Part 11
"LUNA!!!" Teriak Erina. Dengan wajah ketakutan setengah mati setelah melihat apa yang baru saja terjadi pada Luna.
"Akh—" Suara Luna tercekat. Tubuh gadis itu perlahan merosot dan terduduk di atas lantai. Kedua tangannya gemetar, memegang lehernya yang sudah berlumuran darah.
Aksa hendak mengambil senjatanya kembali namun pergerakannya kalah cepat dengan Jaka. Pria tua itu langsung menusuk paha Aksa menggunakan pisau lipatnya hingga menyebabkan Aksa terjatuh dan mengerang kesakitan.
Sementara itu, Kevin yang berhasil mengambil senjatanya memukul punggung Jaka dengan keras. Alhasil, Jaka terjatuh ke atas lantai. Pisau lipat yang ia genggam juga terjatuh dan Kevin menendangnya hingga menjauh.
Kevin lalu melayangkan senjatanya ke atas untuk memukul kepala Jaka. Akan tetapi, pria tua itu mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan Kevin untuk berhenti.
"T-tunggu dulu. Aku minta maaf. Aku sungguh menyesal. Tolong jangan membunuhku. Apa kau tega melakukan itu pada orang tua sepertiku?!" Pintanya. Memohon ampun dengan wajah yang dibuat memelas.
Kevin mengeraskan rahang. "Tapi bapak sendiri tega nyakitin mereka! Kenapa bapak ngelakuin itu?! Kenapa!" Bentaknya tidak terima dengan wajah yang sudah merah padam karena tersulut emosi.
"Aku menyesal, tolong jangan membunuhku." Rengek pria tersebut seraya merangkul kaki Kevin untuk memohon ampunan.
Tapi sedetik kemudian, pria itu mendongakkan kepalanya seraya tersenyum lebar. "Kau pikir aku bersungguh-sungguh? Dasar bocah bodoh!" Ucapnya.
Kevin yang geram melayangkan senjatanya ke atas namun Jaka sudah lebih dulu menarik kakinya hingga tubuhnya terjatuh.
Melihat Kevin lengah, Jaka langsung meraih kerah pemuda itu. Mengangkatnya lalu memukul wajahnya dengan keras hingga ia kembali tersungkur.
Kevin meringis. Darah keluar dari hidung dan sudut bibirnya.
Tak sampai disitu saja, Jaka menindih tubuh Kevin dan mulai memukuli wajahnya secara membabi buta. Tak memberikan jeda pada anak bertubuh kecil itu bak sedetikpun. Bahkan tubuhnya tidak bisa digerakkan karena Jaka mengunci pergerakannya.
Erina yang melihat itu tidak hanya diam saja. Ia segera mengambil senjatanya lalu memukul kepala Jaka dengan keras hingga tubuh pria tua itu limbung ke arah samping.
Melihat Jaka yang lengah, Erina berjalan mendekati Kevin dan hendak membantunya berdiri. Namun, Jaka yang masih tersadar segera bangkit. Menjambak kasar rambut Erina lalu menendang perutnya dengan keras hingga gadis itu tersungkur dan meringis kesakitan.
"Sialan lo," Umpat Kevin.
Perlahan-lahan, Kevin mulai bangkit meskipun wajahnya sudah babak belur.
Bersamaan dengan itu, ia tiba-tiba teringat akan sesuatu. Mengapa ia tidak menggunakan ilmu karatenya saja untuk menghajar Jaka? Kevin merasa bodoh sekarang. Baru tersadar ketika dirinya sudah hampir tumbang seperti ini. Tapi setidaknya, ini masih belum terlambat. Mereka berdua sama-sama lengah sekarang.
Jaka membalikkan tubuhnya. Memicingkan mata ketika mendapati pribadi Kevin yang sudah bangkit dan memasang kuda-kuda sebelum menyerangnya. Jaka pun ikut bersiap-siap.
"Ayo maju, dasar bocah lemah." Desis Jaka menyindir Kevin. Tidak tahu soal Kevin yang sebenarnya mempunyai ilmu bela diri dan cukup berbakat di bidang tersebut.
Kevin tersenyum meremehkan. Ia kemudian melangkah maju dan setelah itu, mereka berdua pun saling menghajar satu sama lain.
Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Kevin berhasil membuat Jaka kalah telak. Kevin menang karena dia memiliki ilmu bela diri, sedangkan Jaka tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Us [NEW!]
Misteri / ThrillerSekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar bagi para siswa untuk menimba ilmu serta menjadi bekal untuk masa depan mereka kini telah berubah menjadi tempat mengerikan yang dihuni oleh para monster. Namun, apa jadinya jika para monster yang menge...