[𝐏𝐥𝐚𝐲𝐞𝐫]

544 72 7
                                    

❈ : Aether x [Player]
⚠ : —
Disarankan telah membaca "Diari Cinta"

⊱✤──────────⌨︎︎──────────✤⊰

"Uhhh... [Player] serius?" Seorang gadis berambut coklat panjang dengan mata merah meragukan pemandangan di depan.

"M-mungkin [Player] nanti ganti aku dengan seorang hydro, tenang saja..." Sementara anak yang terkenal karena kesialan itu mencoba menghibur teman se-timnya.

"Huh. Palingan dia sedang bad mood hari ini," Barbatos dengan santai ceplas-ceplos, memasang wajah malas bercampur kesal.

"Apakah benar seperti itu? Kasihan [Player]... dia sedang mengalami hari yang buruk." Sementara karakter utama kita ini, Aether, membahas hal yang sama sekali tidak ada kaitannya.

"Buktinya dari awal teleportasi seharusnya dia sudah mengganti dengan Childe, Ayato atau setidaknya, Barbara, lah." Tatapan Venti tajam kesana.

"Palingan seperti biasa, kita mau dijadikan tumbal kekesalannya." Ia melipat lengan di dada, pasrah melihat apa yang ada di hadapannya.

Tak jauh, sebuah bunga api yang masih tertidur dapat terlihat jelas. Suhu gua bawah tanah ini pun terasa sangat panas. Didominasi warna merah, keempat karakter dari tim utama [Player] hadir.

[Player] nampaknya pergi (AFK) sementara, meninggalkan tim main tepat di hadapan bunga raksasa yang belum aktif tersebut. Hal ini memberikan kesempatan pada mereka berempat untuk mengobrol.

"Bayangkan saja... melawan Pyro Regisvine level akhir dengan dua pyro tanpa hydro, cryo, atau setidaknya... electro, apa namanya kalau bukan dijadikan bahan tumbal?"

"Kecuali kita kuat, sih. Namun coba deh cek stat masing-masing, meragukan." Venti menyindir habis-habisan pemain mereka.

Andaikan [Player] mendengarmu Venti, kau jadi tinggal di arsip karakter saja, percaya deh.

Tiba-tiba cahaya muncul dari bawah Venti, menunjukkan [Player] sudah aktif kembali dan memilihnya.

Dengan [Player] yang memegang kendali, tim itu hanya terdiam berlari ke arah bunga dan takdir melelahkan.

   ──˙⊹✦⊹˙──

"Kasihan mereka." Venti duduk dengan tenang di ruang tunggu, bersama timnya.

Ruangan hampa berwarna biru galaxy, dengan sebuah monitor hologram raksasa, menunjukkan tim yang dipakai [Player] saat ini. Ruang tunggu adalah tempat pergantian karakter, sementara Hu Tao dan Bennet khawatir luarbiasa menonton apa yang dilakukan [Player]. Ya, tiga orang itu baru saja diganti. Hanya Aether yang menetap.

Namun, justru mereka bertiga yang beruntung.

 "Apa ini karma ucapanku? Wah..." gumam Venti nada mengejek menatap hologram tersebut.

"Dia beneran makai Childe, Ayato, dan Barbara sekarang, ucapanmu kebetulan banget, Venti." Hu Tao ikut berkomentar, dan sesekali meringis melihat pemandangan yang terjadi.

Aether, dengan tiga hydro lainnya setengah mati melawan musuh kali ini. Bahkan keempatnya sudah memiliki health yang sedikit.

"Haha... tapi l-lawannya beda... O-oceanid..." Bennett ikutan meringis melihat teman-temannya tersiksa seperti itu.

"Aether..." Venti kembali berbicara, matanya menajam memerhatikan sang traveler.

[END]【𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓】✧⧽Genshin Behind The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang