✾ SNOW WHITE - BAB 8 ✾

630 71 3
                                    

𝐖𝐫𝐢𝐭𝐭𝐞𝐧 𝐛𝐲 : 𝐑𝐀𝐘𝐇 𝐖𝐗

𝐖𝐫𝐢𝐭𝐭𝐞𝐧 𝐛𝐲 : 𝐑𝐀𝐘𝐇 𝐖𝐗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Jangan lupa vote and komen + share!!

Happy Reading!!

✧・゚: *✧・゚:*✧・゚: *✧・゚:*

" Seseorang bernama Hao Xuan dinyatakan meninggal dunia selasa tanggal dua September kemarin, pemberitaan setempat mengatakan karena perkelahian remaja biasa. Apa menurutmu benar? "

Wang Yibo menggeleng tipis, dia sama sekali tidak mengerti kemana arah pembicaraan.

" Kau pasti bisa menebaknya. Hao Xuan adalah putra tunggal pemimpin Triad, kelompok yang menjadi musuh organisasi kami sejak dulu. Lupakan soal Yakuza dan Mafia Rusia, mereka bukan lagi tandingan kami "

" Sebelum itu, apa kau memiliki masalah dengan gengnya? "

Wang Yibo mengangguk pelan, " Tapi itu bukan salahku, mereka hanya salah paham "

" Benar, dan karena itu kalian merencanakan pertemuan di jalan protokol dekat sekolah. Hari itu, Xuan berniat membalasmu, bahkan orang dari triad ada di lokasi, hanya saja kau tidak tau "

" Jadi.. Xiao Zhan? "

Xiao Feng mengangguk, " Zhan mengetahui rencana mereka dan menghubungi orangnya untuk mencegah sekaligus melukai Hao Xuan. Sialnya, anak itu sama sekali tidak kenal ampun, amarah menguasainya. Dia keliru, tidak tau jika Hao Xuan adalah putra tunggal dari Triad "

" Lalu bagaimana dengan Xiao Zhan? "

" Ling He menghubungiku, bilang ia tidak mendapatkan kabar dari Zhan selama dua pekan terakhir. Kai mengurusnya, membobol semua sistem jaringan keamanan keluarga. Melacak keberadaan Xiao Zhan, dan berakhir fakta bahwa dia dikurung di markas besar Triad "

" Dikurung? Kenapa? "

" Bukankah dia tertangkap karenamu!! Jika kau merasa bersalah, pergi dan selamatkan dia! " Xiao Feng mendelik marah, wajahnya menatap tidak suka.

Wang Yibo menelan ludah. Ini kali kedua ia bertemu dengan pemimpin keluarga Maxwell, dan bahkan sudah dibentak habis-habisan.

" Jika kau tidak mau, Pergilah! " Itu berarti diminta untuk pulang, tidak bertemu lagi dengan Xiao Zhan. Diusir lebih tepatnya.

✧✧✧

Pukul delapan malam lewat seperempat menit. Surat dalam genggaman tangan seseorang terjatuh, melayang hinggap di lantai, bersamaan dengan tubuhnya yang terduduk di atas ranjang. Xiao Zhan ditangkap karena dirinya? Berita itu pasti dusta, jelas Wang Yibo tidak bisa mempercayainya. Tapi mau bagaimana? Bukti itu jelas merujuk pada kejadian tahun lalu. Wang Yibo menatap kosong, matanya pedas, hatinya bagai diiris sembilu. Ia menangis dalam senyap, terisak tanpa suara.

Ruangan itu hening, menyisakan sesak nafasnya. Wang Yibo beringsut, meringkuk di pojok kasur. Xiao Zhan ditangkap, dia ingin pergi tapi itu sama saja dengan bunuh diri. Dia tidak memiliki keahlian bertarung yang cukup baik. Jika boleh, biarkan ia yang menanggung kesalahannya.

Wajah Xiao Zhan melintas di hadapannya. Wajah yang tersenyum menatap ke arahnya. Suara serak Xiao Zhan seperti terngiang di telinganya, berteriak melarang ia pergi ke Yamagata. Bibir lembut yang pernah mencuri ciuman pada kali pertama mereka bertemu. Kecupan singkat saat pertama kali tiba di Jepang. Wajah lelah Xiao Zhan saat tertidur disampingnya.

Wang Yibo menangis, memeluk lututnya, tergugu. Air mata mengalir membasahi pipi. Raganya yang telah bersiap untuk bahagia, berakhir seperti menghilang begitu saja.

Paginya, pukul lima lewat tiga puluh, di kediaman Wang. Bisu menjadi backsound suasana di rumah. Nyonya Wang menatap cemas pintu kayu dihadapannya. Sejak tiba kemarin malam, Wang Yibo sama sekali belum pernah keluar kamar, pun sekedar untuk mengisi perut. Nyonya Wang tau anak itu punya masalah, Shouma Kai memberitahunya perihal Xiao Zhan. Orang itu juga yang memantau kediamannya sejak Wang Yibo meninggalkan rumah.

Akhirnya, Nyonya Wang memberanikan diri mengetuk pintu, tiga kali ketukan tanpa respon. Ia beralih menekan gagang pintu yang ternyata tidak terkunci.

" Wang Yibo " Suara Nyonya Wang memecahkan keheningan beberapa saat.

Yang dipanggil tidak merespon. Ia diam mematung menatap keluar jendela. Dua kali perempuan tua memanggil namanya, namun ia tetap tuli.

" Kau ingin menyelamatkannya? " Tanya kali ini sepertinya berhasil mengambil alih pikiran anak laki-laki itu.

" Aku.. "

" Xiao Zhan adalah anak baik. Dia teman sekaligus kekasihmu. Hanya saat kau bersamanya aku bisa melihat ekspresi lain dari wajahmu, senyum tanpa paksaan dan tertawa tanpa beban. Hal yang menghilang semenjak kecelakaan itu. Tiap kali aku mencoba membuatmu tersenyum, kau mengakhirinya dengan diam dan pergi begitu saja. Sekarang kau bahagia 'kan? Xiao Zhan berhasil merubahmu, menyingkirkan bayangan kesepian dalam dirimu. Tidak ada yang salah jika kau pergi, bahkan jika itu artinya adalah bunuh diri. Kau jangan menyesalinya, karena penyesalan akan jauh lebih menakutkan "

Wang Yibo diam mendengarkan Ibunya bicara.

" Akan lebih banyak lagi hari-hari gelap yang kau lewati. Semua kenangan buruk dimasa lalu terbawa kemanapun kau pergi. Hari-hari menyakitkan dan bertambah saat ibumu meninggal. Ribuan hari kau lewati mungkin tak pernah ada sunrise sejati dalam hatimu "

Semburat merah matahari muncul di atas horizon. Warnanya berpendar-pendar menakjubkan. Bagian atas matahari mulai terlihat mengakhiri twilight.

" Kau lihat matahari itu? Dia tetap akan terbit indah seperti yang kita lihat sekarang. Mau sebenci apapun kau dengan hari-hari itu, matahari akan tetap memenuhi janjinya, terbit dan terbit lagi, tanpa peduli apa perasaanmu. Sungguh, jangan kau lawan hari-hari menyakitkan itu. Jangan pernah. Karena kau pasti akan kalah. Peluklah semuanya, dekap seluruh kebencian itu. Hanya itu cara agar hatimu damai. Tidak perlu disesali, tidak perlu membenci, buat apa? Tiga belas tahun kau hidup dibalik bayangan kematian ibumu, untuk apa dilawan? Masih ada hal indah di hari paling buruk sekalipun "

Wang Yibo terdiam. Perkataan Ibu tirinya benar sekali. Dia selalu melawan hari-hari itu, menyalahkan masa lalu, membenci hari-hari yang ia lewati, yang sebenarnya tidak bisa diubah sama sekali. Kalimat lembut Nyonya Wang telah menghancurkan benteng ego anak laki-lakinya. Selarik cahaya matahari mulai terlihat dibalik bayangan gedung-gedung tinggi.

" Nak, pergilah, jemput pemilik hatimu. Tak apa kau memiliki masa lalu hitam, semua orang bisa berubah. Kau punya kesempatan yang sama, menafsirkan ulang pemahaman hidupmu. Apakah kau Wang Yibo? Lan Wanji? Si anak emas? Atau kau akan lahir dengan sosok baru. Pergilah selamatkan dia. Jangan ragu walau sejengkal, jangan takut walau sebenang "

Wang Yibo menyeka bulir air di pipinya, semangat baru memenuhi rongga dadanya.

" Kau bisa melakukannya, aku akan membantumu dari sini "

Wang Yibo mengangguk pasti, dia bisa melakukannya. Keberanian datang dengan cahaya matahari terang. Dia takut, itu benar. Wang Yibo bahkan tidak tau bagaimana cara menyelamatkan Xiao Zhan. Tapi dia akan berusaha sebaik mungkin, sisanya ia serahkan pada pemegang takdir kehidupan.

Ibu tirinya benar, akan selalu ada hari-hari menyakitkan dan kita tidak tau kapan hari itu datang menghantam. Tapi akan selalu ada hari-hari berikutnya bersama dengan matahari terbit.

BERSAMBUNG..

𝐒now White - 𝘌𝘯𝘥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang