Hallo
Assalamualaikum semua.
Semoga kalian suka dengan cerita selanjutnya ya.
"Dipaksa tegar dengan keadaan yang tak mendukung
Itu sakit Al."
Ayara Atmajaya Erlangga.
Dua remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas. Mereka saat ini berapa dipantai tempat favorit dua insan tersebut untuk menghilangkan pikiran yang sudah datang sejenak.Ia adalah AYARA ATMAJAYA ERLANGGA dan ALDEREN MAHENDRA PRAMANA. yang bisa dipanggil AYA dan Al maupun Alderen.
Dua insan yang tak pernah mendapatkan kasih sayang kedua orang tua.Mereka hanya dibesarkan oleh asisten rumah tangga mereka.
Orang tua yang gila kerja demi mendapatkan banyak uang dan bersaing dengan perusahaan lain. Itu hobi kedua orang tua Aya dan Al.
Namun yang tidak pernah kedua orang tua mereka sadari sampai detik ini. Ialah anak-anak mereka yang harus menahan sakit yang di derita.
Setiap malam harus merasakan sakit yang luar biasa. Minggu ke Minggu harus kerumah sakit. Kedua orang tuanya tak menyadari hal itu dan penyakit yang diderita anak mereka.
"Besok jadwal Lo cuci darah."celetuk Alderen. Memecah keheningan yang menimpah keduanya.
Aya yang semula menikmati hembusan angin yang membuat rambutnya berkibar. Hingga, menutupi wajahnya lantas menoleh ke Alderen. "Iya."sahut Aya kembali menghadap kearah pantai sembari menunggu sunset.
Alderen menghelang nafas panjang. "Jangan pernah tinggalin gue, apalagi untuk selamanya."kata Alderen menatap Aya.
"Gue akan pergi ketika kedua orang tua gue sadar akan semuanya Al."ucap Aya. Masih setia menatap sunset yang akan membentuk langit-langit yang Aya suka sekali.
Tak hanya sunset saja yang mereka suka. Namun hujan pun keduanya suka sangat-sangat suka. Mereka dua insan yang memiliki persamaan.
"Besok gue anter Lo."
Aya terkekeh kecil. "Kan emang Lo yang selalu anter gue setiap cuci darah dan Lo orang terdekat gue yang tau akan hal ini." Kata Aya dengan senyum manis tidak dengan hatinya yang sakit yang mulai dalam.
Alderen mengangkat tanganya untuk meraih wajah Aya dan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu dengan senyuman yang tak kalah manis.
"Jangan pernah Lo ancurin kepercayaan gue ya?"ucap Aya mengakat tanganya dan melengkungkan jari-jarinya kecuali,kelingking.
"Janji." Alderen menyatukan kelingkingnya dan kelingking Aya.
Mereka langsung tertawa lepas. Lalu merentangkan tangannya dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
"Yeee sunset nya keliatan."jingkrak Aya.
Alderen hanya tersenyum melihat kelakuan Aya yang menutupi kesedihannya dengan tertawa lepas. Sama halnya dengan Alderen pun juga.
Langit mulai menggelap dua remaja tersebut memilih untuk pulang. Karna tidak baik untuk keduanya berlarut-larut di pantai yang udara semakin dingin.
"Mau makan dulu apa langsung pulang?"tanya Alderen.
"Gk deh langsung pulang aja,capek."jawab Aya yang memang badannya pegal semua.
"Yaudah pulang tapi Lo harus langsung istirahat. Jangan kecapean."pinta Alderen.
Aya mengaguk." Lo juga sama jangan kecapean. Abis anter gue langsung pulang. No keluyur-keluyuran apa lagi nongkrong sama temen-temen Lo."cerocos Aya.
Alderen meraup wajah Aya." Iya. Begitu sayangnya Lo sama gue." Ucapnya dengan kekehan melihat Aya memanyunkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Insan Yang Terluka
Roman pour AdolescentsCERITA INI MURNI PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ ⚠️SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW ⚠️ Dua insan yang tak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua mereka. Keduanya hanya bisa saling menguatkan satu sama lain untuk bertahan agar tidak kenal apa itu,le...