ELEVEN

792 76 17
                                    

Thai dan Indo berjalan pulang. Hari ini adalah hari yang paling melelahkan bagi Thai karena dia baru saja menjalani hukuman dari OSIS, salah dia juga sih. Suruh siapa coba tawuran (eh lupa, gue juga suka tawuran 🗿).

Di perjalanan, mereka bertemu dengan sesosok negara dengan memakai sebuah ushanka. Ushanka itu mirip seperti milik USSR, walau ukuran tubuhnya lebih kecil daripada USSR. Tapi karena Indo dari dulu sudah diajari NAZI untuk menyerang siapa saja yang berhubungan dengan USSR. Maka, Indo pun menyerang negara itu.

Dia memukul kepala negara itu dari belakang dengan menggunakan kayu di sebelahnya.

BUAGH!

Negara itu pingsan ditempat. Thai yang melihatnya hanya bisa speechless. Dia berusaha membangunkan anak itu. Tapi ditahan oleh Indo.

"Kak, dia bahaya!" Indo mencekal tangan Thai dengan sangat erat.

"Tapi dia pingsan dek, kita harus nolong orang yang kayak gini" (tumben 🗿).

"BAHAYA!" Indo menyeret Thai.

"Emh... Kamu pulang duluan sana, kakak mau cari Kak Singa dulu" Thai melepas cekalan Indo.

"Pulang cepat" Indo langsung berjalan pulang.

'Gila ni anak, pingsan ini...' Thai membatin khawatir. Mana dia itu anaknya Pak Soviet lagi! Gawat...

Thai pun menggendong anak itu pulang bersamanya sebelum diketahui oleh ayahnya. Setelah sampai di mansion papanya, dia langsung membawa anak itu dikamar papanya.

"Pa, titip Russia ya pa, tadi kepalanya habis dipukul Indo"

"Lah, tuh anak ngapa dah?" tanya ASEAN sambil memeriksa berkas-berkasnya.

"Entah, dia bersikap aneh saat bertemu Russia, aku gatau kenapa?"

"Ya udah taruh aja, nanti papa urus sendiri"

"Baik" Thai meletakkan Russia diatas kasur kamar ASEAN. Kemudian dia pergi ke kamarnya. Indo mungkin sudah menunggunya.

Dikamar, Thai sudah disambut Indo yang sedang membaca buku. Oh, anak yang rajin~ (ga kayak aku🗿). Thai langsung mendekatinya dan melihat apa yang sedang dibaca oleh Indo.

『Cinta Terhalang Matematika』

Thai memasang muka bego. Dia ga paham sama selera Indo. Akhirnya dia bertanya pada Indo.

"Indo, kamu suka cerita kek gini?" tanya Thai.

"Ya"

"Apa sih serunya?" Thai bertanya lagi. Indo menggeleng.

"Kalo ga seru kenapa dibaca?"

"Biar ga bosen"

"Buku itu nemu dimana?"

"Kamar Kak Singa"

...

*BRAKK!!

"WOI SINGA! LO YA YANG NGASIH BUKU CINTA MTK ITU KE INDO?!"

"H-hah, enggak! L-lo jangan ngadi-ngadi ya!" Singa mengelak.

"Halah tai!"

"E-eh, b-bentar Thai, i-itu apaa? K-kau mau apa sama itu— THAI!!!!! AAAAAAAAAAA!!!!!! IYA AMPUN WOYYYY!!!! BESOK KGAK GUA KASIH LAGI JANJI!!!! AAAAAAA!!!! PAPAAA!!!!!" Singa berteriak kencang. Semua orang dipantai bawah dan Indo yang nongkrong di depan kamar Singa terheran-heran. Ada apa dengan mereka. Pintu kamar mereka ditutup dan Singa berteriak-teriak di dalam bersama Thai. Menurut kalian mereka kenapa? Yap, betoll.

Indo memberanikan diri masuk ketika susana kamar Singa kembali hening. Di dalam dia melihat Singa yang tepar dan Thai yang keluar sambil membawa—

"Kak Thai ngapain bawa tongkat baseball?"

"Buat hukum Kak Singa, dia ngasih kamu buku yang ga bener. Umurmu yang segitu ga cocok buat baca begituan. Sini balikin"

"Ya" Indo menyerahkan bukunya ke Thai dan pergi dari kamar itu meninggalkan Singa yang tepar. Sungguh kekasih yang kejam 🗿.

~TBC

Udah, lunas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIES || CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang