Jangan lupa follow and voment yaElena telah siap dengan seragam sekolahnya. Pertemuan tadi malam berjalan lancar walau ada dramanya.
Saat itu mereka mengadakan makan malam.
"Gimana sama masakannya om,tante dan Axel?" Tanya Liana. "Enak,siapa yg masak?" Tanya Adiani. "Saya tante," jawab Liana.
"Wahhh ternyata kamu pintar masak ya?" Liana tersenyum malu mendengar pujian Adiani. Liana melirik kearah Elena yg berlari kedapur.
"ASTAGA!!!" Amanda terpekik melihat putri kesayangannya yg muntah muntah.
"Princess are you okey?" Tanya Liam. Ya mereka mengikuti Elena sampai kedapur. Liam mengusap tengkuk Elena.
"Isstt perut El sakit pa," Elena tidak tahu kalau yg memasak adalah Liana. Pantas saja dari suapan pertama perutnya seakan menolak makanan itu.
"Pa,cepat panggil dokter," Liam menangguk dan menelfon dokter pribadi mereka. Elena dibawa beristirahat kekamarnya.
"Liana sudah berapa kali saya mengatakan jangan pernah memasak," marah Amanda. "M-maaf ma,aku hanya ingin memasak," ucap Liana menunduk.
"Setidaknya katakan kalau kamu yg memasak agar saya bisa menyiapkan makanan untuk Elena," Liana menunduk mendengar ceramahan mamanya.
Sedangkan keluarga Velton terdiam. "Ah maaf semuanya kalian harus melihat ini," ucap Amanda.
"Sebenarnya apa yg terjadi?" Tanya Adiani. "Elena tidak bisa makan sembarangan,dia hanya bisa makan masakanku,kepala koki dan masakan Elena sendiri,jika tidak perutnya akan sakit dan muntah muntah seperti tadi," Jelas Amanda
***
"Pagi ma,pa dan Liana," sapa Elena dengan riang. "Pagi sayang," jawab Amanda dan Liam serentak.
"Kamu yakin untuk berangkat sayang?" Elena menangguk menjawab pertanyaan sang mama. "Iya ma,El yakin," jawab Elena.
"Kalau ada apa apa langsung hubungi kita,oke princes papa?" Lagi lagi Elena menangguk. "Oke pa,"
Elena menatap Liana yg sedari tadi menunduk tanpa memakan sarapannya. "Ana,are you okey? Kenapa nggak sarapan?" Tanya Elena.
"El aku minta maaf gara gara aku kamu jadi sakit," Ucap Liana menunduk. "It's okey. Gw udah nggak papa kok," Elena tersenyum tipis yg terlihat seperti seringai.
Liana mengepalkan tangannya. Dia sangat membenci Elena. Entah berawal dari mana kebenciannya,yg jelas dia benci segala kesempurnaan yg Elena miliki.
***
Elena berjalan menyusuri koridor sesekali tersenyum membalas sapaan para murid yg lain.
"Eh," Elena tersentak saat tas nya ditarik dengan keras membuatnya berputar sampai menabrak dada bidang seseorang.
"A-Axel," gumam Elena saat melihat siapa yg menarik dan memeluknya sembarangan. Wajah Elena memerah saat semua murid menatap mereka dengan berbagai tatapan.
"A-axel lepas," bisik Elena pelan tapi masih didengar Axel. Axel terkekeh melihat wajah Elena yg memerah persis seperti Apel.
"Kenapa datang sekolah?" Bukannya melepaskan Axel malah bertanya. Elena memeringkan kepalanya, "kenapa aku nggak boleh dateng?" Bukannya menjawab Elena malah memberikan pertanyaan.
"Bukankah tadi malam kamu sakit?" Axel merapikan poni Elena yg berantakan akibat ulahnya.
"Ooo itu,it's okey, udah biasa," Elena melepaskan pelukan Axel dari pinggangnya. "Hmm yaudah aku pergi ke kelas dulu,bye," Elena pergi dari sana dengan wajah memerah. Axel kembali terkekeh melihatnya.
***
Maaf sebelumnya,karna lama next nya. Aku lagi sibuk akhir akhir ini jadi nggak bisa next sekaligus kuota aku lagi habis😅😆😆.
Jika ada kesalahn tolong dikritsar ya.
Jangan lupa vote,comment and share ya. Ahh dan jangan lupa follow juga
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE
De Todo[Cerita ini murni pemikiran saya sendiri,jika ada kesamaan tokoh atau yg lainnya dimohon maaf] DON'T PLAGIAT Dikehidupannya yg pertama,Elena melakukan kesalahan dengan memberikan semua miliknya kepada kembarannya,Liana. Kasih sayang orang...