𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄

1K 90 2
                                    

❈ : Aether - Lumine
⚠ : Kata kasar!

⊱✤──────────⌨︎︎──────────✤⊰

[Player Telah Keluar Dari Game]

"Selesai!"

Sahutan melengking, dengan sayap dan tubuh kecil, dapat terlihat sedang tersenyum lebar. Ia meregangkan badannya sejenak, lalu menoleh pada teman-temannya, terutama sang Pengembara.

"Aether! Kerja bagus! [Player] nampaknya senang memakaimu!"

"Tentu saja. Aku emang hebat dari lahir. Udah ganteng, pintar, kuat lagi."

Laki-laki bersurai pirang dengan manik emas, melemparkan senyum percaya diri dan ia langsung mendapat tatapan jijik dari teman-temannya.

"Halah. Mentang-mentang Main DPS..."

"Cih. Nyesal aku mujinya!"

Namun tak ia pedulikan, laki-laki yang bernama "Aether" tersebut membungkuk, menjulurkan tangan pada satu makhluk bertopeng.

"Valo!" Si Hilichurl dibantu berdiri oleh Aether, berterima kasih, kemudian berlari pergi kembali pada sukunya sendiri.

"Apa tadi aku keterlaluan? Aku harap Mimi baik-baik saja..." gumam Aether, sembari menatap punggung Hilichurl itu dari jauh.

"Huhu, aku juga jadi khawatir sama Lan... [Player] mainnya terlalu lancar..." Seorang gadis bermata merah, dengan rambut coklat yang diikat dua, nampak lemas memasang wajah cemas.

"Lan? Monster yang mana?" Sementara itu, seorang anak laki-laki, yang dikenal karena kesialannya, ikut berkomentar.

"Itu loh. Fatui Anemoboxer yang kita lawan di Dragonspine tadi," Sang Archon Anemo, maju dan meregangkan badan pula. Tak lama, ia menguap dan berjalan menjauhi teman-temannya.

"Venti? Mau kemana?"

"Istirahat-lah. Kalian emangnya gak capek habis online? [Player] mainnya brutal banget..." balas Venti santai dari jauh, teman-temannya cukup setuju dengan perkataannya.

Dengan begitu, mereka saling berpamitan dan menuju pada aktivitas masing-masing.

──˙⊹✦⊹˙──

"Albedo? Kamu ngapain? Sibuk?"

"Seperti yang kau lihat, Tuan putri..." Sang Alkemis tidak menoleh sama sekali, fokus pada alat-alat aneh di hadapannya itu.

Dia mengangkat sebuah tabung kecil, menuangkan isinya ke tabung lain, mencampurkan cairan-cairan yang tidak dipahami sang Putri Abyss.

"Ah... maaf aku numpang disini. Aku sedang ada janji dengan kakak," Lumine menjauhi pria itu, menuju mulut gua yang telah melindunginya dari hawa dingin.

Markas Albedo di Dragonspine, menjadi tempat singgahnya sementara untuk menunggu kedatangan sang saudara kembar.

"...sudah offline lagi. Tapi kenapa kakak belum datang, ya?" gumam gadis berambut pendek tersebut, "Sudah lewat lima menit..."

[END]【𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓】✧⧽Genshin Behind The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang