Semakin hari semakin membuat Vira muak, keluarganya tak satupun yang mencari atau sekedar chat aja gak ada.
"Yaa, gue ini anak pungut kali ya?"
"Lo mikirnya kemana-mana deh, mending kerjain tuh jurnal lo udah numpuk tiga matkul."
"Tapi seriusan ini gaada yang nyari gue,"
Jiya mendekat lalu memeluk Vira dari samping. "Vi, gue gak jago nyemangatin orang lewat kata-kata tapi satu hal yang mau gue kasih tau ke elo. Elo itu tangguh, gue yakin elo pasti bisa hadapin ini. Lo gak sendiri, ada gue, ada nenek, ada kak Harsa jugaa."
Tubuh Vira naik turun, ia menangis.
Jiya mengusap punggung sahabatnya pelan sambil sesekali mengusap pipinya yang basah.
Malam itu keduanya menangis sambil menyelesaikan tugas yang tertunda sampai subuh.
Sekitar pukul delapan pagi Harsa menjemput Jiya, Vira ditemani Leo memakai mobil Leo.
Kedua cowok itu tak sempat bertemu nenek karena nenek berangkat ke toko pukul enam pagi.
Leo dan Vira tampak canggung saat bertatapan, sedangkan Harsa dan Jiya saling senyam-senyum saat pandangan keduanya bertemu.
Dua keadaan dalam satu situasi.
Di mobil mereka diam, hanya suara radio yang mengisi keheningan tersebut.
"Vira," panggil Leo saat perempuan tersebut terpisah dari Jiya dan Harsa.
Vira berbalik. "Kenapa Bang? kalo mau nanyain Vina, gak bakal gue jawab."
Leo menggeleng. "Maaf," ucapnya tulus. "Atas semua hal yang gue lakuin dan ucapin kemarin-kemarin, gue minta maaf."
Vira diam tak lama ia mengangguk. "Iya gue maafin. Bang, elo orang baik udah seharusnya dapet yang jaaauhh jauhh lebih baik dari Vina. Gue sebagai Kakaknya minta maaf atas semua yang dia lakuin ke elo selama kalian pacaran."
"Iyaa," Leo mengangguk sambil tersenyum. Rasanya semua beban yang kemarin memberatkan pundaknya hilang seketika saat Vira juga tersenyum balik padanya.
****
"Kak, serius nih gapapa kita ninggalin Vira?"
Harsa mengangguk. "Leo sengaja ikut jemput, dia mau minta maaf sama Vira."
"Lo kuliah sampe jumat kan?"
Jiya mengangguk.
"Sabtu minggunya ada acara gak?"
"Acara yang penting-penting banget gak ada sih, tapi tiap libur gue biasanya bantu nenek di toko."
"Vira juga?"
"Gatau, dia gak ada bilang mau kemana-mana sih. Kenapa gitu?"
"Sabtu minggu kita ke Pangandaran yuk?"
"Loh? ngapain?"
"Healing lahhh,"
"Mendadak banget, sekarang aja udah kamis."
"Ya makanya itu, yang dadakan selalu jadi."
"Yaudah tar gue tanya dulu Vira, takutnya dia mau kemana sabtu minggunya."
Harsa mengangguk. "Udah sampe, belajar yang bener ya jangan mikirin gue terus."
"Idih pedean bener," Jiya meringis.
Harsa nyengir. "Soalnya gue gitu, yang gue pikirin selama dosen ngasih materi itu cuma elo."
"Bang, kata gue elo udeh gila." Vira berdiri dibelakang keduanya. "Kayak om om pedo tau!" lalu Vira melengos kedalam tanpa permisi.
"Emang iya?"
"Apanya?" tanya Jiya menahan tawa.
"Kayak om pedo?"
Jiya cekikikan sambil mengangkat bahu. "Gatau dehhh," lalu pergi meninggalkan Harsa sendiri.
"Jiya ih!" Harsa menghentakkan kakinya, membuat beberapa orang yang melihat menahan tawa.
"Harsa anjir, lu kayak bencong." Leo menyenggol bahu Harsa pelan. "Kelas kita diruangan sebelah, buruan nyari bangku belakang."
"Boleh Bang~ lima puluuuhhh~" ucap Harsa gemulai. ♡
"Najis! sono lu jauh-jauh!"
****
Jiyadjo : kak, vira sabtu minggu gak kemana-mana
Harsaa : berarti bisa ya?
Jiyadjo : iya bisa
Harsaa : okee, kalian siap-siapin aja barang yang mau dibawanya ya
Harsaa : sisanya biar gue sama leo yang urusJiyadjo : oke kak
"Yo, jadi."
"Mereka bisa?" tanya Leo memastikan.
Harsa mengangguk.
"Jadi konsep nyatain perasaan lo mau gimana?"
"Rahasia dong,"
****
[!] Walau kapal #haesoo karam, aku akan tetep beresin cerita ini sampe tamat (semoga bisa). Untuk para pembaca dikiranya kurang nyaman sama castnya, kalian ganti aja sama yang kalian sukaa yaaa. Dan semangat buat para penumang karam, mbak jisoo sudah bahagia bersama mas bohyun dan semoga mas haein juga segera menemukan kebahagiannya.
#haein #jisoo #rose #chanyeol
Jangan lupa baca cerita baru akuu, judulnya SERENDIPITY dan follow juga tuliporenzz
SERENDIPITY berkisah tentang 4 mahasiswi yang tinggal bersama dirumah biru. castnya somi, doyeon, giselle dan lia.
sampai jumpa! .z
****
KAMU SEDANG MEMBACA
BINAR
RomanceSetiap laki-laki di keluarga Harsa mempunyai beberapa mimpi yang selalu terkabul. Suatu ketika Harsa mulai memimpikan kehidupan pernikahan bersama adik tingkatnya, Jiya. Akankah mimpi itu menjadi kenyataan atau hanya menjadi bunga tidur biasa?