Chapter 4

1.5K 191 14
                                    

Happy Reading

🌼🌼🌼

"Hm. Iya, Pa. Iya, wa'alaikumussalam." Itu adalah suara Juju dari dalam kamarnya, ia sedang mengobrol dengan papa via ponselnya. Aku sama sekali tidak dapat mendengar inti obrolan mereka karena Juju hanya akan berbicara dengan volume rata-rata ketika ia menyahuti sesuatu yang simpel seperti yang baru saja aku dengar. Jika ia sedang berbicara dengan kalimat yang panjang, mungkin hanya papa dan malaikat yang mendengar suara Juju karena saking pelannya.

🌼🌼🌼

Juno's POV

Gue sedang berbincang bersama Papa melalui panggilan suara. Kebetulan, siang ini, Papa memiliki waktu senggang untuk ngobrol sama gue untuk membahas sedikit informasi yang gue tau tentang Mika dari obrolan kami kemarin pagi. "Semakin dekat, Pa," kata gue.

"Pelan-pelan ya, Ju," mohon Papa agar gue bersabar.

"Apa Papa enggak pernah bahas ini sama orangnya langsung?"

"Hubungan kita baik-baik aja, jangan sampai jadi rusak gara-gara masalah kayak gini."

"Tapi, ini masalah serius, Pa."

"Sebelum ada niatan lebih lanjut, ini belum seserius yang kamu khawatirkan, Ju."

"Tapi, Mika udah ngomong sejauh itu, Pa. Calon suami? What the—"

"Calon suami?"

"Hm."

Terdengar suara helaan napas berat dari Papa. "Jaga kakakmu baik-baik ya, Ju! Kamu anak laki-laki!"

"Iya, Pa."

"Ya udah, nanti Papa pikirin lagi. Papa tutup dulu ya, assalamu'alaikum."

"Iya, wa'alaikumussalam."

Jujur, gue kasihan sama mama dan papa. Gue benci ketika harus tau bahwa mereka sedang berpikir keras mengenai hal apapun seakan itu semua menguras tenaga dan pikiran mereka.

Percuma tangan ini mengepal, apa yang bisa gue pukul? Enggak ada orang itu di hidapan gue. Kalaupun ada, enggak mungkin juga gue melakukannya karena gue memikul berat nama baik keluarga dan nama baik agensi yang gue naungi saat ini.

🌼🌼🌼

Mika's POV

Pagi ini, setelah sarapan, lagi-lagi Juju meninggalkanku hanya berdua di apartemen dengan Ahjumma saja. Saat aku sedang mengobrol di pantri bersama Ahjumma, tiba-tiba ada seorang security yang mengantarkan sebuah paket besar sekali kemari. Ahjumma yang menerimanya karena aku dilarang untuk terlalu menampakkan diri agar seolah Juju terlihat seperti tinggal hanya bersama Ahjumma di sini.

"Paket apa, Ahjumma? Kok besar banget? Punya Juju, ya?" tanyaku.

Ahjumma pun membaca tulisannya. "Ini kan alamat koko, Ci, jelas atas nama Koko sebagai penerimanya. Tapi, ini paket dari Indonesia, Ci," kata Ahjumma.

Unofficial LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang