chapter 18

3.9K 457 12
                                    


Author pov.

Satu hari sudah berlalu, selama satu hari itu juga terasa satu tahun bagi Jennie.

Lisa yang terus menghindarinya dan selalu pulang terlalu larut.

Jennie menunggu, ia akan tetap terjaga menunggu Lisa pulang ke mansion.

"Leo mommy bosan" Jennie mengelus bulu Leo duduk di ruang tengah sambil menonton tv.

"Meow"

"Lili jahat" Jennie menatap sendu Leo.

"Meow"

"Kekekeh kau mendukung mommy Leo?"

"Meow meow"

"Xixixii terima kasih telah berada di pihak mommy" Jennie menunduk mencium kepala Leo.

"Hufft, mommy belum mengabari bibi ital Leo, apakah mommy harus menghubungi nya? Tapi ini sudah larut, apakah tidak apa-apa Leo?"

"Meoww meow meow"

"Ok ok mommy akan menelpon bibi ital"

Jennie mengambil handphone langsung menghubungi krystal.

Bibi krystal🧊

"Halo sayang" suara lembut krystal membuat Jennie menjadi sedih.

"Bibi" lirih Jennie menahan tangis.

"Nini kenapa? Suara Nini serak, apakah Nini sakit?" Khawatir krystal di seberang sana.

"Lebih dari itu bibi" adu Jennie menitikkan air mata.

"Nini sakit apa? Sudah berobat? Bibi khawatir Nini" krystal bertambah khawatir mendengar Jennie sakit.

"Bibi hiks~" Jennie tidak kuat menahan air matanya, hatinya lemah dan akhirnya menangis.

"Sakit apa yang membuat Nini menangis hemm, ayo ceritakan pada bibi"

"Hikss bibi,, hati Nini sakit hikss" Jennie mengigit bibir sambil meremas ujung bajunya.

"Apakah Lisa yang membuat Nini seperti ini? Apakah dia menyakiti Nini? Ayo katakan biar bibi menghajar nya" krystal sangat peka, ia akan marah jika Jennie di sakit siapapun itu.

"Lisa tidak menyakiti Nini bibi hikss tapi dia mendiami Nini karena berbohong. Hikss jangan mengajar Lili-ku bibi hikss dia tidak sepenuhnya bersalah hikss Nini lah yang berasal karena telah membohonginya hikss"

"Tapi tetap saja bibi tidak terima. Bibi juga sudah mengatakan pada Nini, jika dia benar-benar mencintaimu maka dia akan menerima kekurangan mu, sayang" krystal geram ingin sekali memukuli Lisa.

"Hiks Lisa hanya kecewa bibi hikss dia mencintai Nini hiks hiks, Nini bisa melihat setiap kali Nini menangis maka Lisa akan pergi atau memalingkan wajahnya bibi hikss hiks"

"Kau keras kepala Nini, bibi kesal sekali mendengar ucapan pembelaan mu. Nini Pulang ke rumah bibi saja tinggalkan dia sendiri"

"Tidak mau hikss Nini tidak mau bibi hikss hiks jangan paksa Nini pergi dari Lisa hikss jangan bibi"

"Tapi dia keterlaluan Nini, bibi tidak bisa membiarkannya menyakitimu terlalu dalam lagi. Jangan bodoh karena cinta, tinggalkan saja jika dia tidak menginginkan mu lagi"

"Tidak! Hikss Nini yakin Lisa masih mencintai Nini hikss buktinya sewaktu Nini ingin bunuh diri dia mengentikan Nini hiksss"

"Apa! Kau ingin bunuh diri hanya karena Lisa itu! Bibi tidak percaya ini, cepat pulang Kim Jennie bibi tambah tidak suka melihat istrimu itu"

"Hikss tidak mau!"

"Sebelum bibi menyeret mu dari sana cepat kembali kerumah bibi Jennie. kesabaran bibi ada batasnya Jennie, tidak selamanya bibi menuruti permintaan mu"

"Jangan pisahkan Nini bibi hikss,, Nini mohon" suara Jennie memelan, ia sangat takut krystal berbuat nekat.

"Kau keras kepala Kim Jennie, kau akan bertambah sakit jika berada disana terus"

"Please bibi hikss Nini akan segera menyelesaikan masalah ini hikss Nini janji jika Nini tidak sanggup lagi maka  terserah bibi ingin membawa Nini pergi kemanapun"

"Satu kali ini saja Kim Jennie, bibi tidak akan segan-segan menyeret mu langsung jika kau ingkar janji"

"Ya bibi hikss Nini Nini tidak akan ingkar hiks, yagso"

"Huhhh. Sekarang sudah larut, kenapa belum tidur juga?"

"Nini menunggu Lisa pulang bibi" cicit Jennie pelan.

"Tapi ini sudah tengah malam Jennie, jangan menunggunya bergegas lah untuk tidur"

"Ya bibi" tangis Jennie mereda, ia sedikit lega karena sudah mengabari bibi nya.

"Makan yang teratur, jika bibi menemukan mu kurus maka bibi akan menghajar Lisa tanpa ampun"

"Kekekeh ya bibi ku tersayang. Nini tutup dulu ya bibi, bye Nini sayang bibi"

"Byee bibi juga menyayangi mu Nini"

Tutt

"Huhh nyatanya Nini jarang makan bibi, Nini tidak berselera karena Lili tidak memperhatikan Nini lagi" lirih Jennie membaringkan tubuhnya di sofa.

"Lili-yaa Nini sedih" Jennie menatap sendu langit-langit.

"Lili selalu pulang larut, apakah lili benar-benar sibuk? Huhh kepala Nini pusing sekali lili, Nini tidur dulu ya jika lili sudah pulang jangan lupa bangunkan Nini, howaam" Jennie menguap mulai menutup mata hingga terpejam.

Ceklek

Bertepatan Jennie sudah tertidur, Lisa pulang dari kantor nya.

Lisa berdiam diri sebentar, ia menatap Jennie meringkuk tidur di sofa.

"Huhhh sudah ku bilang jangan menunggu, masih saja" Lisa menghampiri Jennie.

"Sssh badannya panas" Lisa memeriksa leher dan dahi Jennie.

"Kenapa kurus sekali, pipi mandunya juga hilang" Lisa menatap sendu wajah polos Jennie.

Lisa menyelipkan tangannya di leher  Jennie, dengan hati-hati ia menggendong Jennie berjalan memasuki kamar.

"Bahkan dia ringan sekali aku seperti mengangkat kapas. kenapa menjadi seperti ini ya Tuhan" lirih Lisa membaringkan Jennie.

Chupp

Lisa mencium kening Jennie dan mengelus lembut wajah mungil Jennie.

"Maaf sudah keterlaluan Nini. Jangan sakit please" Lisa mengecup tangan Jennie, ia sedih merasa sangat bersalah sekarang.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

tbc

290722.

Ready for love 💗

you j [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang