Hallo
Assalamu'alaikum semua
Gimana cerita sebelumnya? Suka gk sama ceritanya?
Yang suka jangan lupa lanjut ke part² selanjutnya
Okey..
"Gue suka Lo yang ceria ay. Pertahanin senyuman Lo itu jangan boleh pudar. Ingat dunia masih butuh kita untuk menjadi lebih baik dan pulang dengan amal yang cukup."
Alderen Mahendra Pramana.Alderen hanya melihat Ayara berlarian saat ombak menghampiri sang empunya. Seperti,bermain kejar-kejaran. Namun bedanya Ayara dengna ombak pantai. Alderen senyum lebar ia ingin gadisnya itu seperti yang sekarang Alderen liat. Ha? Gadisnya? Apakah Alderen mengeklaim Ayara gadisnya?
"Alderen!"panggil Ayara dari kejauhan.
Alderen menghampiri Ayara, yang masih ditepi pantai."Apaan?"
"Sini." Pinta Ayara memundurkan tubuhnya.
"Hm iya ini gue udah disini." Sahut Alderen memajukan
"Sinian lagi."titah Ayara memundurkan lagi. Sampai Alderen dekat denganya. Membuat badan Ayara mempungkuk.
Byurrr
Satu guyuran air mengenai wajah Alderen. Siapa lagi pelukannya kalau bukan Ayara. Membuat Ayara tertawa terbahak-bahak.
"Berani hm?"tanya Alderen tak mau kalah dengan ayara. Ia meraup air dengan kedua tangannya dan membalas perbuatan Ayara tadi.
Membuat keduanya menciprati satu sama lain. "Udah dong Lo nyipratin gue banyak banget." Pekik Ayara.
"Bodo, Lo duluan yang mulai."sahut Alderen dengan nada yang agak meninggi agar Ayara dengar. Karna jarak mereka sedikit jauh.
"Marah nih gue!" Ancam Ayara. Biarin Ayara dibilang lebay emang ini sifatnya. Alderen juga tak mempersalahkan sifat nya.
Alderen yang mendengar perkataan Ayara langsung berlari kearahnya. "Ya jangan dong kan cuma becanda."lesuh Alderen.
"Tapi boong."ucap Ayara berlari menjauh dari Alderen.
"Berani Lo sama gue ya."
"Ngapain takut."pekik Ayara yang masih berlari karna Alderen mengejarnya.
Happ
Alderen berhasil menangkap pelakunya. "Kena Lo. Berani hm?"
Ayara tertawa terbahak-bahak saat Alderen menggelitik perutnya. "Ampun gak Lo?"tanya Alderen yang ikut tertawa.
"Ampun! Udah gue gak kuat, haha."
Alderen menyudahi menggelitiknya dan memegang bahu Ayara mengahadap kearah Alderen. "Seneng?" Yang diangguki oleh Ayara.
"Seneng banget. Makasih udah mau berteman sama gue, gatau lagi kalau gada Lo." Ayara menunjuk dada Alderen. "Disamping gue." Lanjutnya menunjuk dirinya sendiri.
"Sttt Stop, jangan pernah Lo ngerasa gada yang peduli sama Lo selain gue okey." Jelas Alderen mengeratkan cekalan dibahu Ayara. Bukan kekerasan melainkan menguatkan.
"Emang bener kan."
Alderen menggeleng keras. "Inget kata-kata gue. Mereka bukan gk peduli sama Lo. Kalau mereka gk peduli sama Lo. Orang tua Lo aja nih, semisal orang tua Lo gk peduli udah dari dulu Lo dibuang dan disingkirkan dari rumah mereka."ujar Alderen menasehati Ayara.
"Percuma kenapa gk dibuang aja gue. Kalau lebih bahagia dibuang dari pada bertahan tapi menyakitkan."ucap Ayara.
Alderen dibuat bungkam oleh ucapan Ayara. Ia mengedarkan pandangannya, seperti mencari sesuatu. "Mau es kelapa gk?"tawar Alderen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Insan Yang Terluka
Teen FictionCERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ ⚠️SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW ⚠️ Dua insan yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Keduanya hanya bisa saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan agar tidak kenal apa itu,le...