What's Wrong With You, Elina?

200 22 8
                                    

Seminggu berlalu setelah peristiwa itu. Dea dan Vanya mulai memperlihatkan keakraban mereka. Bahkan Vanya sudah tak sungkan mendekati Free. Sella dan Trivia merasa kesal dengan hal itu.

"Gue pikir lu sama kek kita" ungkap Sella dengan perasaan kecewa.

"Sama kek gimana?" tanya Vanya tak mengerti.

"Gak suka Charlotte, bukannya lu  udah tahu, kalau dia itu bukan perempuan baik-baik. Bahkan ampe diusir dari keluarganya. Apa lu gak khawatir kalau itu juga bisa aja mencoreng nama baik keluarga lu kalau lu masih berteman sama dia?" ungkap Sella berusaha menyadarkan Vanya.

"Hahh.."

"Dengar Sella, kita sebagai sahabat seharusnya selalu ada dan mendukung sahabat kita dalam keadaan susah maupun duka. Ketika ada sesuatu yang menimpa sahabat kita, harusnya kita menjadi tempat dia menenangkan diri dan menjadi tameng baginya. Perkara kebenaran kita bisa cari tahu apakah itu benar atau tidak, jika itu benar maka yang harus dilakukan adalah menegur dan menasihatinya lalu menemaninya berubah. Jangan asal ditinggalkan dengan berita yang terlihat namun belum tentu benar. Aku sebenarnya kasihan dan merasa miris dengan Chacha, kurasa keluarganya tak terlalu mempermasalahkan jika ia keluar dari rumah mereka."

Karena sedari awal aku tahu ia telah dibuang dari lama..

Flashback

Vanya tengah memperhatikan sebuah foto bersama sepupunya Dea.

"Bukankah ia cocok menjadi adikku?"

"Dia kan seumuran denganmu, Iza. Dia juga teman sekelasku, kenapa kamu memilihnya?" tanya Vanya penasaran.

"Wajahnya terlihat seperti ingin di adopsi olehku" jawab Dea asal.

"Jawab yang benar-benar lah!" kesal Vanya.

"Apa kau ingat dengan kecelakaan ayah dan ibuku?"

"Tentu saja aku ingat!"

"Keluarga Abraham adalah dalang dibalik kematian orang tuaku, Reva" perkataan Dea sukses membuat Vanya terdiam.

Keluarga Abraham?! Apakah itu artinya Iza akan membalas dendam kepada keluarga Abraham?

"Kau benar Reva, aku ingin balas dendam kepada mereka." kata Dea seakan tahu apa isi hati Vanya.

"Lalu, apa hubungannya dengan Charlotte?" tanya Vanya kembali penasaran.

"Bukankah dia anak yang baik? Menurutmu kenapa aku menginginkannya menjadi adikku?" Dea malah bertanya membuat Vanya berpikir.

"Tentu saja karena ia tidak cocok berada di lingkaran manusia seperti mereka." jawab Dea sendiri.

"..."

"Keluarga terkutuk itu sangat ingin kumusnahkan. Tapi karena Freya masih ada didalamnya aku akan menjalankan rencana lain. Daripada dia melihatku sebagai seorang pembunuh, bukankah lebih bagus jika ia melihatku sebagai sosok kakak yang penyayang dan sosok pelindung?" ungkap Dea merasa sangat menyukai ide cemerlangnya itu.

"Ah.." respon Vanya.

Wajahnya menakutkan ketika memikirkan rencana seperti itu!

"Oleh karena itu, aku punya misi untukmu!" perkataan Dea sukses menyadarkan Vanya.

"A-apa, misi? Dea aku malas berteman!" balas Vanya dengan wajah yang enggan.

"Jalani saja, aku yakin kau akan betah ketika memiliki beberapa teman. Misimu hanya satu, berteman dengan Freya, kau tidak perlu melakukan apapun, cukup berteman dan menemaninya saja tapi sekali-kali lindungi dia" jelas Dea membuat seperempat siku muncul di pelipis kiri Vanya.

The New Light For Ex-AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang