𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚

388 49 13
                                    


❈ : Aether-Ayaka-Lumine-Ayato
⚠ : —

⊱✤──────────⌨︎︎──────────✤⊰

"Kau adalah calon playable character, Ayaka!"

"Wah...! Jadi nanti kita bisa bertarung bersama-sama untuk pemain, kan kak!?"

Seorang gadis kecil, memandang kakak laki-lakinya dengan mata berbinar-binar. Kakaknya baru saja bertemu Paimon, dan pulang membawa kabar gembira beserta berita buruk juga.

"Tapi..." Ayato ragu sejenak, "...ayah dan ibu punya takdir kematian."

Jujur, ia tak berani memberitahu informasi menyakitkan itu pada anak yang baru berusia sepuluh tahun. Namun, daripada adiknya mendadak kaget nanti, Ayato berpikir ulang untuk menyiapkan mental Ayaka sedari dini.

Mengejutkan, Ayaka hanya memiringkan kepala dengan polos, "Takdir kematian...?"

"M-maksudnya... ayah dan ibu akan meninggal," Kata-kata itu dikerahkan dengan seluruh keberanian Ayato. Lidahnya menjadi pahit, dan saat ia menangkap reaksi sang adik, hati diselimuti rasa perih luarbiasa.

Ayaka terkejut selama beberapa detik. Ia mengunci mulut, masih mencoba mencerna perkataan kakaknya. Namun setelah itu, ia menunduk, mencoba menahan air bening yang ada di pelupuk mata.

Ayato pelan-pelan mendekati Ayaka, membuka kedua lengan... dan mendekap calon Himegimi tersebut.

"Tidak apa, tidak apa... Ini semua demi alur game, kau ingat? Kita akan menjadi karakter terbaik bagi pemain...!"

Diam-diam, Ayato pun mencoba menutupi kesedihannya. Berkat pemberitahuan Paimon, dia jadi memiliki bayangan cara memimpin klan-nya di masa depan.

.....

....

...

..

.

"Semenjak hari itu, kak Ayato jadi lebih serius, latihan tanpa henti dan belajar mengenai klan kami. Tepat setelah seminggu pemberitahuan Paimon, orang tua kami pergi,"

Sang pengembara hanya bisa menganga kecil, kedua tangan masih menggenggam secangkir teh hangat dalam Komore Tea House ini.

Di malam yang tenang, kedua kembaran dunia lain berkunjung pada sang Himegimi. Mereka awalnya berniat singgah sejenak, akan tetapi kisah yang dilontarkan Ayaka menyebabkan mereka melupakan waktu.

"Kak Ayato mengalami hal banyak dari usia muda. Aku—"

"Memangnya kau nggak begitu juga, Ayaka?"

Tiba-tiba seorang pria masuk dan memotong perkataan adiknya. Ya, sang ketua klan Kamisato, orang yang baru diperbincangkan datang. Panjang umur.

"Kau juga mengalami banyak hal, bahkan di saat lebih kecil dariku," Ayato mengambil tempat duduk di samping Lumine, tersenyum pelan dengan raut wajah misterius.

"Kalian sama-sama mendapatkan pengalaman berat, kok. Aku tidak bisa membayangkan ditinggalkan orang berharga di umur sekecil itu..." Putri Abyss berkomentar, mendapat seluruh fokus padanya. Lumine menunjukkan senyum, tetapi tersirat kesedihan yang mendalam. Masa lalu mulai meliput gadis berambut pendek itu, mengingat alur memaksakan dirinya berpisah dari kakaknya sendiri.

[END]【𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓】✧⧽Genshin Behind The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang