi uang.

"Eh?!" Kaget Takashi.

"Gajian pertamaku untuk niisan saja." Ucapku.

"Ini hasil jerih payahmu jadi untukmu saja semua." Ucap Takashi.

"Niisan yang pegang uangku habisnya aku suka hilang uangnya." Ucapku.

"Tidak ingin membeli sesuatu?" Tanya Takashi.

"Nanti kalau menginginkan sesuatu akan diberitahukan kok." Ucapku.

"Baiklah." Ucap Takashi.

Takashi mengambil amplop dan aku tersenyum melihat itu dengan cepat aku tertidur begitu saja.

"Mandi dulu sana." Ucap Takashi.

"Malas tahu." Keluhku.

Takashi keluar kamar dan aku hanya melihat saja lalu memejamkan mataku menyelami mimpi indah.

Pagi harinya

Aku terbangun dan melihat jam menunjukkan jam delapan pagi dengan segera aku bersiap-siap pergi bekerja.

Tiba di jalanan ada saja youkai yang lewat karena bekas lukaku belum kering aku pura-pura tidak melihat saja.

Di cafe aku melayani setiap pelanggan yang datang hingga shift selesai ya.

Aku pulang ke rumah dan akhirnya tiba saat masuk ke kamar kulihat takashi memikirkan suatu hal entah apa itu.

"Memikirkan apa niisan?" Tanyaku.

"Ada salah satu temanku yang bisa melihat youkai juga walaupun samar-samar." Ucap Takashi.

"Nama dia siapa?" Tanyaku.

"Kaname takuma walaupun dia hanya bisa merasakan bayangan dan merasakan kehadiran youkai saja." Ucap Takashi.

"Bukannya itu hal yang bagus ya." Ucapku.

"Bagus?" Bingung Takashi.

"Yah dia pasti akan membantu niisan melawan para youkai yang jahat apabila aku tidak ada disisimu lagi." Ucapku.

"Kenapa kau berbicara seperti akan pergi jauh dariku sih toshiro?!" Kesal Takashi.

"Ingat niisan umur tidak ada yang tahu." Ucapku.

"Ucapanmu semakin melantur belakangan ini toshiro!" Kesal Takashi.

"Ayolah niisan jangan marah aku janji tidak akan meninggalkanmu." Ucapku sambil tersenyum.

Takashi malah memelukku sangat erat dan aku hanya diam saja entahlah akhir-akhir ini aku merasakan bahaya semakin mendekat kearahku entah dari pihak youkai atau manusia itu sendiri.

"Apabila terjadi hal berbahaya aku akan mengorbankan diriku saja dan membiarkan niisan hidup bahagia di keluarga ini." Batinku.

"Walaupun aku tidak rela pergi jauh darimu niisan." Batinku.

Aku menikmati pelukan takashi sampai aku merasakan mataku perlahan-lahan menutup karena kelelahan bekerja.

🍁Jauh dari takashi

Nt Twins

~ 01 Oktober 2022 ~

Maaf baru update aku sibuk akhir-akhir ini

✔️ Natsume Takashi Twins (oc male reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang