Chapter 1

5.6K 235 59
                                    

Aaakkkhhh...

SSAAKIITT..

HUUHH..

HAAAHH..

EEGGHHH...

HUUUHHH..

AAAKKKHHH..

EEEGGHHH..

Teriakan kesakitan memenuhi ruang bersalinan, dimana seorang pemuda berjuang untuk melahirkan seorang anak yang ia kandung selama 9 bulan seorang diri tanpa ada siapa pun di sisinya.

" ayo,, tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan.." ucap sang bidan.

AAAHHH..

HHAAAAHH..

EEGGHHH...

SAKITTTT...

HUUHH..

HAAHH..

EEGGHHH..

PAAAPAAAAA!!!!

Tangisan bayi pun pecah di selingi dengan tangisan haru sang pemuda.

" selamat nak, anakmu berjenis kelamin laki laki.. tampan sehat dan sempurna."

" terima kasih Ibu bidan." Senyum indah di wajah lelah itu, melahirkan tanpa adanya seorang di sisinya.

" biar saya bersihkan dulu Bayi nya."

Ibu Bidan pun pergi membersihkan tubuh bayi mungil yang baru saja beberapa menit lalu di lahir kedunia.

Setelah bayi selesai di bersihkan dari darah dan kotoran yang menempel di tubuh sang bayi. Ibu bidan pun membawa kembali bayi tampan itu kehadapan sang Ibu.

" hay,, ibu.. anak tampanmu sudah wangi dan bersih. Sekarang waktunya minum Asi."

Senyum merekah mendarat di wajah pemuda yang baru saja menyandang status sebagai seorang Ibu muda saat melihat kedatangan Bayi yang sudah ia pertahan kan selama ini.

" selamat ya nak,, kamu sudah berhasil melahirkan anak mu dengan selamat. Walau kamu seorang pria tapi kamu mampu melahirkannya secara normal, bahkan kamu memiliki kelebihan seperti seorang wanita."

" saya sudah berdamai dengan keadaan saya yang seperti ini sejak lama Bu bidan. Entah saya seorang laki-laki atau pun seorang perempuan. Saya menerimanya sebagai belas kasih Tuhan untuk saya."

" kau anak yang sangat baik, nak. Biar saya bantu cara yang baik untuk memberikan Asi pada Bayi mu." menaruh bayi mungil di atas ranjang samping pasiennya.

" bersandarlah lebih dulu, karna kamu melahirkan secara normal dan tidak mendapat jahitan sedikit pun, kamu tetap harus hati-hati dengan luka di bagian lubang Vagina mu."

" baik Bu bidan."

Ibu bidan pun Membuka beberapa kancing baju si pemuda dan membasuh payudara di bagian puting yang cukup besar dengan kapas yang di campur dengan air hangat.

Mengarahkan mulut bayi mungil yang sudah berada di pelukan sang Ibu ke arah payudara yang sudah mengeluarkan Asi, dengan sekali masuk. Si bayi mungil sudah pintar mencari sumber kehidupannya dan menghisapnya dengan sangat kencang.

" nah,, apa sudah di hisap oleh Bayi nya? "

" sudah Ibu bidan."

" baiklah,, saya tinggal dulu. Jika terjadi sesuatu panggil saya saja."  Bu bidan pun pergi.

Memandang lekat wajah putranya yang sangat mirip dengan Papa kandungnya. Mengelus lembut pipi Bayi mungilnya dengan air mata yang terus saja membasahi pipinya.

PapaKu Ayah Anakku || Proses Revisi Rombak Ulang Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang