Part 6. Hold My Hand

292K 6.3K 97
                                    

Revisi onprogress. Semoga menjadi lebih baik dari segi penulisan dan juga alur.

Perkenalkan para Cast Yes, Sir.
Ada Delia, Dean, Ben dan Alena


*****

Alena Adonia

Sambil mencoba membuka kedua mata ini, aku cukup kaget ketika terbangun dan berada dalam kamar hotel yang sangat besar. Pikiranku mencoba mengingat kejadian yang sebelumnya terjadi. Rasanya aku tidak menemukan satu kejadian pun dalam pikiranku, sampai pintu kamar ini terbuka dan menampilkan wajah Dean di sana, kebingungan semakin kurasakan saat ini.

"Dean," bisikku memanggil namanya.

"Yes, Honey. Sudah lebih baik?" Dean mengusap pipiku dengan bantalan tangannya. Begitu lembut dan menenangkan.

"Kamu terlalu lelah, Honey. Itu sebabnya kamu pingsan tadi." Dean seperti tahu apa yang sedang kupikirkan. Karena jujur saja aku benar-benar lupa apa yang terjadi sebelumnya.

"Lalu? Kenapa kamu ada di sini?" Tanyaku padanya.

"Honey, acara yang kamu datangi tadi adalah acara pertemuan seluruh pemegang saham. Mau tidak mau aku juga harus berada di sana. Yang aneh menurutku, kenapa kamu di sana?"

Semua perkataan Dean kembali membuatku ingat tentang beberapa kejadian sebelum aku pingsan tadi. Aku mendatangi acara tersebut bersama, Ben. Lalu sekarang di mana Ben? Apa dia meninggalkanku?

Masih sibuk berpikir, sebuah kecupan manis sukses mendarat di keningku.

"Istirahat lah. Aku tidak ingin kamu sakit lagi."

Perlahan Dean beranjak dari sisiku. Dia berjalan keluar kamar ini, meninggalkanku dalam ruangan yang sunyi. Sendiri. Sepi. Dan dihinggapi ketakutan atas kejadian buruk terhadap orang itu.

Dengan segera aku berusaha untuk mengikuti langkahnya. Bangun dari ranjang ini, dan segera keluar dari kamar. Namun sesaat sebelum kubuka pintu, suara Dean terdengar berbicara dengan seseorang.

"Jadi wanitaku dekat dengannya juga?"

"Iya, Tuan."

"Cepat kamu bereskan masalah ini. Aku tidak mau masalah makin sulit."

Dean mulai memerintah. Tapi masalahnya, apa maksud dari perintahnya itu?

Kutunggu sejenak sampai suara-suara itu lenyap, aku segera pergi dari sini. Keluar dari kamar menuju lift dengan cepat agar tidak terlihat oleh orang lain. Walau tidak yakin bisa lolos dari Dean, namun tanpa kucoba, aku tidak akan tahu jawabannya. Sama halnya dengan semua perintah yang Dean katakan tadi, dengan rasa penasaran tinggi, aku tidak akan mungkin diam saja. Aku harus tahu apa hubungan Dean dengan Ben?

***

Diantar dengan sebuah taksi, sekarang aku sudah sampai kembali di club malam tempatku bekerja. Saat memasuki tempat ini, kembali lagi beberapa orang sibuk melihat ke arahku. Menatapku sambil berbisik yang berhasil membuatku risih.

Aku berusaha tuk tidak mempedulikan mereka semua, tetapi nyatanya aku tidak bisa. Aku tahu isi pikiran buruk mereka, dan kemungkinan pingsanku tadi sudah sampai juga ke telinga mereka semua.

Saat melihat David masih sibuk dengan pekerjaannya, aku mendekatinya. Mengambil posisi ternyaman untuk duduk sambil menormalkan detak jantungku.

"Alena, kamu kenapa? Wajahmu pucat sekali." Saat David melihat ke arahku, beberapa pertanyaan khawatir keluar dari bibirnya.

Dari pertanyaan yang David ungkapkan, ada kemungkinan dia tidak tahu alasan dibalik keadaanku saat ini. Bisa kuartikan gosip yang kemungkinan menyebar tidak begitu detail.

YES, SIR | 18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang