Bab 4

3.5K 550 7
                                    

Happy reading, masih sneak peek ya.

Kisah selengkapnya ada di Playstore dan Karyakarsa ya.


Akun Karyakarsa: carmen labohemian

Enjoy

Luv,
Carmen

________________________________________

Sabrina berjalan melewati meja Anne - yang bertugas menerima tamu dan mengerjakan tugas-tugas administratif di kantor CEO ini - dan menyapa wanita muda itu. 

"Pagi, Anne."

"Pagi, Miss Muller."

Ia tersenyum dan melangkah ke dalam kantornya yang terletak di sebelah kantor Maxton Montgomery. Beginilah rutinitasnya setiap hari, ia akan tiba setidaknya setengah jam lebih cepat dari bosnya dan masuk ke kantor untuk bersiap-siap sebelum pria itu tiba. 

Hal pertama yang Sabrina lakukan adalah membuat secangkir kopi panas. Ia menyukai kopi hitam dengan gula, keduanya membuat Sabrina lebih bersemangat dan berenergi, kombinasi yang baik agar ia tetap bugar sepanjang siang. Lalu ia duduk di balik mejanya, sebuah meja antik besar yang terbuat dari kayu mahagoni, pilihan sang bos.

Maxton juga sangat bermurah hati dan membebaskan Sabrina untuk mendekorasi kantor ini agar sesuai dengan seleranya, dengan anggaran tak terbatas. Kata pria itu, agar Sabrina betah dan bisa memberikan performa yang terbaik. Jadi Sabrina melakukannya, mendekor tempat ini agar sesuai dengan seleranya, ia menyukai hal-hal antik dan perabotan kayu, dengan sentuhan warna peach yang feminin serta biru lembut, tempat ini menjadi tempat favoritnya sehingga ia betah bahkan ketika harus lembur hingga tengah malam. 

Sambil menyesap kopi hitam harum yang dibuatnya, Sabrina mulai dengan mengecek jadwal Maxton untuk hari ini. Ia sudah melakukannya tadi malam, tapi ia selalu mengeceknya sekali lagi sebelum pria itu datang ke kantor, hanya untuk memastikan semuanya. Sabrina kemudian membuka email untuk mengecek apakah ada update penting yang harus segera di follow up atau ada update penting yang perlu disampaikan pada Maxton sambil menyiapkan beberapa berkas untuk hari ini. Setelahnya, ia mengecek jam tangan, lima menit sebelum pria itu muncul.
Maxton pria yang tepat waktu dan selama ia bekerja pada pria itu, Maxton hanya pernah terlambat dua kali. Ia lalu bangkit dan membuat kopi. Kali ini untuk Maxton. Ia membuka pintu penghubung kantor mereka dan meletakkan cangkir kopi yang mengepul itu di atas meja Maxton dan lembaran jadwal pria itu hari ini, lalu memperhatikan sekeliling dan memastikan ruangan pria itu serapi yang ia tinggalkan kemarin lalu kembali ke kantornya sendiri. Ia baru saja duduk kembali di kursinya dan tengah membaca email dari HR ketika pria itu tiba.

Tak lama, interkomnya sudah berbunyi.

“Sabrina?”

“Selamat pagi, Maxton,” sapa Sabrina hangat. Sejak semula, pria itu sudah meminta Sabrina agar memanggilnya dengan nama depan. You are my PA, we need to work closely and spend many hours together, please… aku tidak mau kau merasa segan padaku. Dan seperti itulah, walau Maxton seorang CEO berkuasa dari perusahaan yang sedang menduduki puncak, walau dia keras dan penuntut, pria itu memiliki banyak sisi baik dan terutama dia memperlakukan karyawannya dengan adil dan menghargai bakat-bakat yang mereka miliki.

“Pagi,” jawab Maxton agak kaku. Dan Sabrina langsung tahu kalau suasana hati Maxton pagi ini tidaklah baik. Ia langsung meraih tablet dan binder kulitnya, diam-diam mengeluh dalam hati karena menghadapi Maxton yang bersuasana hati buruk bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk mengisi paginya. “Come to my office now.”

Dan panggilan interkom terputus.

In The Bed with Her BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang