ENAM

82 10 41
                                    

Arshaka Leo Pangestu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arshaka Leo Pangestu

Devina Clarissa Cendranawi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devina Clarissa Cendranawi

****

Harsa sudah siap disisi lapangan menunggu pertandingan dimulai namun sedari tadi ia tak melihat sosok Jiya duduk di tribun penonton.

Hati mungilnya sedih karena perempuan tersebut tak terlihat akan menontonnya.

Peluit ditiup permainan pun dimulai.

Jiya berdiri sambil terengah-engah namun pertandingan telah selesai, motornya mendadak mogok saat diperjalanan, Jiya juga tidak bisa berlari karena lututnya luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiya berdiri sambil terengah-engah namun pertandingan telah selesai, motornya mendadak mogok saat diperjalanan, Jiya juga tidak bisa berlari karena lututnya luka.

Harsa sedang duduk lalu melihat perempuan yang sedari tadi selalu seliweran dipikirannya sedang tengok kanan kiri, ia berdiri lalu berjalan menuju tribun penonton.

"Kak Harsa," panggil Jiya pelan, ia merasa bersalah karena tak bisa menyemangati, padahal pas pertadingannya Harsa menonton sampai menolongnya juga saat jatuh.

"Lo lari? kaki lo kan belum sembuh."

"Gak lari kok, jalan tapi karena jauh jadi cape."

"Kenapa? kan dari parkiran kesini deket."

"Motornya mogok," Jiya memberikan buket lolipop rasa stroberi.

Bibir Harsa berkedut, dia senang bukan main. Tanpa bertanya untuknya atau bukan Harsa langsung menerima buket tersebut.

BINARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang