10.Second Life

5.3K 446 19
                                    

   Elena menatap datar Liana. Tadi saat tiba waktu istirahat,Elena pamit kepada Dinda untuk ke toilet tanpa disangka dia bertemu dengan Liana.

   "Aku minta sama kamu untuk jauhin Axel,Elena," Ucap Liana menatap tajam Elena.

  "Kenapa gw harus jauhin Axel?" Tanya Elena datar. Sungguh Elena bingung,kenapa Liana sangat terobsesi menyuruhnya untuk menjauhi Axel.

  "Aku cuma nggak mau kamu sakit hati kalau nanti aku yg dipilih Axel," Ucap Liana percaya diri. "Kamu tau kan cerita aku sama Axel tuh kayak novel,dimana aku jadi female lead dan Axel jadi male lead." Lanjutnya.

  "Liana gw penasaran,lo dapet tingkat percaya diri setinggi itu darimana?" Mata Elena menatap Liana remeh.

  "Aku nggak percaya diri tapi itu kenyataan," Ucap Liana.

  Elena memutar bola matanya malas,dan berbalik ingin pergi sebelum suara Liana menghentikannya.

  "Kenapa kamu selalu egois Elena? Kamu udah punya mama dan papa,semua orang sayang sama kamu tapi kenapa kamu juga mau rebut Axel dari aku?" Liana menatap Elena dengan tajam tapi tak bisa ditutupi jika matanya sudah berkaca kaca bersiap menumpahkan cairan bening itu.

   "Gw nggak egois Liana,gw hanya mengamankan apa yg jadi milik gw," Ucap Elena menatap Liana. "Dan soal mereka yg nggak sayang sama lo itu bukan salah gw," lanjutnya dan melangkah pergi.

  "Aku tau itu bukan salah kamu tapi aku membenci kamu Elena. Kenapa harus kamu yg disayangi sedangkan aku nggak?" Monolog Liana menatap punggung Elena yg menjauh dengan air mata yg mengalir di pipinya.

***

  Seorang gadis menatap tiga orang yg sedang tertawa bahagia. Bukankah ini yang dia inginkan,tapi kenapa hatinya seolah tak terima?

  "Elena pulang," sontak ketiga orang yg tertawa berhenti dan menatap Elena.

  "Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang?" Tanya sang mama,Amanda.

  "El-" ucapan Elena langsung dipotong oleh Amanda.

  "Harusnya kamu contoh Liana,Elena. Mama heran sama sikap kamu sekarang,sering banget keluyuran. Lihat Liana,pulang sekolah dia langsung pulang nggak kayak kamu," cerocos sama mama.

  "Tapi ma-" lagi dan lagi ucapan Elena dipotong tapi bukan Amanda yg memotongnya sekarang melainkan Liana.

  "Udah ma,kasian Elena nya baru pulang,pasti Elena capek. Sini El duduk," Liana mengajak Elena untuk duduk.

  Elena duduk di sofa tunggal. Sedangakan Liana berada ditengah tengah Amanda dan Liam.

  "Liana seneng banget,akhirnya mama sama papa sayang sama Liana," ucap Liana.

  Liam dan Amanda menatap Liana sendu. "Maafin kita sayang,mama sama papa bodoh karna nggak liat anak sebaik kamu dulu," Amanda menatap Liana dan Liam mengelus rambut Liana sedangakan Elena hanya menatap mereka.

  ***

  "LIANA TUNGGU," Liana yg tadi ingin masuk ke kamarnya berhenti saat Elena memanggilnya.

  "Kenapa El?" Tanya Liana menatap Elena.

  "Bukannya tadi disekolah aku bilang sama kamu ya,kalau aku ada kerja kelompok,kenapa kamu nggak bilang sama mama dan papa?" Tanya Elena.

  "Oh,aku lupa," jawab Liana santai. "Udah dulu ya El,Axel ng-chat aku nih,bye," Liana memasuki kamarnya.

***

Elena memjamkan matanya merasakan angin meniup wajah cantiknya. Saat ini Elena berada ditaman belakang,sekarang sudah bel dan Elena tak mempunyai niatan masuk kelas,percakapannya dengan Liana membuat mood-nya hancur.

   "Nggak masuk kelas?" Suara bariton itu tak membuat Elena membuka matanya. Seseorang yg diketahui adalah seorang laki laki mendekat dan duduk disampingnya.

   "Ada masalah?" Elena membuka matanya dan menatap laki laki itu kemudian menggeleng.

  "Nggak ada cuma lagi nggak mood aja," laki laki yg tak lain adalah Axel mengangguk.

  Elena terdiam dan kembali memejamkan matanya sampai sebuah tangan menariknya untuk bersandar dibahu lebar milik Axel.

  "Jangan kayak gini kalau lo cuma mau nyakitin gw," gumam Elena pelan bahkan Axel tidak mendengarnya.

   Halooo semua apa kabar nya.

Semoga sehat ya.

  Ada yg mau dikatakan kepada mereka.

Liana

Elena

Axel

Amanda

Liam

 




SECOND LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang