I. Hari Terakhir

30 1 0
                                    

Part 1

Gadis bersurai hitam panjang dengan tas ransel di pundaknya kini sedang melangkahkan kaki menuju ke arah kelas. Bel masuk sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu dan pelajaran akan segera dimulai. Tidak seperti murid-murid lain yang berlarian untuk cepat sampai ke dalam kelas mereka masing-masing, gadis itu hanya berjalan santai sembari memainkan ponselnya. Sesekali iris jelaganya melirik ke arah depan untuk melihat jalanan.

Tak lama dari arah belakang, seseorang menabrak punggungnya hingga menyebabkan ponsel yang ia genggam terjatuh. Gadis bernama Zanna itu membalikkan tubuh dan menampakkan raut wajah kesal. Sorot matanya tajam menatap seorang gadis yang kini tengah berjongkok untuk mengambil beberapa buku yang berserakan di atas lantai.

"Maaf, gue nggak sengaja." Ucapnya tak lupa mengambil ponsel milik Zanna lalu mengembalikannya.

Zanna meraih ponsel miliknya. Belum sempat menegur, gadis berkacamata itu sudah berlari dan bergegas masuk ke dalam kelasnya. Kepalanya menggeleng dengan mulut yang berdecak sinis. Ia lalu menyimpan ponsel di saku jaket dan kembali melangkahkan kakinya menuju kelas.

•••

Disinilah Zanna sekarang. Berdiri di luar kelas dengan kepala yang tertunduk ke bawah. Tepat di hadapannya, terdapat seorang wanita berumur tiga puluh tahun yang sedang menegurnya karena terlambat datang ke kelas.

Sepasang netranya bergerak. Melirik jam dinding di dalam kelas. Seketika itu, mulutnya terperangah. Ternyata sudah hampir lima belas menit ia berdiri sambil mendengarkan ocehan wali kelas yang begitu memuakkan di telinganya.

Beberapa murid yang berada di dalam kelas mencoba mengintip untuk melihat apa yang terjadi di luar. Namun, murid-murid yang mengintip itu tiba-tiba kembali ke tempat duduk mereka masing-masing karena mendapat teguran dari ketua kelas.

"Ibu akan membiarkan kamu mengikuti pelajaran kali ini. Tapi setelah jam pulang sekolah nanti, datang ke perpustakaan dan kerjakan tugas menulis seratus kalimat sebagai hukuman karena terlambat datang ke kelas. Mengerti?"

"Emangnya ini hukuman anak SD apa?!" Batin Zanna mencibir.

Tak kunjung merespon sebab asyik bersumpah serapah ria dalam hati, wanita paruh baya yang berdiri di depannya berdehem.

Tersadar akan lamunannya, Zanna reflek mengangkat kepala dan mengangguk paham.

"Lain kali jangan diulangi lagi karena ini sudah ketiga kalinya kamu terlambat datang ke kelas." Ucap sang wali kelas sebelum masuk ke dalam kelas dan meninggalkan Zanna sendirian.

"Ck, kalau bukan karena cewek tadi gue pasti ga bakalan telat masuk kelas dan dihukum kaya gini." Cerocosnya seraya memutar kedua bola mata dengan malas lalu berjalan memasuki kelas.

•••

Bel pulang sekolah berbunyi. Sebagian siswa berhamburan keluar dari gerbang sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing dan sebagian lagi masih berada di sekolah untuk keperluan tertentu.

Seperti sekarang, Zanna sedang berada di perpustakaan untuk menyelesaikan hukuman karena terlambat datang ke kelas tadi pagi.

Sepasang matanya melirik ke depan. Mengamati dua orang siswa yang juga dihukum sama seperti dirinya.

Kedua siswa tersebut sudah mulai mengerjakan hukuman mereka namun Zanna tidak melakukannya. Sedari tadi ia hanya asyik memainkan ponselnya sambil sesekali terkekeh pelan. Tanpa sadar, hal itu mengundang perhatian guru penjaga perpustakaan yang kebetulan ditugaskan untuk mengawasi murid-murid yang dihukum.

"Jangan ada yang pulang atau kabur sebelum kalian menyelesaikan hukuman. Terutama kamu!" Penjaga perpustakaan menunjuk ke arah salah satu murid yang tak lain adalah dirinya.

After Us [NEW!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang