𝐀𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐄𝐫𝐫𝐨𝐫 𝐈𝐈

372 65 0
                                    


❈ : Aether x [Player]
⚠ : Blood!

Diharapkan telah membaca "Aether Error"

⊱✤──────────⌨︎︎──────────✤⊰

"A/a/a/apa maksudmu?" Nada yang tidak menyenangkan mulai terdengar di suaranya, membuat Paimon beserta yang lain menjadi waspada.

Paimon menarik naps, dia tidak boleh segan lagi. Dia harus berani, demi game.

"Aku ingin kau menjauhi [Player] sementara," tegas Paimon, dihadapan patung Barbatos ini dengan Aether. Beberapa karakter Mondstadt mengelilingi mereka, beserta Lumine, Xiao, dan Hu Tao juga.

Kondisi Aether semakin parah. Jelas-jelas [Player] yang tak pernah online selama seminggu ini karena dirinya. Aether meneror [Player] dari mengirim surat, sampai-sampai mencoba men-setting  playable character yang bisa digunakan hanya dirinya. Paimon harus hentikan kegilaan ini.

Setiap saksi tegang, suasana tidak begitu ramah. Anehnya, langit ikut menggelap. Seolah-olah paham apa yang terjadi.

"Jangan membuat kontak dan berhentilah meneror [Player] seperti itu! Bagaimana kalau misalkan [Player] jadi takut? Dia jadinya berhenti bermain—"

WUUUSSHH

"AAAHHH!!!" Sebuah angin kencang  melempar Paimon sampai terpental jauh.

"PAIMON!" Bennett otomatis berlari, berhasil menangkap peri kecil itu sebelum terjatuh.

Angin berembus panik, langit menunjukkan rasa tak senangnya, sesekali guntur menyapa. Venti menghela napas pasrah.

Semua pandangan langsung beralih ke Aether. Betul saja tebakan mereka, pelakunya adalah sang traveler dengan tanda perhiasan miliknya berubah menjadi warna Anemo.

"[Player]... tidak akan t/t/takut padaku. Berhentilah menyuruhku. Kalian bilang a/a/aku harus menjadi diri sendiri, kan? Kalau [Player] b/b/b/bebas memakai karakter yang dia sukai, aku pun juga bebas melakukan apa yang aku i/i/inginkan." Aether menatap tajam Paimon yang dibantu oleh Bennett. Paimon memegang kepalanya yang masih pusing.

"A/a/aku hanya i/i/ingin menjadi d/d/diri sendiri." Kalimat terakhir yang dia ucapkan, sebelum pergi dalam sekejap dibawa oleh teleportasi.

Begitu kehilangannya, badai di langit Mondstadt pun terjadi. Hujan dan guntur ditambah angin topan mulai mendekat.

Venti menghela napas sekali lagi, dengan satu jentikan jari... keadaan cuaca Mondstadt kembali normal.

"Kalau di Mondstadt saja sudah terjadi angin topan... bagaimana dengan Liyue nantinya? Gempa bumi?" gerutu Venti. Meskipun ia kesal, dari hati terdalam, ia prihatin pada kawannya itu.

"P-paimon..." Lumine berjalan mendekati Paimon.

"Kau baik-baik saja?"

"Ya. Paimon hanya nggak nyangka... jadi tambah serumit ini..." Paimon menggelengkan kepala. Dia tambah khawatir, bagaimana kalau besok-besok Aether tambah menjadi-jadi, merusak skripsi game yang sudah seharusnya?

"Kau... kau harus menjelaskan pada kami, Paimon." Lumine menatapnya tepat di mata. Semua orang melakukan hal yang sama membuat wajah Paimon menunjukkan sebuah kecemasan.

"Hm! Andai kami bisa membantu!" Hu Tao menambahkan. "Traveler pun teman kami juga!" Amber menyahut, di-angguki oleh knight lainnya.

Xiao dengan tenang berjalan ke hadapan Paimon, "Jangan... dipendam sendiri."

[END]【𝐎𝐅𝐅𝐋𝐈𝐍𝐄 𝐈𝐌𝐏𝐀𝐂𝐓】✧⧽Genshin Behind The GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang