7. Kantin

3 1 0
                                    

Jangan lupa vote
kawan-kawan
•••
Terlihat suasana kelas sangat ramai dikarenakan guru yang mengajar hari ini sedang ada rapat, alhasil kelas mereka jam kosong.

"Al, ke kantik yuk," ajak Lena kepada Asya.

Ya kelas tersebut adalah kelas Asya, mereka memang selalu ramai saat jam kosong.

"Yuk Len."

Ke duanya kini sudah sampai di kantin, suasana kantin masih sepi karena memang ini masih jam pelajaran.

"Lo mau pesen apa Al, biar gue pesenin."

"Gue bakso aja yang pedes ya Len sama es teh."

"Oke."

Sembari menunggu Lena, Asya memainkan ponselnya.
Tak lama kemudian Lena datang bersama dengan ibu kantin dengan membawa bakso yang ia pesan serta soto kesukaan Lena.

"Wih enak nih Len, merah banget sambalnya," ucap Asya kepada Lena setelah menatap bakso yang ia pesan penuh dengan warna merah akibat sambal yang sangat banyak.

"Hih! Ngeri gue Al lihatnya, perut gue udah mules duluan," balas Lena.

Asya hanya tersenyum menanggapi ucapan Lena.
Mereka makan dengan sesekali diiringi tawa keduanya.
Hingga suara kursi disamping Asya yang di tarik membuat keduanya menghentikan tawa mereka.

"Kak Anta!" Asya refleks menyebutkan nama orang yang duduk di sebelahnya.

"Hmm, hai," balas Antari dengan keterkejutan Asya saat melihat dirinya.

"Kakak ngapain disini?" tanya Asya.

"Laper."

"Kakak bolos?"

"Nggak."

"Terus?"

"Izin toilet."

"Hah?" bingung Asya dengan jawaban Antari, ia sungguh tak mengerti apa maksut dari jawaban singkat Antari.

"Gue izin ke toilet bentar sama guru, karena gue laper jadinya yah..ke kantin sekalian, toh juga bentar lagi bel istirahat."

"Ohh."

"Siapa?" tanya Lena kepada Asya.

"Oh, ini Kak Antari kakak kelas kita, yang baru pindah itu."

"Yang rumornya badgirl cantik itu?"

"Iya."

"Wahh penampilan aslinya lebih keren dari rumornya," puji Lena kepada Antari, yang di puji hanya asyik memainkan ponsel sembari menunggu makanannya datang.

"Kak kenalin nama aku Lena Quenza panggil aja Lena," ucap Lena memperkenalkan dirinya dengan tangan terulur kedepan guna berjabat tangan.

Antari menjabat tangan Lena.

"Antari."

"Kak Anta..."

"No!"

Belum selesai Lena berbicara Antari sudah memotong perkataan Lena.

"Jangan panggil Anta, Tari aja atau An," ucap Antari menjelaskan melihat wajah Lena yang kebingungan.

"Oh..oke kak An."

"Kakak masuk kelas apa?" tanya Lena penasaran.

"11 IPA3, lo?"

"Aku 10 IPS1 sekelas sama Alisya."

"Oh," Antari hanya ber 'oh' ria karena memang ia tidak pandai mengajak orang lain mengobrol apalagi orang itu baru dikenalnya.

Sedangkan Lena ia melanjutkan makannya yang sempat tertunda, ia juga bingung ingin bertanya tentang apalagi kepada Antari.

Asya hanya mendengarkan obrolan mereka tanpa ada niat ikut berbicara.

Makanan Antari pun akhirnya sampai.
Ia memesan nasi goreng dengan es teh.

'Kring Kring Kring'

Bel tanda istirahat berbunyi.
Seketika kantin menjadi penuh dengan banyak siswa.
Antari yang tidak suka keramaian berdecak pelan melihat suasana kantin yang sangat riuh.

"Ck!"

Hampir semua siswa menuju kantin guna mengisi perut mereka yang sudah lapar.
Tak terkecuali Arka dan Bima.

"Ka lo cari tempat duduk ya..gue pesen makanan dulu," ucap Bima kepada Arka.

"Oke," Arka mengangguk.

Saat ingin mencari tempat duduk netra hitamnya tak sengaja melihat seseorang dengan warna rambut yang tidak biasa.
Antari. Ya dia adalah Antari, sahabat masa kecilnya.

Ia melihat Antari duduk disana bersama dua orang.

Untuk kedekatan Antari dengan Asya, Antari sendiri tidak mengerti karena biasanya ia tidak akan mengakrabkan diri dengan seseorang yang baru ia temui. Ia hanya merasa nyaman saja dengan Asya.

"Asya?" kaget Arka melihat orang yang duduk di sebelah Antari adalah adiknya.

Asya yang merasa diperhatikan seseorang kepalanya mencari-cari siapa orang tersebut. Ingat Asya sangat peka dengan keadaan sekitar. Sangat!

Ia menemukan kakaknya sedang melihat kearahnya, ah lebih tepatnya kearah seseorang yang berada disampingnya yaitu Antari.

Mata Asya dan Arka bertemu, Asya tersenyum saat ia melihat kakaknya yang terlihat kebingungan dimatanya.
Ia pun mengkode kakaknya untuk duduk di meja depannya yang kebetulan masih kosong.

Arka yang mengerti isyarat yang diberikan adiknya pun berjalan ke arah meja yang diarahkan Asya.

Ia duduk di meja yang dihalangi kursi menghadap adiknya.
Tak lama kemudian Bima datang membawa makanan.

"Wah rame bener ni kantin setiap hari, hampir tiap hari gue sesak napas setiap beli makanan," gerutu Bima setelah dirinya mendudukkan bokongnya di kursi depan Arka. Alhasil ia membelakangi Asya.

"Ka nih minuman lo, lo nggak laper?" tanya Bima kepada Arka, karena sahabatnya ini tidak memesan makanan hanya memesan minuman bersoda.

"Belum laper," jawab Arka yang masih setia memandangi Antari.

Di kursi lain.

Antari yang merasa terus diperhatikan Arka merasa risih sendiri. Entah yang diperhatikan dirinya atau Asya, ia sungguh tidak nyaman.

"Al, lo kenal sama dia?" bisik Antari kepada Asya.

"Panggil Asya aja kak," Asya juga membalas ucapan Antari dengan berbisik.

"Kenal," jawab Asya melanjutkan ucapannya.

"Pacar lo?"

"Bukan!" jawab Asya sedikit berteriak sehingga membuat sebagian siswa menoleh kepadanya. Ia hanya tersenyum saat di tatap oleh banyak siswa. Malu!

"Ada apa Al?" tanya Lena yang juga terkejut dengan teriakan Asya yang tiba-tiba.

"Hahaha."

Terdengar suara tawa tidak cukup keras namun mampu membuat Arka dan Bima mendengarnya, sehingga Bima menolehkan kepalanya ke belakang.

•••
Sampai jumpa di chapter selanjutnya🕊
See you 🌻
Jangan lupa bintangnya kakak!🎈

22/05/23

ANTARKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang