#09

3 0 0
                                    

"Cieehhh,yang dapet peringkat dua." 

"Tapi Ayah biasa aja." Jawabku sendu.

"Hei,biarpun Ayah kamu nggak bangga sama kamu,tenang,ada Kaka yang bangga bangeeett,sama July!"

"Inget,ya. Walaupun orang nggak pernah nge-apresiasi suatu prestasik kamu,seenggaknya kamu harus ngeberikan reward kediri kamu sendiri. Kamu udah usaha keras benget lo selama PAS kemarin." Wajah diseberang sana terlihat lelah,tapi tetap ceria. Ka Han.

"Kaka pasti lagi sibuk,ya? Nyiapain ujian?" Aku dapat melihat meja belajar yang dipenuhi buku yang berserakan dari layar handphoneku.

"Nggak sibuk juga,sih. Cuman siapa sih yang kalau udah kelas 12 nggak persiapan buat ujian?" Jawabnya santai.

"Kalau kaka sibuk,matiin aja. Maaf ganggu ya,Ka." Aku berniat mengucapkan salam penutup.

"Eittss,apaan,sih. Nggak sibuk July." 

"Maaf,ya,Ka. Dikit-dikit chat kaka,bikin Kaka khawatir.Bikin jam belajar kaka keganggu. " Aku ingat betul ketika itu aku sedang panik attack disekolah,aku langsung menelephone Ka Han. Dan ia langsung mengangkatnya,beberapa hari setelahnya baru aku tahu,ia rela membolos dua jam pelajaran untuk menenangkanku.

"July,saat pertama kali kenal kamu dan tahu segala cerita kamu. Kaka sudah bertekad akan terus bantu kamu sampai kamu sembuh."  Suaranya hangat,sangat menenangkan.

___

"Tumben banget lo mau diajak jalan,biasanya seribu alasan." Mulut Kyka berceloteh sambil memakan kue kering diruang tamu rumahku.

"Mau nginep juga kerumah gue,kepala lo bekas kepentok apa?"

"Gue lagi mau beri reward kepada diri gue sendiri,nanti kita ke toko buku,ya?"

"Wokeh,ini Alden mana lagi,lama banget." Kami akan jalan-jalan bertiga,kesebuah tempat wisata alam tak jauh dari rumahku. 

"Ini pertama kalinya gue masuk ke rumah lo,mana bokap lo?" 

"Biasalah,lagi kencan sama perusahan." Jawabku ketus.

"Woyy!!! Lama banget sih lo." Ternyata Alden sudah berada di depan pintu rumahku sedari tadi sambil menenteng kantong plastik bersikan cemilan. Pintu rumahku sengaja kubuka sejak Kyka datang.

"Eh,gue udah baik banget ya punya inisiatif beli cemilan buat kita." Ujarnya sambil melempar kantong plastik tadi ke arah Kyka. Kyka langsung memeriksa isinya.

"Thankyouuu Alden,lo beliin cemilan favorit kita." Kyka memperlihatkan kepadaku isi dari kantong plastik tersebut. Dan benar,isinya adalah cemilan kesukaan kami.

"Ayo berangkat,nanti gue sama July kemaleman pulang ke rumah guenya."

___

"Jadi keluarga lo nerima aja kalau peringkat lo segitu?"

"Iya,Bokap gue malah bilang kalau peringkat itu nggak penting. Yang penting itu gue bisa ngurus perusahaan dia." Jawab Alden sambil mengunyah kerupuk yang baru dibukanya.

Kami sudah berada di tempat wisata,tepatnya di sebuah pendopo di bukit kecil samping jalan menuju puncak gunung,spot favorit wisata tersebut.

"Lo sendiri? Gimana?" Ia balas bertanya kepada Kyka.

"Orang rumah udah pada tahu kali kapasitas otak gue kek gimana,jadi kayaknya nggak kaget lagi deh sama peringkat gue. Yang paling ngenes diantara kita bertiga itu,nih si July." Ujarnya sambil menunjukku.

"Udah dapet peringkat dua,masih aja Ayahnya itu nggak bersyukur."

"Kok Ayah lo segitunya sih,Ly?" Tanya Alden.

"Gue nggak tahu,Al. Kayaknya dulu Ayah oarangnya biasa aja sama peringkat. Tapi semenjak Bunda nikah lagi,dari sana dia berubah."

"Emang aneh,ya orangtua itu. Selalu aja nuntut anaknya. Padahalkan yang ngejalanin kehidupan itu kan kita . Tugas mereka itu cuman membimbing aja,bukan ngatur dengan alasan 'kami tahu yang terbaik buat kalian.'"  

"Betul banget,Al. Gue nih ya,walaupun nggak dituntut masalah peringkat tapi,buat jurusan kuliah itu kayakanya ngggak bakal bisa milih sendiri deh. Ini aja Mamah gue udah mulai bilang kek gini 'jurusan biologi kayaknya bagus,Ka.' Lah,kan yang mau kuliah gue bukan Mamah gue!!" Ujar Kyka berapi-api.

"Gue dari kecil udah diajarin ngurus karyawan perusahan,katanya biar gedenya ngak kaget lagi. Siapa yang bilang kalau gue gedenya mau ngurus perusahaan,tapi yaa,lama kelamaan gue udah pasrah juga,jadi males buat bilang enggak dan nerima aja apa yang udah mereka takdirkan buat gue."

"Kok kalian jadi pada adu nasib,sih. Katanya mau ngehibur gue?"


JulyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang