"Al,stop! Sampai sini aja." Alden pun menghentikkan motornya dengan wajah bingung.
"Perasaan kata lo rumah lo masih masuk ke dalam ini komplek. Kok malah berhenti sampai depan kompleknya doang?" Ujarnya setelah aku melepas helm.
"Nggak enak aja jadi bahan bisik-bisik tetangga." Jawabku.
"Makasih,ya. Sana pulang. Jangan kapok ya beliin gue ice cream." Sambungku lagi.
"Iyaa,thanks juga buat waktunya. Bye." Dan Alden pun memutar balik motornya dan dengan segera melajukan motornya dengan kecepatan penuh.
...
"Gimana sekolah kamu? Ayah denger kalau sekitar dua bulan lagi kamu bakalan ujian kenaikan kelas kan?" Baru saja aku membuka pintu,suara seseorang yang sudah hampir dua minggu tak kudengar itu kini kembali menyapa gendang telingaku.
"Lancar,kok,Yah. Iya ,sebentar lagi Ly bakalan ujian kenaikan kelas." Jawabku sambil berjalan menaiki tangga,meninggalkan seseorang itu yang sedang duduk di sofa sambil menghisap rokoknya.
"Besok tambahan buku belajar kamu bakalan datang,Ayah sengaja beli yang edisi khusus,cuman di terbitkan dalam skala kecil. Ada kumpulan soal-soal ujian dari tahun ketahun juga. Jangan lupa di pelajari dengan detail." Aku hanya diam mendengar ucapan orang itu. Lagi-lagi buku pelajaran,bahkan yang bulan kemarin saja belum selesai dia pelajari. Sekarang sudah mau datang lagi saja.
Sesampainya ia dikamar,tubuhnya luruh dengan seketika. Ia kunci pintu kamar agar tak seorang pun bisa masuk. Ia terduduk di dengan bersandarkan pada pintu,menelungkupkan wajahnya pada lutut. 'Kapan ini semua berakhir?'
...
"Woy,Ky!"
"EH,GUE NGGAK BUDEK,YA!!" Kyka diseberang sana balas berteriak. Aku menghubunginya lewat telepon.
"Orang sabar di sayang Tuhan tau,Ky." Ujarku melemah.
"Nggak bisa sabar gue kalau ngadepin makhluk bentukkan kayak lo." Ujarnya sewot.
"Iya,iya. Gue mau nanya nih sama lo."
"Goceng dulu."
"ASTAGA,KY. Tega banget lo sama gue." Aku menjadi greget sendiri .
"Maaf,ya Alden. Lo itu kan banyak uangnya,sedekah dikit sama gue nggak bakalan bikin harta lo habis juga kali."
"Iya,deh. Terserah lo. Nanti gue beliin mekdi."
"Nah,gitu kek dari tadi. Ayo,apa yang mau lo tanyain?"
"Lo pernah nggak nganterin July pulang?"
"Ya pernah lah,kan gue bestie nya." Jawabnya agak nge-gas.
"Biasanya lo sampe rumahnya nggak nganterin?"
"Iya,sampe rumah lah,masa nggak."
"Lah. Kenapa? Sama gue nggak mau,dia bilang takut jadi bahan bisik-bisik tetangga."
"Al,kita nggak tahu ada sesuatu sebesar apa yang July sembunyiin. Saran gue Lo jangan pernah coba cari tahu. Kalau July emang percaya sama Lo dia bakalan cerita dengan sendirinya." Ujarnya memelan.
Aku terdiam. Sesuatu yang disembunyikan?
"Iya,gue tahu. July kelihatannya santai aja. But we never know."

KAMU SEDANG MEMBACA
July
Teen Fiction"Kaka nyata,tapi disaat yang bersamaan Kaka juga nggak ada." -July "Kaka akan datang. Kaka janji."- Han "Lo selalu bisa jadiin gue sebagai rumah." - Alden "Rumah gue,rumah lo juga kok." -Kyka