03

2.6K 464 12
                                    

POV PENELOPE

Akhirnya aku mendapatkan kebebasan ku setelah pergi dari rumah neraka itu.

Tapi, ketika aku membuka mata..

"Aku yakin sudah memberitahu mu untuk hidup setenang mungkin, seolah-olah kamu mati."

Seorang pria itu menatap ku dengan tatapan kebencian, seolah-olah aku adalah serangga menjijikkan.

Huh? Apa ini?

Dimana aku? Dan siapa orang ini?

Padahal aku baru bangun setelah ketiduran, tapi aku langsung berhadapan dengan orang asing.

"Ku dengar kau membuat keributan seperti anjing gila di pesta Kembali putra mahkota."

Tatapan dingin seperti ingin menendang ku sampai mati dan itu terlihat tidak asing.

Itu jelas seperti tatapan orang-orang yang selalu ku dapatkan di rumah neraka itu.

"Apa yang kau pikirkan ketika melakukan itu?"

Apa yang terjadi?

Lalu, muncul sebuah layar grafik putih dengan beberapa pilihan aneh di depanku.

[ 1. Bagaimana saya tahu?! ]

[ 2. Aku tidak memikirkan apapun. ]

[ 3. (Dengan nada yang menyedihkan) umm.. sebenarnya itu.. ]

Kenapa aku tidak bisa mengeluarkan suara ku, seolah suara ku tersangkut sesuatu.

Pria itu mengancam ku ketika aku hanya berdiam diri tanpa mengucap satu kata pun.

"Sebaiknya kamu menjawab ku sekarang."

Aku tidak tahu apa ini. Tapi,  jika aku tidak menjawab sekarang, aku mungkin mati. Dan tanpa sadar aku memilih angka ke tiga dari pilihan di layar.

"Umm.. sebenarnya itu.."

Apa ini?

Kata-kata ku keluar secara otomatis.

Aku masih tidak percaya apa yang baru saja aku katakan.

Aku tidak bisa menebak situasi seperti apa yang sedang aku hadapi saat ini.

Aku terbangun di tempat asing dan langsung berhadapan dengan orang asing yang mengancam ku. Tidak ada hal yang bisa saya pikirkan kecuali saya baru saja bangun dari tidur.

"Nah umm itu, lanjutkan!?"

Sepertinya pria ini tidak suka jawaban yang tidak lengkap. Karena dia memerintahkan ku untuk mengatakan semuanya dengan benar.

Dan saat itu, layar muncul kembali dengan beberapa pilihan lain.

[ 1. Maafkan saya. Saya akan bertindak dengan benar lain kali. ]

[ 2. Itu karena kesalahan pelayan bodoh itu. ]

[ 3. Pelayan rendahan itu mengejekku, seorang wanita bangsawan! ]

Aku tidak punya waktu untuk berdiam diri dan memikirkan apa yang sedang terjadi sekarang.

Dengan buru-buru, aku memilih jawaban sambil melihat situasi saat ini. Meskipun aku tidak tahu apa-apa. Tetapi, aku harus mengatakan sesuatu dalam situasi ini.

Ini sama persis seperti saat aku mengalami semua yang menyakitkan itu.

"Aku minta maaf.."

"Kita tidak akan berdiri di sini sejak awal, jika kamu tidak melakukan sesuatu yang bisa di selesaikan dengan permintaan maaf sederhana."

Save My Sister From Death [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang