Anjay Nyosor Nyosor

242 20 4
                                    

Raut wajah Elina dan Freya terlihat kaku. Begitu pun Dea dan Laura.

"I, Ibu?"

"Ka, kak..?"

"Kok kalian berdua bisa bareng?" tanya keduanya bersamaan.

"Kalian berdua juga, kenapa bisa barengan??" tanya Laura dengan tatapan tajam.

"Ibuu pertanyaan tidak di jawab dengan pertanyaan, kan?" protes Elina.

"Itu kamu bertanya" balas Laura yang mampu membuat Elina kalah.

Dea hanya diam mendengarkan perdebatan keduanya. Ia lelah. Ia pun memilih pergi meninggalkan mereka bertiga. Laura yang menyadari jika Dea telah pergi pun langsung segera menyusul.

"Udah ah, males!" ucap Elina dan segera kembali duduk bermain game.

Freya hanya bisa melongo karena kejadiannya begitu cepat dan syulit untuk otaknya cerna.

"Udah Frey, mending sini duduk temenin main" ucap Elina dan karena Freya tidak melakukan kegiatan apapun, ia akhirnya duduk saja di sofa menemani Elina bermain game.

"Aku gak tau kau suka main game"

"Baru baru ini aja, coba coba mainin, ternyata seru juga"

"Ooh, aku boleh coba mainin?"

Seketika Elina langsung menoleh untuk menatap Freya. Elina menyodorkan smartphonenya dan mencoba mengajari Freya bermain.

1 jam kemudian..

"Aaaa dia matii!" teriak Freya untuk kesekian kalinya.

Dan Elina hanya bisa tersenyum meratapi item-item yang telah susah payah ia kumpulkan, malah dengan mudahnya Freya gunakan.

"Aish, susah banget, nih kubalikin, gamenya susah!" kesal Freya dan mengembalikan smartphone Elina.

Elina hanya bisa pasrah karena kehilangan banyak item berharga.

Klek

Suara pintu membuat Elina dan Freya mengalihkan perhatian mereka. Terlihat Dea yang sudah berganti pakaian dengan tubuh yang segar. Begitu pun Laura, tapi ada yang beda dari Laura.

"!!"

Elina langsung menutupi kedua mata Freya dengan kedua telapak tangannya. Ia tersenyum ke arah Dea dan Laura.

"Heii, kenapa ditutupin sih?? Gelap tau!" protes Elina sambil mencoba melepaskan tangan Elina dari wajahnya.

Mata Elina sampai melotot ke arah Laura. Itu karena ia melihat banyak tanda-tanda yang tidak halal untuk mata Freya lihat pada leher Laura.

"Kalian udah sarapan?" tanya Dea yang terlihat tidak peduli dengan tanda yang ada di leher Laura.

"Belum kak!" jawab Freya langsung dan pada akhirnya Elina menyerah lalu melepaskan kedua tangannya dari wajah Freya.

"Emang kalian dari tadi ngapain aja?" tanya Dea heran.

"Kita baru bangun hehehe" jawab Freya sambil nyengir.

Tiba-tiba saja leher Laura jadi perhatian Freya. Lalu meluncurlah sebuah kalimat yang membuat ketiganya terkejut.

"Waah kak Dea semalam ganas ya, tante!"

"Free? Tau kalimat itu dari mana?" tanya Dea dengan raut wajah terkejut.

"Dari novel!" jawab Freya.

Dan Dea hanya bisa tersenyum tetapi dalam hati dia berkata: Novel sialan!!

Tiga bocil--maksud saya tiga orang perempuan tengah duduk di ruang makan. Dea yang sibuk melihat layar IPadnya, Freya dan Elina yang tengah memegang sendok dan garpu di atas meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The New Light For Ex-AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang