❈ : Scaramouche x Mona
⚠ : terdapat penggunaan kata kasar!⊱✤──────────⌨︎︎──────────✤⊰
"D-dua ribu, mora?"Di sore yang kalem, tepatnya salah satu desa perbukitan di Liyue, desa Qingce, seorang peramal baru saja menyelesaikan santapannya.
Dia menatap dompet yang kosong, lalu kembali menoleh pada kasir warung kecil tersebut.
"Maaf, kami tidak menerima hutang." Belum sempat bicara apa-apa, si kasir sudah bisa menebak isi pikiran gadis rambut ikat dua itu. Tentu saja, siapa yang tidak mengenalnya? Peramal bintang yang jadi salah satu playable character pasti sudah dikenal setiap nyawa.
"A-aku..."
"Ini, dua ribu mora." Kata-kata Mona terputus oleh seseorang yang tiba-tiba menaruh kantong kain di hadapan kasir.
Sang kasir hanya tersenyum dan berterima kasih. Begitu Mona menyadari siapa yang melakukannya, dia langsung menarik orang itu menjauh dari warung.
"Apa yang kau lakukan?! Aku bisa bayar sendiri!"
"Huh. Kau mau bayar pakai debu yang ada di dompetmu?" Perkataannya membuat wajah Mona memerah karena malu. Ia ingin memarahi orang ini tanpa alasan, tetapi tidak bisa karena orang ini pun sudah berbuat baik padanya.
Mau siapapun itu, Mona tetaplah tahu cara berterimakasih.
"T-terima kasih... aku nggak nyangka tiba-tiba kau mau aja membayarku," Mona mengalihkan pandangan, tidak berani menatapnya. Ia merasa harga dirinya jatuh pesat karena sudah dibayarkan oleh "musuh" bebuyutannya tersebut.
"Hah. Apa maksudmu? Kau jadi ngutang padaku, lho." Orang itu melipat kedua lengan di dada, dan menatap tajam Mona.
"Kau-?!" Mona ingin kesal, pria itu hanya menyengir. Mona tambah malu karena sudah mengira yang tidak-tidak.
"AWAS KAU, BODOH! SUATU HARI AKU AKAN MEMBALASMU!" Memang, hanya di hadapan laki-laki ini sikap kekanak-kanakan Mona dapat keluar. Dia sudah salah karena berharap padanya.
"Lagipula, ngapain sih disini!? Kok bisa sih nyasar sampai ke Qingce, hei Scara!?" Mona mengganti topik.
"Aku harusnya nanya hal yang sama denganmu. Kau pindah rumah ke Liyue, hah?" Scaramouche ikut bertanya.
"Aku habis dari ngurusin klien. Jarang-jarang ada orang desa sini yang minta ramalan. Habis itu, aku singgah di warung tadi,"
"Bisa-bisanya mesan makanan sampai seharga 2000 mora dengan dompet kosong. Bukankah kau seharusnya punya uang setelah bekerja? Kemana gajimu?" Balasan Scara membuat wajah Mona kembali merah padam dan sarkas, "Klienku sudah bayar jauh-jauh hari, aku sudah memakai uang itu... AGH! LUPAKAN! Kau juga belum menjawab pertanyaanku!"
"Memangnya kenapa kalau aku disini? Aku berhak atas waktu santai ketika offline. Lagi kepengen jalan-jalan aja di Liyue." Cara bicara khas Scara dapat terdengar di telinga Mona. Mona hanya menghela nafas, menandakan ia mengiyakan perkataan Scara.
Dia tak tahu, sebenarnya The Balladeer itu memang sedang punya waktu luang. Scara tidak tahu harus ngapain dan kebosanan, oleh karena itu ia memutuskan mencari Mona dan menemuinya dengan sengaja disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]【𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓】✧⧽Genshin Behind The Game
Fanficˏˋ°•*⁀➷ ᴏғғʟɪɴᴇ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ! ﹊﹊﹊﹊﹊﹊﹊ Di balik layar Genshin, mereka tentu menyayangi [Player]. Namun, adanya takdir kematian dan alur, apakah semua akan baik-baik saja? ⋇⋆✦⋆⋇ 𝓡𝓲𝓵𝓲𝓼 𝓹𝓪𝓭𝓪 : 28 𝓙𝓾𝓵𝓲 2022 𝓖𝓮𝓷𝓼𝓱𝓲𝓷 𝓕𝓪𝓷𝓯𝓲𝓬𝓽𝓲𝓸𝓷 𝓫�...