1. Senyum Arka

18 2 0
                                    

Alllo allo allo teman-teman.

Terimakasih atas waktu luangnya.


See you lope banyak-banyak untuk kalian.

And i miss you.
.
.
.
.
.
.
.
_

____________________''''____________________
Hadiah terindah yang kau berikan kepadaku yaitu senyumanmu saat melihat diriku. candu.
_________________ Arka __________________

Tak lama setelah Bima ke kantin akhirnya ia kembali ke kelas dengan membawa banyak camilan di tangannya dan juga minuman bersoda untuk dirinya dan Arka.

"Nih buat lo, tapi buat gue juga, hehe."

"Makasih."

"Ck sama-sama. Senyum ka senyum, senyum tuh kayak gini, hiii," ucap Bima sambil menujukkan deretan giginya.

Arka hanya diam tanpa menjawab ucapan Bima, nanti kalau diteruskan panjang ceritanya.

Mereka pun memakan makanan dari kantin dengan tenang, hingga bel masuk pun berbunyi, dan pelajaran yang tak kunjung selesai akhirnya selesai juga.

Bel pulang pun berbunyi, membuat murid yang mengantuk langsung melebarkan matanya untuk segera pulang.

"Baik anak-anak sekian untuk hari ini, kalian bisa pulang. Selamat sore semuanya," ucap Bu Ita yang diketahui guru bahasa yang mengajar di kelas Arka 11 IPA 2.

"Bim, gue cabut."

"Eeh ka tunggu dulu, lo nggak mau bareng gue aja?"

"Nggak, gue duluan."

"Yahh belum di jawab juga, ditinggal gitu aja. Emang nya kudu ekstra sabar ngadepin sahabat kayak es batu dingin banget."

Arka pun menunggu di halte bus seperti biasanya, dan seperti biasa pula para siswa siswi yang melewati Arka menatap Arka penuh dengan bahagia seakan melihat malaikat yang turun dari langit saja.

"Arka tuh lagi nunggu bus sendirian,"

"Iya samperin ah,"

"Nggak usah deh nanti malah pingsan lo liat Arka dari deket,"

"Aaaa my Arka, lihatin dia dari jauh aja udah bikin jantung diskoan apalagi kalau deket dugem nggak tuh,"

"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan,"

Dan bla bla bla

Bisikan-bisikan yang mereka lontarkan kepada teman satu sama lain masih bisa di dengar Arka, tetapi bukan Arka namanya kalau ia peduli dengan hal itu.

Dan tentang bagaimana Asya pulang, ia pulang dengan bus yang datang lebih dulu sebelum bus Arka datang.

Untuk pulang pun mereka membuat kesepakatan untuk tidak bersama.

Dengan satu alasan yang kuat lagi Asya menyembunyikan fakta bahwa ia adiknya Arka, sampai ia lulus kalau bisa. Itu adalah harapan Asya saat ia sudah siap bersekolah di sekolah yang sama dengan Arka.

ANTARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang