Happy reading 😊
🌼🌼🌼
Panik, itulah yang gue rasakan saat ini.
"Tenang, Ko, tenang. Kita bisa cek CCTV," usul Ahjumma.
Gue buru-buru menghubungi pihak keamanan untuk mencaritahu kemana duplikat mama itu pergi. Iya, gue tau kalau anak mama semuanya memang mirip papa, tapi sifat mika adalah duplikat dari sifat mama—keras kepala.
Tak lama kemudian, gue mendapatkan informasi dari pihak keamanan bahwa Mika keluar dari apartemen pagi-pagi sekali, bahkan Ahjumma pun belum bangun tadi pagi. Sampai sekarang, Mika belum bisa dihubungi, antara ponselnya yang di non-aktifkan atau SIM card-nya yang dibuang.
***
Hari ini, jadwal gue adalah latihan untuk debut lagu baru dari boy group gue, tapi pikiran gue masih belum tenang karena gue enggak tau di mana Mika sekarang, gue enggak berniat untuk menghubungi mama atau papa karena khawatir kalau mereka akan kepikiran. Satu-satunya jalan adalah menghubungi bang Liam. Akhirnya, gue memutuskan untuk menghubungi bang Liam di saat jeda latihan sedang berlangsung.
"Halo, Ju?"
"Lo di mana, Bang?"
"Lagi di rumah, lagi free. Ada apa, Ju?"
"Lo tau di mana Mika, Bang?"
"Hah? Maksud lo apa?"
"Mika pergi dari apartemen gue, lo beneran enggak tau, Bang?"
"Lo serius? Mika pergi? Jangan bercanda, Ju!"
"Gue beneran, Bang."
"Kok bisa? Sejak semalam, dia enggak kasih kabar ke gue, Ju, enggak ada chat apapun dari dia."
"Gue juga enggak tau, Bang. Kalau sekiranya Mika ngabarin lo, tolong kasih tau gue ya, Bang. Satu lagi, jangan kasih tau orang rumah dulu, biar gue yang kasih tau ke mereka pelan-pelan."
"Iya, Ju, nanti gue kabarin kalau gue dapat kabar dari Mika, tapi sebaliknya ya, Ju."
"Iya, Bang. Ya udah, gue tutup, Bang."
"Iya, Ju."
***
"Mika enggak pulang, Ahjumma?" tanya gue ketika masuk ke dalam apartemen.
Ahjumma hanya menggelengkan kepalanya dengan lesu.
Gue masuk ke dalam kamar, lalu melemparkan jaket yang gue tenteng dengan sembarang. Gue rebahkan raga letih ini di atas ranjang. Tiba-tiba gue kepikiran mama dan papa, gimana ya reaksi mereka kalau tau putri satu-satunya kabur? Gue raih benda persegi panjang ini dari saku celana gue. Ternyata ada beberapa notifikasi dari mama.
Mama
Ju, apa ponsel kakak rusak?Mama chat tapi kakak malah offline.
Mama hubungi lewat panggilan biasa juga enggak bisa, enggak aktif kayaknya.
Gue menatap sendu ke arah layar gawai yang sedang menampilkan pesan dari mama. Tiba-tiba muncul status WhatsApp mama yang sedang online.
Mama is calling ....
"Hah?" Jantung gue jumpalitan, apa yang harus gue bilang ke mama?
"Khem!" Gue menormalkan suara dan menyinkronkan debaran jantung yang sedang bertalu-talu ini.
Gue geser tombol hijau di layar ponsel ke arah atas. Gue tempelkan benda digenggaman gue ini ke telinga. "Assalamualaikum, Ma."
"Wa'alaikumussalam, Ju. Kakak ada, Ju?" Jangan negative thinking ya, kawan! Mama enggak tanya kabar karena setiap hari kami memang saling bertukar kabar, entah itu lewat chat maupun lewat panggilan seperti ini. So, kali ini Mama to the point.
"Lagi keluar, Ma." Maaf, Ma, Juno terpaksa bohong.
"Di sini aja udah malam, apalagi di situ, keluar ke mana malam-malam gini? Terus kenapa ponselnya enggak aktif?"
"Enggak tau, katanya cuma keluar sebentar kok, Ma. Mungkin dia lagi pengin cari makanan di luar."
"Kenapa enggak persen online aja?"
"Mama kayak enggak tau Mika aja."
"Ya udah, nanti kalau kakak kamu udah pulang, suruh aktifkan ponselnya, ya! Seharian ini Mama belum dengar kabar apapun dari dia, tapi kalian baik-baik aja, kan? Enggak ada yang lagi sakit, kan?"
"Iya, Ma, we are safe and sound."
"Ya udah, di sana pasti udah malam banget, kalau kakak kamu udah pulang, kalian langsung istirahat, jangan begadang main handphone! Mama tutup dulu, assalamualaikum."
"Iya, Ma. Wallaikumussalam."
Huft, akhirnya ditutup juga. Kayaknya gue harus terima tawaran dari agensi untuk main drama deh, akting gue nilainya A+ banget.
🌼🌼🌼
Sedangkan di tempat entah-berantah sana—
"We are free!" sorak seorang gadis.
"Are you sure?" tanya seorang pria yang meragukan keputusan kekasihnya.
"Yes, I am!"
"Don't ask to stop because you have started!"
🌼🌼🌼
Besok lagi ....
KAMU SEDANG MEMBACA
Unofficial Love
ChickLit"Kalau ngobrol di luar aja, jangan di kamar!" tegur Papa. "Siap, Om," balas Bang Liam. *** Ternyata, kata orang-orang itu ada benarnya. Setelah sekian lama aku berada di Inggris untuk meraih gelar bachelor impianku dan harus berhubungan jarak jauh d...