"Ka,akhirnya aku punya sesuatu hal buat aku pengen terus ketemu sama hari esok." Ujarku sambil tersenyum.
"Wahh,pasti hal hebat,nih."
"Tentu,walau nggak sepenuhnya juga sih,masih mencoba buat berani."
"Pasti ini ceritanya sambil senyum-senyum sendiri?"
"Lah,kok bisa tahu?"
"Udah ada ikatan batin soalnya." Tawa renyah terdengar di seberang sana.
"Jadi gini,kaka ingat Kyka kan? Nah tadi itu sehabis pulang sekolah kami cerita ditambah satu orang lagi,Alden. Disana kami diarahin Alden buat bisa bilang ke diri kita sendiri kalau kita lagi nggak baik-baik aja. Dan ternyata Kyka aja nangis waktu denger itu,disanalah kami mulai sadar,Kyka yang happyvirus aja bisa punya masalah tersendiri juga yang selama ini dia sembunyiin,bahkan dari Ly. Alden juga,segala keambisan dia dalam belajar juga ada faktor tersendiri juga,Ka." Ceritaku panjang lebar.
"Udah belum?"
"Hahh? Apanya?"
"Udah belum bilang kediri sendiri kalau lagi nggak baik-baik aja?"
___
Tak terasa dua bulan kini telah berubah menjadi dua hari yang menegangkan,atmosfer kelas juga mulai berubah. Semua orang sibuk mempersiapkan otak masing-masing demi keamanan nilai.
"Untuk kisi-kisi soal nanti akan Ibu bagikan di grup chat kelas aja,persipakan diri kalian dengan matang. Jangan sistem kebut semalam,apalagi nggak ada sama sekali yang dikebut. silahkan,kalian boleh pulang." Ibu Hana,wali kelas kami sekaligus guru mapel Matematika menyudahi kelas hari ini.
"Aaaa,gugup cuy!" Ujar Kyka.
"Eh,kalian ada prepare apa buat UAS nanti,ada les?" Alden menanyai seisi kelas sambil membereskan buku-bukunya.
"Enggak ada,cukup dengan bantuan buku dan internet." Jawab Thea.
"Ky,nanti belajar bareng,yuk." Sambungnya lagi,Kyky yang sedang sibuk nge-fangirl mengangkat jempolnya.
"Lo sendiri gimana Ly? Udah ada prepare?" Kyka menepuk bahuku pelan,sedari tadi aku hanya memperhatikan bincang-bincang si satu,si dua dan si lima.
"Nggak tahu,bingung. Yang gue lakuin selama ini kayak semu." Aku menghembuskan nafas.
"Wahh,gue jamin nih,ya. Yang ada prepare dari jauuuh hari itu,pasti Lingga." Lingga yang sedang beres-beres menatap Alden dengan tatapan penuh tanya,ia tak mendengarkan pembicaraan mereka.
"Betul banget,tuh. Kemaren aja dia udah minjem buku banyak banget di perpus." Tambah Kyky.
"Biasa aja kali,kalau orang udah ada persiapan emang kenapa? Bilang aja kamu buka buku aja belum." Jawab Lingga sewot.
"Lah,gue kan cuman nanya Lingga."
"Nanya kamu itu lo Al,kayak bukan nanya."
"Lah terus gue harus gimana Lingga,'Lingga,kamu sudah ada persiapan belum buat UAS,pasti kamu udah belajar jauh-jauh hari.' Kayak gitu?" Alden mencoba bertanya dengan nada halus yang malah terkesan menjijikkan.
"Iya,gitu harusnya,kayak nggak ada sopan santun aja yang awal tadi." Kami hanya tertawa melihat perdebatan keduanya,sudah hal lumrah.
___
Pulang sekolah ini aku memilih untuk menaiki angkutan umum saja dibandingkan harus diantar kyka. Aku ingin melepas sedikit hormon Kortisol di otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
July
Teen Fiction"Kaka nyata,tapi disaat yang bersamaan Kaka juga nggak ada." -July "Kaka akan datang. Kaka janji."- Han "Lo selalu bisa jadiin gue sebagai rumah." - Alden "Rumah gue,rumah lo juga kok." -Kyka