Jika kau lupa akan cerita kita, maka akan ku buat cerita baru dengan kenangan lama bersamamu.
---------------- Arka ------------------
"Again?" bingung Antari.
Diam, Arka hanya diam.
Ia masih dengan posisi menundukkan kepalanya di lutut Antari. Sedangkan Antari ia juga diam, namun ia ingin bertanya lebih jauh lagi, ia penasaran."Kapan gue terluka?" akhirnya Antari bertanya.
Arka mendongakkan kepalanya menatap Antari.
"Dulu. Lupa?" tanya Arka.
"Dulu? Kapan?" jawabnya bingung.
"Kamu beneran lupa?" tanya Arka sekali lagi.
"Maybe?" jawab Antari.
"Aya," panggil Arka pelan secara tiba-tiba.
Nama itu, lagi. Sukses membuat kepala Antari sakit. Entah mengapa ia sangat sensitif jika mendengar nama itu.
Ia memegangi kepalanya menahan rasa sakit, berusaha untuk tidak berteriak di depan Arka. Arka yang melihat itu panik, ia tahu kalau Antari sedang menahan rasa sakit karena terlihat jelas di wajahnya.
"You okay?" tanya Arka khawatir.
"I'm okay."
Sementara di taman belakang sekolah.
Nampak Lena sedang menenangkan Asya yang mengamuk tidak jelas, Bima hanya menonton menunggu Asya meredakan amarahnya. Ia tidak tahu mengapa ia mengikuti Asya dan Lena bukan mengikuti Arka.
"Al tenang ya..lo jangan emosi mulu ntar cepat tua lho," ucap Lena sembari mengusap-usap pundak Asya.
"Nggak bisa Len, si Mita itu beraninya dia celakain Kak Anta," ucap Asya masih sedikit marah.
"Iya gue tahu Al, tapikan Kak Arka udah nolongin Kak Antari. Pasti baik-baik aja," Lena berusaha menenangkan Asya.
Asya sudah mulai meredakan amarahnya, terlihat dari wajahnya yang sudah sedikit rileks. Hening tidak ada yang bicara, sehingga Bima membuka suara.
"Antari siapa lo?" tanya Bima penasaran.
"Kakak gue," jawab Asya spontan.
"Bukannya kakak lo cuma Arka ya?" tanya Bima lagi. Karena setahu dia Arka tidak punya saudara lagi, yah mungkin cuma Asya pikirnya. Apa ada saudaranya lagi yang belum Arka ceritakan kepadanya?
Asya kaget bagaimana kakak kelasnya ini tahu kalau ia adiknya Arka? Namun ia langsung mengerti kala Bima kembali berucap.
"Arka yang ngasih tahu gue."
Asya mengangguk.
"Udah gue anggep kakak gue sendiri," jelasnya kepada Bima.
"Tunggu-tunggu. Kak Arka kakak lo Al?" kali ini Lena yang bertanya, ia sungguh tidak tahu kalau Asya mempunyai kakak yang bersekolah di sini juga.
Asya hanya mengangguk mendengar pertanyaan dari Lena.
"Serius?" tanya Lena sekali lagi, hanya memastikan.
" Iya Lena sayang."
"Antari saudara kalian?" tanya Bima lagi, ia masih penasaran sungguh.
"Bukan, panjang ceritanya. Tanya kak Arka aja deh," Asya sudah tidak mood untuk ditanyai lagi, ia ingin kembali ke kelas saja.
Tanpa berkata apapun, Asya berdiri dari duduknya lalu pergi begitu saja menuju kelasnya. Lena yang melihat Asya pergi juga ikut berdiri, tapi sebelum itu ia berpamitan dengan Bima.
" Emm kak aku pergi dulu ya mau nyusul Alisya," pamit Lena.
Bima mengangguk. Lena pun pergi menyusul Asya.
Sedangkan Bima masih di tempatnya, ia bingung ada hubungan apa Arka dengan Antari si murid baru itu. Ia belum pernah melihat Arka marah kepada orang lain, apalagi tadi aura Arka terlihat sedikit menakutkan.
Jika nanti ia bertemu Arka ia harus bertanya kepada orangnya langsung. Setelah berperang dengan pikirannya sendiri, ia pun pergi menuju kelas karena bel masuk sudah berbunyi.
///
Setelah mengobati Antari, Arka memilih untuk mengantar Antari ke kelasnya. Awalnya Antari menolak, namun Arka memaksa sehingga Antari hanya bisa menurut.
"Gue udah nyampe, udah sana balik," usir Antari setelah ia sudah sampai di depan kelas.
Arka mengangguk, ia pun kembali ke kelasnya.
Tak lama setelah Antari duduk di bangkunya, guru datang. Di dalam kelas saat pelajaran Antari tidak mendengarkan penjelasan guru, ia masih penasaran siapa sebenarnya Arka ini.
Seingatnya ia tak pernah bertemu dengan Arka, namun saat Arka berada di dekatnya ia tidak merasa risih, karena Antari ini tipe yang kalau tidak kenal dengan orang ia akan merasa risih saat berada di dekat orang tersebut.
Saat di UKS ia ingin bertanya lebih, apa maksudnya kalau ia akan terluka lagi maka Arka akan sedih. Memangnya kapan ia terluka?
Dirinya benar-benar tidak ingat. Saat ingin menanyakan semua itu tiba-tiba bel masuk berbunyi, ia pun mengurungkan niatnya. Dan Arka tanpa persetujuan darinya menarik tangannya untuk keluar UKS menuju kelasnya.
•••
Segitu dulu untuk hari ini.
Maaf kalau jarang update, cah sibuk emang. canda.
Bye bye
25/12/23.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARKA
Short Story"Aku tidak akan melepaskanmu untuk yang ke-dua kalinya." •Arka• "Jika aku kembali dan bertemu dia lagi, aku pasti akan menetap di sisinya. Aku janji." •Antari•