#01

21 0 0
                                    

"Good morning,July!" Jarakku dari kelas mungkin masih 20 meteran ketika sapaan membahana milik Kyka memecah pagi yang tenang.

"Nggak usah teriak-teriak. Kayak tinggal di hutan belantara aja." Jawabku setelah berada didekatnya.

"Semangat dong hidup,Ly. Itu wajah sendu banget. Senyuuuummm!" Kyka adalah seorang perempuan dengan rambut sebahu yang bisa di bilang overaktif. Dia juga termasuk happyvirus dikelas,tukangg ngelawak jua. Kalau kelas nggak ada dia kayaknya bakalan sepi banget. Karena kelasku terbilang kelasnya anak ambis. Yang jauh-jauh hari sebelum ujian sudah mempersiapkan dengan matang.

"Pagi,July. Lo ngerti nggak meteri bab empat Fisika. Kalau nggak salah lo yang jawab di depankan? Nanti ajarin,ya." Salah satu contohnya adalah Lingga. Cewek pemegang sabuk coklat karate dengan  rambut yang selalu ia kucir kuda. Peringkat tiga semester satu kemarin dan berambisi berada di posisi dua pada semester ini.

"Aduhhh,gue lupa ngerjain tugas mathW gara-gara ngefangirl malam tadi." Tiba-tiba seseorang datang dengan grasak-grusuk,Kiky. Seorang fangirl peringkat dua dikelas. Walaupun dia suka lupa dengan tugas sekolah,tapi saat ujian dia menjadi yang paling ambis diantara kami sekelas.

"Mampuss,makanya tugas itu utamain. K-pop mulu." Alden siperingkat lima,cowok yang lahir dengan sendok emas di mulutnya itu menyahut.

"Anjir,kayaknya bantuin,kek. Minta jawaban dong,Al." Kiky mendekati Alden yang sedang rebahan di bagian belakang kelas sambil main game.

"Bagi jawaban bahasa Inggris besok,baru gue kasih." 

"Elahh,iya iya. Sini mana buku tugasnya?" Kelemahan Alden adalah mapel bahasa Inggris,sedangkan Kiky adalah jagoan kelas kami.

"Aku heran,kelas kita ini beragam banget,ya. Dari yang ambisnya sampe mati. Sampai yang mager banget ngerjain tugas juga ada. Eh,salah. Yang ambis itu cuman deretan lima besar doang. Sisanya mah santai aja." Kyka menarik kursi ke mejaku.

"Mau ngewattpad dulu,ah. Mumpung masih lama bell." Sambungnya lagi.

"Halo semua,jangan lupa kita hari ini ada kuis Bahasa Indonesia. Bab tentang debat." Dan yang terakhir,Thea. Si nomor satu. Dattang dengan pengumuman lainnya.

"Anj*ng. Napa,deh. Perasaan gue udah nge-list tugas dari awal sampe akhir. Nggak ada tuh kuis b.indo." Kyka langsung melepas ponsel di tangannya.

"Ibunya nggak ngasih tahu di kelas emang. Tapi di grupchat." Jawab Thea sambil berjalan menuju kursinya.

"Kok nggak ada yang ngasih tahu,sih. Gue yangg udah bego gini,nggak belajar lagi."

"Lo juga,Ly. Kenapa nggak ada ngasih tahu?" 

"Gue kira lo udah baca sendiri di gc,jadi nggak gue kasih tahu lah."

"Iya iya,disini gue yang salah,gue yang nggak teliti sama info-info kayak gini." Wajah Kyka berubah masam.

"Udah-udah,mending bacain bukunya,b.indo mapel pertama loh. Bentar lagi udah bell."

...

"Ly,kekantin yukk." Thea dan Kyka menghampiri kursiku.

"Yukk." Baru saja kami melangkah keluar dari kelas ,sesorang cowok jangkung menhampiri kami.

"Pinjam Kykanya bentar,ya." Dia adalah Ka Alan,cowoknya Kyka. Dan sebelum kami meng-iyakan,Ka Alan sudah duluan pergi.

"Kalau gitu nggak usah pake izin-izin segala." Aku bergumam dan didengar Thea,dia hanya menertawakan ekspresi wajahku. Thea memang terbilangg agak kalem.

Sesampainya di kantin,semua meja sudah hampir penuh. Setelah mengambil makan,aku dan Thea berdiri linglung.

"Woyy,disini kosong." Si peringkatt lima memberi kode kepada kami agar menghampirinya di meja pojokan.

"Terimaksih,Alden baik,deh." Ujar Thea sambil menaruh mangkuk bakso miliknya.

"Gimana tadi kuisnya? Kalau menurut gue sihh,pertanyaan kuisnya kayak di bolak-balik ibunya aja,buat ngecoh kita."

"Iya juga sih. Soalnya kalau di inget-inget emang kebolak-balik. Tapi gue paling benci ketika disuruh buat mengidentifikasi." Thea berujar sambil meniup-niup baksonya.

"Betul,gue setuju. Ngebuang-buang waktu banget. Soalnya harus ngebaca dari awal biar tahu itu tuh teks apa,bagian apa." Tambah Alden.

"Ampuun Ya Allah,kenapa hamba harus kumpul satu meja sama orang-orang pintar. Yang waktu makan aja masih ngebahas pelajaran." Ali yang sedari tadi duduk mendengarkan akhirnya bersuara.

"Gue cabut aja,ya. Bye." 

"Lahh,beneran cabut dia." Kami hanya tertawa melihat tingkah Ali.

"Eh,bentar-bentar. Ka Rey  manggil aku,aku tinggal,ya." Thea bergegas pergi setelahh memeriksa chat di telphonenya. Pacarnya adalah kaka kelas kami.

"Ly." 

"Apa?" Jawabku. Hanya sisa aku dan Alden.

"Lo kadanng bisa capek nggak belajar?" Ujarnya tiba-tiba.

"Sering malah. Bahkan kalau gue cepek gue nggak belajar sama sekali. Tapi besoknya langsung nyesel gara-gara nggak bisa ngejawab." 

"Gue capek.Mama ngasih gue les tambahan lagi buat mapel Fisika." wajah Alden berubah sendu.

"Nanti lo pulang sekolah bisa tinggal dulu nggak? Gue mau cerita."

"Kenapa lo mau cerita sama gue?"

"Karena lo beda,Ly. Cara pikir lo. Dan satu lagi,kita udah temenan dari SMP. Yahh,gue akuin sih kita dulu nggak dekat,kita lebih terkenal satu angkatan sebagai rival dalam ngerebutin peringkat."

"But, terlebih dari segala macam alasan itu,gue nggak ngerti juga. Intinya gue percaya sama Lo."

...

Vote and commcomment

salam dari author😘

JulyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang