Semua murid berhamburan untuk keluar kelas dikarenakan memang sudah waktunya pulang.
Begitu juga dengan Asya dan Lena.
"Al lo naik bus lagi?" tanya Lena.
"Iya."
"Bareng gue aja Al, hemat ongkos."
"Nggak usah Len. Lagian rumah kita beda arah ya, gue nggak mau nyusahin lo, udah sana."
"Ini beneran nggak papa gue tinggal?"
"Nggak papa Lena, udah sana pulang."
"Yaudah kalau gitu gue duluan ya."
Asya mengangguk sembari melambaikan tangan.
•••
Saat Antari ingin menuju parkiran montor tangannya dicekal oleh seseorang.Ia refleks menghentakkan tangan itu, takut-takut kalau orang tersebut macam-macam padanya.
"Lo!"
Kaget Antari saat berbalik mendapati Arka orang yang memegang tangannya.
"Bareng aku aja ya?" tawar Arka.
"Nggak, gue mau pulang sendiri," tolak Antari.
"Bareng aja. Nanti kalau kenapa-kenapa gimana?"
"Nggak akan kenapa-kenapa, gue bisa bawa motor sendiri."
"Sejak kapan bisa naik montor?" tanya Arka penasaran.
"Bukan urusan lo!"
Antari langsung berlalu dari hadapan Arka.
Tapi bukannya Arka pergi, ia malah mengekori Antari sampai parkiran motor."Lo ngapain ngikutin gue?"
"Nebeng."
"Hah?" bingung Antari. Apa-apaan maksutnya cowok satu ini.
"Aku ikut kamu, anterin aku pulang."
"Nggak! Lo bawa motor lo sendiri, lo mau tinggal motor lo di sekolah?"
"Aku nggak bawa motor."
"Terus ngapain lo tadi nawarin gue pulang bareng lo!" Antari geram sendiri.
"Naik bus. Aku nawarin kamu pulang bareng naik bus."
"Gue nggak mau tahu. Lo jauh-jauh sana gue mau pulang."
Arka segera mencekal tangan Antari saat ia akan menaiki motornya.
"Aku ikut."
"Nggak ya. Lo naik bus aja."
"Kalau nggak mau.."
Arka menjeda kalimatnya. Mendekatkan wajahnya pada telinga Antari.
Sedangkan Antari diam tak bergeming, memasang raut wajah yang biasa saja, datar."I will kiss you here," Arka melanjutkan kalimatnya.
"Gila!" Antari mendorong Arka agar menjauh dari telinganya.
Antari mengalah, ia tidak habis fikir dengan manusia satu ini.
"Yaudah cepet boncengin gue."
Arka mengangguk dengan tersenyum sangat indah, hingga membuat sebagian murid yang masih berada di parkiran menutup mulutnya tak percaya bahwa Arka bisa tersenyum semanis itu.
Termasuk Bima. Bima menyaksikan kejadian awal perdebatan mereka hingga akhirnya Arka membonceng Antari keluar dari gerbang sekolah.
"Si Arka bisa bucin juga." monolognya pada diri sendiri.
•••
Asya sampai di rumahnya, ia merebahkan tubuhnya di sofa depan televisi.Menenangkan fikirannya saat mengingat kejadian di kantin tadi pagi.
"Capek banget. Kak Anta udah sampai rumah apa belum ya? Tangannya nggak kenapa-kenapa kan? Duh jadi khawatir."
Ia lupa menghubungi kakaknya tadi untuk menanyakan kabar Antari. Ia akan mencoba mengirim pesan pada kakaknya, kenapa juga kakaknya jam segini belum pulang. Biasanya Arka akan pulang lebih dulu dibanding dengan dirinya.
Kak Ar💣
Kak dimana?
Tak butuh waktu lama chat yang Asya kirim langsung mendapat balasan.
Ada urusan sebentar.
Kak Arka sama kak Anta?
Iya.
Tangan kak Anta udah diobatin?
Udah tadi
Yaudah deh. Hati-hati, jangan sampai kak Anta kenapa-kenapa. Apalagi sampai luka!
Iya bawel.
Setelah mendapat balasan dari kakaknya. Asya merasa mengantuk, ia pun memejamkan matanya guna mengistirahatkan pikirannya dan karena lelah juga.
•••
Disisi lain.Bukannya menuju rumah, Arka malah mengajak Antari untuk mampir ke sebuah tempat.
"Lo ngapain bawa gue kesini hah?"
Sekian terima like dan juga saran.
See you.
08/03/24.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARKA
Short Story"Aku tidak akan melepaskanmu untuk yang ke-dua kalinya." •Arka• "Jika aku kembali dan bertemu dia lagi, aku pasti akan menetap di sisinya. Aku janji." •Antari•