Savira Putri Cendranawi
____
Sudah lama sejak Jiya pulang dari kamping, tapi libur masih satu bulan lagi.
Libur semester ini Jiya dan Vira benar-benar tidak liburan jauh, mentok-mentok mereka pergi ke ujung kota buat beli bakso mang Jambe.
Orangtua Vira sibuk kerja, pergi pagi pulang hampir pagi lagi. Sedangkan orangtua Jiya, papinya sudah 4 tahun di Jakarta karena di pindah tugaskan ke pusat. Maminya di Belanda untuk mendapatkan gelar Doktor, meski begitu, segala perizinan (seperti izin pas mau kamping) hanya diberikan oleh mami Jiya saja.
Sudah 4 tahun juga Jiya tinggal dengan nenek, walaupun kadang ia merasa kesepian tapi sejauh ini hidup bersama nenek ia merasa damai.
"Jiya, udah ketemu lagi sama bang Harsa?" tanya Vira, gadis ini tiba-tiba ngungsi karena dirumahnya sepi.
Jiya menggeleng. "Ngapain? ih iya, gue belum cerita."
Vira menyuapkan lontong lalu menggigit kerupuk. "Apa?"
"Masa gue diusir?! sumpah si kak Harsa nyebelin banget!!"
"Hah?!"
Jiya menarik napas panjang lalu menceritakan semuanya tanpa terlewat. "Gitu,"
"Tolol." Hanya satu kata itu yang keluar dari mulut Vira.
"Apa sih lo kok malah kayak berpihak sama dia?"
"Ya orang, kenalan abis itu ngajak temenan bukan musuhan. Gimana sih?"
"Apaan sih, gak seru ah elo mah!"
"Jiya, Vira ayo makan buah dulu!" suruh nenek dari dapur.
"Lo abis makan pulang! awas aja!"
"Nek? Vira malem ini nginep yaaaa," Vira ketawa lalu kabur menghampiri nenek Jiya yang otomatis menjadi neneknya juga.
"Pulang lo! punya rumah sendiri juga!!"
"HAHAHA OGAH!"
____
Harsa sedang menatap layar ponselnya dengan serius.
"Jiya, mau ketemu?" gumamnya, "Ah, kok gitu? atau, Jiya ketemuan yuk!? ini sok kenal banget."
Masalah serius sedang menghampiri laki-laki tampan ini, semenjak bertukar nomor ponsel pas kamping, Harsa jadi pusing sendiri, antara harus cerita atau enggak.
"Jiyaaaaa bikin pusing aja,"
Harsaa : jiya, ini harsa
Akhirnya hanya kalimat itu yang dapat terkirim pada Jiya.
Sudah 30 menit tak ada jawaban, Harsa benar-benar dibuat pusing.
Jiyadjo : iya kak? kenapa?
"DIBALES!!" pekik Harsa semangat empat lima. "Tenang Harsa, tenang."
Harsaa : sibuk ga?
Jiyadjo : sibuk
Harsaa : ketemuan yu
Jiyadjo : sibuk
Harsaa : bohong banget
Jiyadjo : lagian kita musuh, ngapain ketemuan?
Harsaa : buat merundingkan rencana
Jiyadjo : apaan deh
Harsaa : kata vira lo lagi nyari novel student hidjo, gue punya
Jiyadjo : seriusan?
Harsaa : ngapain bohong
Jiyadjo : kapan?
Harsaa : maunya kapan? gue mah bebas kapan aja
Jiyadjo : besok sore, gimana?
Harsaa : boleh
Harsaa : mau dimana?Jiyadjo : terserah kakak
"Hmm, dimana ya? sore," Harsa berpikir sampai kedua alisnya menekuk.
"Pantai, bisa sambil liat sunset." Hana, kakak Harsa tiba-tiba nimbrung lalu duduk di sampingnya.
"Kejauhan Mbak,"
"Jembatan deket danau bagus tuh kalo sore hari."
"Harsa bukan remaja puber."
"Restoran, Cafe, banyak tempat juga, kenapa pusing?"
"Mbak diem deh, ganggu ah!"
Hana menjentikkan jarinya, "Mbak tau dimana!"
"Dimana?"
"Hotel!" ujar Hana sambil menyengir usil.
Harsa melotot.
"Eh, mau ketemuan sama siapa sih? cewek atau cowok?"
"Ih, Mbak diem aja deh!!"
"Oh cewek," Hana menyeringai, sangat menyebalkan untuk Harsa lihat. "Jangan di hotel! Mbak belum siap punya ponakan!"
"Lagian siapa juga yang mau ke hotel!!!" Harsa pergi dengan langkah yang sengaja dihentakkan.
"Kamu masih aja kayak bocah," gumam Hana sambil cekikikan.
____
#jisoo #rose #blackpink #haein #haesoo #judycouple #kembar
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
RomanceSetiap laki-laki di keluarga Harsa mempunyai beberapa mimpi yang selalu terkabul. Suatu ketika Harsa mulai memimpikan kehidupan pernikahan bersama adik tingkatnya, Jiya. Akankah mimpi itu menjadi kenyataan atau hanya menjadi bunga tidur biasa?